Menurut Dosen PTN, Dr. Catur Rosidati, SKM, MKM pemicu
penyakit mental pada generasi karena diterapkannya sistem sekuler.
“Penyakit mental pada generasi dipicu oleh tekanan
hidup yang berat akibat diterapkannya
sistem sekuler,” ungkapnya dalam acara Forum Tokoh Muslimah Depok: Peran
Strategis Tokoh Mewujudkan Kesehatan Mental Generasi, Ahad (29/07/2023) di
Rumah Makan Simpang Raya, Depok.
Ia pun menambahkan bahwa sistem sekuler itu sistem yang
rusak karena menjadi pemicu gangguan kesehatan yang terjadi pada semua. “Gangguan
kesehatan mental itu pemicunya yang rusak yaitu sistem yang rusak. Sistem sekuler
ini menimbulkan banyak kerusakan, bencana, tekanan gangguan mental yang terjadi
bukan hanya pada remaja tetapi juga pada orang tua. Untuk itu akar masalahnya
yang harus dicabut yaitu sistem sekularisme,” bebernya di hadapan sekitar 50 peserta
dari berbagai kalangan.
Lantas menurutnya, gangguan mental ini merusak karena mempengaruhi
pemikiran, perasaan, perilaku, dan suasana hati. Bahkan parahnya menurut Dr. Catur,
“Indonesia saat ini sedang mengalami bonus demografi yaitu ketika jumlah
penduduk terbanyak berada pada usia 15 - 65 tahun. Seharusnya usia produktif itu memiliki badan yang sehat,
enerjik, produktif, orang-orang kreatif dan berjiwa pemimpin, namun kenyataannya
tidak seperti itu justru yang kita dapatkan orang-orang yang mengalami gangguan
kesehatan mental. Orang-orang yang memiliki kualitasnya rendah.”
“Sementara orang yang sudah berusia 64 tahun hidup
dengan beragam penyakit. Yang menjadi penopang adalah anak usia produktif. Satu
sisi anak-anak yang usia produktif harus menopang hidup orang tua mereka yang
sakit, sisi lain mereka mengalami penyakit gangguan mental,” jelasnya.
Harus Sinergi
Dalam acara tersebut hadir pula Founder Komunitas Ibu
Hebat, Ibu Dini Sumaryanti. Ia pun menambahkan bahwa untuk bisa menyelesaikan
kondisi gangguan mental, siapa yang bertanggung jawab terhadap pengidap mental illnes
harus ada sinergi antara keluarga, masyarakat dan juga negara.
Bahkan ia pun menambahkan, "Di tengah keluarga
dibutuhkan peranan seorang ibu yang bisa menghadirkan keharmonisan yang
dibangun atas iman, dan cinta. Hindari KDRT di depan anak. Tumbuhkan bahwa
Allah maha kuasa, Allah maha pengasih dan penyayang.”
"Tidak hanya keluarga yang berperan tetapi butuh
kepedulian masyarakat. Dan di sini hadir para tokoh yang kemudian bisa menjadi
mutiara di tengah masyarakat dan tentu saja negara yang memiliki tanggung jawab
untuk menjamin perlindungan terhadap generasi,” pungkasnya.[]Yun Rahmawati
Post a Comment