Hidup adalah serangkaian perjalanan yang akan membawa kita dari satu titik menuju titik lainnya. Dan hidup dikondisi hari semakin tak masuk akal, bahkan mencengangkan, lagi-lagi terdengar berita seorang istri yang dibunuh oleh suaminya sendiri. Dikutip dari Republika coid Seorang suami bernama Nando (25 tahun) tega membunuh istrinya Mega Suryani Dewi (24) di rumah kontrakannya di Kampung Cikedokan, RT 01, RW 04, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Kamis (7/9/2023) sekitar pukul 22.00 WIB. Dan bersamaan juga disengkawang, Kalimantan Barat kasus serupa pun terjadi, bahkan setiap harinya banyak peristiwa yang serupa terjadi terus menurus seolah tak ada habisnya.
Sungguh miris melihat banyaknya kasus pembunuhan yang terjadi hari ini, seolah naluri sebagai manusia yang memiliki rasa kasih sayang tak dapat digunakan ketika dihadapkan dengan amarah. Syaiton lebih menguasai daripada kesadarannya sebagai seorang suami yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga rumah tangganya. Bila ditelisik penyebab dari setiap kasus memang bermacam-macam, mulai dari masalah perekonomian, perselingkuhan, kecemburuan dan harta kekayaan. Semua itu membuat mereka kalut dan bertindak diluar nalar sampai tega membunuh.
Maka sebenarnya penyebab hakiki dari permasalahan ini bukanlah sekedar masalah ekonomi, perselingkuhan, kecemburuan, dll melainkan ini akibat dari penerapan sistem kapitalisme. Yaitu ideologi buatan manusia yang memisahkan aturan agama dari kehidupan. Dan penerapan undang-undang yang bernapaskan sekularisme dan materialisme membuat tekanan hidup makin berat. Ditambahlagi adanya ide-ide feminis yang seolah mampu memberikan solusi.
Padahal faktanya akar masalah KDRT bukan karena kepemimpinan suami, tetapi karena tidak adanya penerapan aturan yang benar yang mengatur hubungan antara suami dan istri, hubungan antara seorang pemimpin dan orang yang dipimpinnya. Ditambah lagi permasalahan dalam ekonomi yaitu inflasi yang tinggi saat ini terjadi karena pemerintah menerapkan aturan ekonomi kapitalisme. Besarnya inflasi membuat harga kebutuhan pokok serba naik. Kenaikan ini tidak sejalan dengan naiknya gaji, malah banyak kasus PHK besar-besaran. Kondisi ini tentu memengaruhi kemampuan sebuah keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Belum lagi pendidikan yang semakin mahal dan lapangan pekerjaan yang semakin sedikit. Hingga akhirnya, tidak semua keluarga mampu bertahan dan banyak dari mereka justru kekurangan. Dan mengalami terpaan kesulitan, hingga mereka meluapkannya pada pasangan.
Islam sendiri mampu menyelesaikannya dengan menyadarkan tentang potensi diri yang dimiliki setiap manusia. Emosi ini sebenarnya bagian dari gharizah baqa’ (naluri mempertahankan diri). Maka sesuatu yang mampu mengontrol emosi atau naluri manusia adalah agama. Sebagai muslim, kita wajib meyakini bahwa Islam mampu menyelesaikan masalah, termasuk mengatasi kemarahan. Islam mengajarkan mukmin untuk senantiasa mengontrol nalurinya dengan cara mengikuti aturan Islam. Akidah Islam adalah landasan bagi mukmin untuk mengikuti aturan Allah Taala. Apabila keyakinannya kepada Allah sangat kuat, suami istri akan senantiasa bersabar dalam segala kesulitan. Mereka yakin, tidak ada sesuatu yang menimpa mereka, kecuali karena kehendak Allah Taala. Mereka akan memahami bahwa kesabaran atas segala kesulitan dan masalah akan membuahkan pahala yang akan menjadi tabungan di akhirat kelak.
Untuk itu Islam memiliki penyelesaian yang paripurna. Penerapan sistem ekonomi Islam membuat hidup tercukupi sehingga tidak akan muncul masalah ekonomi yang sesulit sekarang. Penerapan aturan sosial juga akan meminimalkan perceraian, perselingkuhan, maupun masalah lainnya. Semua pemenuhan itu merupakan tanggung jawab negara. Negara harus menjadikan Islam sebagai rujukan dan menerapkan aturan Islam secara keseluruhan. Dengan begitu, negara akan senantiasa menjaga masyarakat dengan keimanan kepada Allah Taala, termasuk dalam berumah tangga.
Wallahualambishoaub
Post a Comment