Indonesia dikenal sebagai negara agraris terbesar di Asia Tenggara karena mempunyai wilayah pertanian yang luas , kondisi alam yang subur dan kekayaan alam yang besar, serta mayoritas penduduknya bekerja disektor pertanian. Beras adalah bahan pangan utama bagi masyarakat sehingga beras akan selalu dibutuhkan setiap harinya. Tngginya harga beras dipasaran menjadikan biaya hidup masyarakat melonjak dan beras tidak terbeli, akibatnya akan menurunkan tingkat ketahanan pangan, sampai berakibat pada rendahnya tingkat gizi khususnya masyarakat miskin. Menurut Kepala Badan Pangan Nasional Arif Prasetyo harga beras sudah tidak bisa semurah sebelumnya, saat ini Harga Eceran Tertinggi beras premium Rp.13.900/kg dan medium Rp.10.900/kg. Ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia telah gagal menjamin terpenuhinya kebutuhan rakyat.
Menurut data BPS dari 90 kota yang di survei ada 86 kota mengalami kenaikan harga beras dan ini menjadi penyumbang inflasi pada bulan Agustus sebesar 3,27%. Pemerintah berdalih bahwa tingginya harga beras terjadi karena telah berakhirnya musim panen di bulan Juli, kenaikan harga gabah baik gabah kering giling maupun gabah kering panen, pengaruh kemarau panjang atau El Nino yang terjadi serta adanya mafia dalam perdagangan beras. Selain itu kebutuhan beras semakin tinggi ditahun politik sering digunakan sebagai alat kampanye oleh caleg. Menurut kepala ekonomi Bank Permata naiknya harga beras disebabkan oleh kelangkaan dan kenaikan harga pupuk, permasalahan produksi serta kemarau panjang yang sejatinya ini menjadi tugas pemerintah untuk memitigasi serta memfasilitasi agar petani tetap bisa menghasilkan gabah dengan kualitas bagus dan harga yang sesuai.
Dalam upaya menstabilkan harga beras di pasaran, pemerintah melakukan operasi pasar, gerakan pangan murah dan melalui Deputi bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan badan Pangan Nasional menyampaikan bahwa percepatan bantuan pangan berupa beras 10 kg juga menjadi strategi untuk menekan laju kenaikan harga beras di pasaran saat ini. Badan Pangan Nasional menyampakan bahwa stok beras di Bulog 1,6 juta ton dipersiapkan untuk penyaluran bantuan pangan dan stabilisasi harga beras. Bahkan saat ini Bulog telah mengantongi ijin impor beras sebanyak 2 juta ton sampai akhir tahun 2023 untuk menjaga stok beras pemerintah sampai akhir tahun 2023.
Pemerintah seolah tidak pernah belajar dari kejadian tahun-tahun sebelumnya berkaitan dengan ketersediaan beras maupun kebutuhan pokok di masyarakat. Apalagi Indonesia menjadikan kapitalis sebagai dasar dalam menjalankan roda pemerintahannya sehingga semua aspek berorientasi pada bisnis tanpa memandang kesejahteraan rakyatnya. Hal ini sangat berbeda dengan kebijakan islam dalam meriayah kebutuhan rakyatnya, menjadi tugas negara untuk menjamin pemenuhan semua kebutuhan primer setiap orang secara menyeluruh. Selain itu konsep islam dalam penentuan harga dilakukan oleh kekuatan pasar yaitu kekuatan permintaan dan penawaran secara alamiah. Dalam mendukung sektor pertanian negara juga memberikan fasilitas pertanian mulai dari bibit, pupuk, teknologi serta mendukung optimalisasi produksi pangan dengan ekstensifikasi, intensifikasi maupun diversifikasi yang semuanya didanai oleh baitul mal. Negara memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk mengelola tanah mati untuk diberdayakan dalam sektor pertanian guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Negara juga menjadikan syariah sebagai dasar dalam melaksanakan tugasnya sehingga ketakwaan selalu hadir dalam seluruh aspek kehidupan dan rakyat akan terjamin kehidupannya baik dari sisi pemenuhan kabutuhan hidupnya maupun bekal akhiratnya. Dengan menerapkan islam secara kaffah niscaya kehidupann rakyat akan terjamin dan kegemilangan umat akan terwujud.
Post a Comment