Oleh Tiktik Maysaroh
Aktivis Muslimah
Korupsi hari ini seakan sudah menjadi budaya di negeri kita, walau berbagai upaya dilakukan untuk memberantasnya. Seperti halnya upaya yang dilakukan oleh Bupati Bandung, Dadang Supriatna dengan mengadakan acara Sosialisasi Penguatan Antikorupsi. Acara ini dihadiri oleh para anggota DPRD, sekertaris daerah, para asisten dan staf ahli, jajaran BUMD, dan kepala desa/lurah se-Kabupaten Bandung. Dan turut hadir Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK RI, Wawan Wardiana selaku narasumber.
Dalam acara tersebut Bupati Bandung mengajak seluruh elemen untuk secara nyata bersatu padu bangun budaya antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari, guna membangun peradaban dan akhlak baru yang bersih dari semua bentuk korupsi. Maka dibutuhkan sebuah komitmen untuk menciptakan good and clean government dengan kepemimpinan, kegigihan dan konsistensi yang luar biasa. Selain itu, sinergitas dan kolaborasi antar instansi, komponen masyarakat sipil serta seluruh pemangiu kepentingan menjadi penentu keberhasilannya.
Adapun upaya yang telah dilakukan pemerintah Kabupaten Bandung dalam memberantas korupsi antara lain, melaksanakan reformasi birokrasi, perbaikan layanan publik, dan penguatan pengawasan secara lebih transparan dan akuntabel. Pemerintah berharap dengan upaya-upaya yang telah dilakukannya, korupsi tidak terjadi lagi di Kabupaten Bandung.
Berbagai program telah dilakukan, upayapun senantiasa dikerahkan untuk memberantas korupsi di negeri ini. Namun, realitasnya korupsi malah makin menjadi seakan tak terkendali dan seolah sudah menjadi budaya yang mesti dilakukan oleh para pejabat pemerintahan. Korupsi terjadi sebab biaya politik yang tinggi, juga dipengaruhi oleh gaya hidup hedonis dan konsumtif dikalangan pejabat pemerintahan. Maka setiap celah adalah kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya.
Segala kebijakan diterapkan, tim Pemberantasan Korupsi dikerahkan, tapi semua itu tak mampu memberantas korupsi. Malah yang terjadi korupsi makin menggurita dari hulu hingga hilir, di berbagai aspek dan bidang pemerintahan. Maka dapat kita pahami bahwa berbagai kebijakan, program ataupun upaya yang dilakukan hanya akan menjadi kesia-siaan, karena yang menjadi akar permasalahannya selama ini adalah sistem demokrasi itu sendiri yang notabene bersandar pada sekulerisme yaitu pemisahan agama dari kehidupan dan negara.
Walhasil, halal dan haram tak menjadi pijakan dalam berbuat, baik dan buruk disandarkan pada akal dan penilaian manusia. Maka jelas, korupsi dan berbagai permasalahan yang terjadi tidak akan mampu untuk diselesaikan selama sistem hidup kita bercokol pada sistem demokrasi sekuler.
Sementara kita semua mengetahui bahwa ada sistem yang benar-benar bisa mengeluarkan umat dari berbagai permasalahan yaitu sistem Islam. Dalam Islam, kepemimpinan dan kekuasaan adalah amanah. Yang akan dipertanggungjawabkan dunia akhirat.
Akidah Islam menjadi sandaran dalam aturan Islam. Sehingga segala kemaksiatan bisa diatasi bahkan dicegah sedini mungkin. Begitu pula terkait pemberantan korupsi. Dalam Islam, ada sejumlah langkah dalam memberantas bahkan mencegah korupsi, diantaranya dengan menerapkan Ideologi Islam yang meniscayakan penerapan syariat Islam secara sempurna dalam segala aspek kehidupan. Kemudian terdapat syarat dalam pengangkatan pejabat atau pegawai pemerintahan yakni takwa dan zuhud. Ketakwaan menjadi kotrol awal sebagai pencegah kemaksiatan, sebab rasa takut yang muncul dalam benaknya adalah takut akan pertanggungjawaban kelak di akhirat.
Begitupun saat takwa dibalut dengan zuhud maka segala aktivitasnya hanya untuk meraih rida Allah Swt. semata. Selanjutnya secara politik, dalam Islam akan menerapkan ri'ayyah syar'iyyah. Islam pun menerapkan sanksi tegas dan berefek jera bagi pelaku kemaksiatan juga sebagai pencegah kasus-kasus serupa yang kemungkinan bisa terjadi. Hukuman tegas tersebut bisa dalam bentuk publikasi, stigmatisasi, peringatan, penyitaan harta, pengasingan, cambuk hingga hukuman mati.
Inilah paradigma Islam yang telah nyata berjaya menguasai 3/4 dunia dan mampu menyejahterakan umat. Berbagai kemaksiatan bisa dicegah sebab pemimpin menerapkan syariat Islam sehingga tercipta individu yang bertakwa dan masyarakat peduli yang senatiasa beramar ma'ruf nahi mungkar.
Wallahualam bissawab
Post a Comment