Devi Ariani
Pemerhati umat
Melihat kondisi disekitar banyaknya generasi yang berprilaku menyimpang dan bebas serta melakukan kriminalitas (seperti pacaran, tawuran, geng motor) dengan melihat usianya yang dibilang cukup muda.
Hingga Akhlak dan sopan santun terhadap orangtua pun jadi hilang, sholat pun kalau di paksa dan itupun membantah orangtua dulu ,di karenakan pendidikan yang diberikan hanya mampu sebatas duniawi saja. Sehingga membuat orangtua merasa khawatir dengan melihat rusaknya generasi saat ini.
Dalih dalih agar generasi tidak rusak dan semakin parah dan menginginkan generasi berakhlak yang mulia serta berperilaku yang baik maka para orangtuapun memasukkan anak kepondok pesantren. Bahkan dengan memasukkan ke sekolah swasta dengan mengharapkan nantinya anak-anak mereka diajarin dan dibekali ilmu agama.
Apakah pondok pesantren atau sekolah swasta dapat menjamin? Padahal pondok pesantren maupun sekolah swasta tidak menjamin anak bisa menjadi generasi yang bertakwa. Dengan melihat setelah libur mondok dan pulang kerumah anak pasti berinteraksi dengan lingkungan sekitar hingga nostalgia dengan masa masa sebelum masuk pondok yang dimana tidak mencerminkan anak yang berakhlak. Seperti sibuk main hp, nonton sehari dan bermain sama teman, dan lupa untuk muraja'ah lagi sholat pun ditunda-tunda karna dianggap berlibur dari segala hal yang sudah ada dipondok.
Dan ditambah orangtua yang telah menganggap anaknya terjaga dari hal hal yang tidak diinginkan. Padahal disisi lingkungan sekitar nya pun tidak baik baik saja ,masih banyak generasi yang tidak terdidik dengan islam hingga pergaulan nya pun masih rusak dan bebas.
Dan masyarakat pun cuek dengan hal itu dengan dalih yang penting bukan anak saya yang penting keluarga saya saja yang baik.
Inilah ulah dari sekularisme yang dimana memisahkan agama dari kehidupan, dimana generasi yang berakhlak baik di buat hanya sebatas individu saja.
Ditambah melihat kondisi negara yang tidak memberikan pendidikan islam secara menyeluruh, sekolah swasta hanya mampu di duduki oleh generasi yang mempunyai uang karna melihat mahalnya sekolah swasta. Belum lagi berkunjungnya dengan anak pun harus banting tulang, meski ada yang gratis tetapi itu pun tidak maksimal diberikan kepada anak.
Hingga orangtua hanya mampu memasukkan anaknya ke sekolah negeri yang dimana pelajaran agamanya kurang (hanya 2 jam) saja itu jika ada gurunya jika tidak ada ya tidak belajar.
Dan pelajaran disekolah pun diberikan hanya sekedar menggapai hal yang bisa menghasilkan sesuatu bernilai materi, dimana generasi berlomba lomba untuk mendapatkan nilai yang tertinggi, ijasah agar bisa kerja dan popularitas semata.
Bukan hanya itu generasi di buat sibuk dengan dengan hal yang duniawi saja.
Inilah penyebab dari kapitalisme yang memanfaatkan generasi hingga para guru pun ingin memberikan ilmunya pun sulit dengan kebutuhan mereka yang juga tidak dipenuhi. dan membuat orangtua semakin menjerit untuk memberikan pendidikan yang terbaik buat anaknya hingga harus terseok seok untuk mendapatkannya.
Pendidikan saat ini telah dijadikan ladang bisnis oleh orang orang yang tidak bertanggungjawab hingga menjadikan generasi menjadi korbannya padahal melihat itu adalah tanggung jawab negara menjamin pendidikan kepada generasi tetapi di Sistem kapitalisme sekulerisme ini sulit untuk didapatkan.
*Bagaimana islam dalam meriayah generasi yang bertakwa*
Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak dari setiap warga negara, dan negara berkewajiban memenuhi hak dari warga negara itu, mengutip dari hadis riwayat Imam Bukhari, “Masing-masing kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya. Seorang imam juga pemimpin dan bertanggung jawab terhadap rakyat yang dipimpin. Serta menjamin terhadap pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi seluruh warga negara itu secara gratis.
Khalifah mewujudkan dengan cara menyediakan berbagai sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dan berkualitas.
Fasilitas-fasilitas pendidikan, ruang-ruang sekolah serta sarana-sarananya, misalkan sarana laboratorium.
Termasuk penyediaan kurikulum pendidikan yang islami dan guru guru yang mampu menjadikan generasi yang bertakwa dan berakhlak mulia serta menjadikan ilmunya bermanfaat bagi yang lain dan menjadikan jiwa jiwa pemimpin dalam diri setiap generasi. Bagaimana kurikulum itu didesain agar bisa mencapai target dari tujuan pendidikan, tidak semata-mata ingin memenuhi permintaan pasar,
Hingga menekankan bahwa posisi guru sangat penting bagi masa depan generasi. “Tidak boleh ada polemik pembiayan gaji guru itu oleh pusat atau daerah. Semua itu adalah tanggung jawab negara.
Dalam Islam, pun guru dibayar sangat mahal. Di masa Umar Bin Khattab, gaji guru itu disetarakan dengan dinar yaitu sebanyak 15 dinar. “Satu dinar itu 4,25 gram emas. Jadi kurang lebih 30 juta,
Bahkan, di masa Abbasiyah, gaji pengajar itu adalah 1000 dinar per tahun atau 3,9 miliar per tahun atau kurang lebih 325 juta per bulan
“ Gaji ulama lebih besar lagi! Ulama yang mengajarkan agama digaji 2000 dinar atau kurang lebih 650 juta per bulan. Luar biasa besar gaji yang diberikan kepada orang-orang yang mengabdikan diri untuk pendidikan,”
Dalam Khilafah Islam, para guru ini akan mendapatkan Gaji itu, yang diambilkan dari kas Baitul mal (kas negara) yang diperoleh dari pengelolaan harta kepemilikan umum dan pos-pos pemasukan lain.
“Semua ini hanya bisa terlaksana ketika negaranya memang komitmen untuk menerapkan sistem pendidikan Islam yang ditunjang oleh sistem ekonomi Islam, Wallahu A'lam Bishawab
Post a Comment