Aksi Geng Motor Kembali Marak, Siapa yang Harus Disalahkan?

 



Oleh Rindi Sartika

Ibu RumahTangga


Kasus kenakalan remaja semakin sering terjadi. Bahkan tidak sedikit ulah para remaja yang mengarah pada kriminalitas ini berakibat fatal sampai kematian. Salah satunya makin maraknya kasus geng motor. Mirisnya lagi, kebanyakan dari mereka ternyata masih berstatus sebagai pelajar. Sungguh sangat menyedihkan. 


Seperti yang terjadi di Jalan Rancaekek-Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Sabtu, 9 September lalu. Sembilan tersangka anggota geng motor ditangkap oleh Aparat dari Polresta Bandung atas kasus pengeroyokan yang viral kepada salah seorang warga di daerah tersebut.  Diceritakan Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo bahwa sembilan anggota geng motor tersebut awalnya sedang berkumpul sambil menenggak minuman keras (miras).


Dikatakan Kusworo saat mengungkap kasus di Solokan jeruk, Kabupaten Bandung, pada saat minum-minuman keras, ada warga masyarakat yang lewat, kemudian melempar botol kosong kepada sembilan remaja tersebut." Dituturkannya, saat kejadian para pelaku ini tidak terima dan akhirnya kesembilan anggota geng motor tersebut mengejar seorang warga yang diduga melempar botol kepada mereka.


Mereka kemudian mengejar dan menangkap salah seorang pengendara sepeda motor yang mereka kira adalah pelaku yang melempar botol tersebut. Kemudian secara brutal kesembilan pemuda itu melakukan pengeroyokan dengan tongkat baseball dan parahnya lagi ternyata yang mereka keroyok adalah korban salah sasaran. 


Melihat realita yang ada, tentu ini menjadi PR yang berat terlebih bagi para orang tua. Begitu mengerikannya melihat pergaulan dan prilaku pemuda saat ini, dikarenakan banyaknya pemuda yang tergabung dalam satu kumpulan geng motor yang tentu sangat meresahkan masyarakat. Lebih mirisnya lagi, miras selalu jadi penyebab utama kebrutalan para geng motor dalam melakukan aksi yang mengarah pada kriminalitas. Karena nyatanya miras saat ini begitu mudah diperoleh dan dikonsumsi oleh mereka, padahal seharusnya para pemuda mampu menjadi agen perubahan kebaikan bukan malah menjadi perusak generasi masa depan. 


Melihat fakta begitu buruk dan parahnya keadaan para pemuda di sistem saat ini siapa yang akhirnya harus disalahkan?


Banyak faktor yang menjadi penyebab tingkat kenakalan remaja dan keburukan generasi para pemuda saat ini. Diantaranya, lemahnya iman para remaja karena tidak kuatnya akidah yang ditanamkan pada diri mereka sejak dini. 


Pendidikan Islam yang diberikan orang tuanya tidak memadai, sikap hedonisme, ingin terlihat sok kaya, keren dan jagoan, mendominasi prilaku pemuda saat ini. Tontonan-tontonan yang tidak mendidik yang begitu mudah didapat dan akhirnya ditiru, nyatanya menyumbang kesalahan besar di sistem saat ini. Bagaimana tidak kemudahan mengakses video apapun di media sosial, juga televisi  tidak jarang membuat mereka mengikuti apa yang sedang viral atau tren saat ini. Belum lagi kurangnya peran orang tua dan tidak ketatnya pengembangan ketahanan keluarga dari segi pendidikan agama, etika, moral dan juga rumah yang tidak memberi suasana ramah terhadap perilaku anak, sehingga tidak sedikit lahir prilaku-prilaku brutal tertanam pada diri mereka. 


Padahal dengan ketahanan keluarga yang kuat, anak yang terbiasa mendapat didikan Islam sejak dini, maka akan membuat prilaku mereka ketika dewasa menjadi tidak mudah terbawa arus perbuatan-perbuatan negatif, bahkan sampai terjerumus melakukan tindakan kriminal.


Hukuman yang diberikan negara pun hanya sebatas hukuman penjara. Apalagi jika pelaku masih di bawah umur biasanya negara tidak memberikan hukuman melainkan hanya peringatan dan penyuluhan saja. 


Apakah hukuman ini mampu memberikan efek jera? Jawabannya tentu tidak karena nyatanya kita masih menyaksikan banyak sekali aksi geng motor di berbagai daerah di Indonesia. 


Di sistem sekuler saat ini dimana adanya pemisahan antara agama dengan kehidupan, memberi efek besar  bagi kehidupan, terutama pada prilaku para pemuda kita. Bagi mereka, agama hanya diterapkan ditempat-tempat dan situasi tertentu saja. Dalam melakukan aktivitas tidak melihat lagi perkara halal dan haram nya, karena yang mereka lakukan hanya untuk sebatas kesenangan saja.


Padahal, Islam jelas sudah mensyariatkan bahwasanya akidah agama harus tertanam kuat dalam diri setiap muslim, perlu nya menjadi individu-individu yang bertakwa yang memiliki kontrol diri dalam setiap perilaku, memiliki rasa takut kepada Allah SWT., sehingga mereka tidak mudah melakukan tindakan yang merugikan orang lain bahkan mengancam keselamatan jiwa orang lain. 


Seperti disampaikan dalam sebuah hadis ada 7 golongan pemuda yang akan mendapat naungan dari Allah SWT. diantaranya, pemuda yang hatinya terpaut dengan masjid dan pemuda yang senantiasa menyembah Allah SWT. Jika dikaitkan dengan fakta nya tentu ini sangat berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada. Di mana para pemuda saat ini lebih tertarik nongkrong di jalanan dari pada berzikir di masjid. Bahkan mereka  tidak ada rasa takut lagi kepada Allah SWT. sampai-sampai perbuatan yang mereka lakukan seolah tidak peduli dengan aturan-aturan yang diturunkan oleh Allah SWT.


Perlunya kontrol dan peran masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman tentu juga sangat berpengaruh dalam hal ini. Negara pun harus mampu menerapkan aturan-aturan Islam dalam kehidupan. Memberikan hukuman yang tepat juga tegas yang sesuai hukum syarak yang mampu memberikan efek jera bagi mereka yang melakukan tindakan kejahatan, juga yang tak kalah penting adalah menerapkan sistem pendidikan berkurikulum Islam sejak dini dan diberbagai jenjang yang akan menciptakan generasi cemerlang berakidah kuat, karena negara yang aman tentu tercipta dari generasi muda yang bersih moral juga akhlaknya.


Wallahualam bissawab

Post a Comment

Previous Post Next Post