Oleh Desi
Aktivis Muslimah
Saat ini kita sedang memasuki era di mana dunia sudah terbuka, berbagai teknologi bermunculan membuat budaya asing mudah sekali masuk dan memengaruhi perkembangan ekonomi. Masuk dan keluarnya budaya asing terkadang tidak sesuai dengan syariat Islam. Dengan makin majunya zaman makin banyak pengaruh global yang menjadikan budaya asing bisa memengaruhi karakter anak bangsa.
Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mecatat adanya empat kasus perundungan di lingkungan sekolah dari total 16 kasus selama Januari–Juli 2023. Empat kasus perundungan tersebut terjadi pada Juli 2023 di saat tahun ajaran 2023/2024 belum berlangsung satu bulan. “Dari 16 kasus tersebut, empat di antaranya terjadi pada Juli 2023,” kata Sekjen FSGI Heru Purnomo dalam rilisnya, pada Jumat, 4 Agustus 2023.
FSGI menerangkan 16 kasus perundungan terjadi di beberapa satuan pendidikan. Mayoritas terjadi di jenjang pendidikan SD 25%, SMP 25%, SMA 18,75%, dan SMK 18,75%. Sedangkan di MTs 6,25% dan Pondok Pesantren 6,25%.
Dalam sistem kapitalis saat ini para pelajar diberikan kebebasan, ditambah lagi dengan dterapkannya kurikulum merdeka yang di dalamnya memberikan kebebasan bagi para pelajar baik kebebasan memilih bakat, kebebasan dalam pergaulan dan kebebasan-kebebasan lainnya.
Dampak dari penerapan kurikulum merdeka mengakibatkan para pelajar berlaku semena-mena terhadap sesama pelajar lainnya yang dianggap lemah oleh pelaku misalnya kasus bulliying/perundungan yang saat ini sedang marak sekali di dunia pendidikan Indonesia. Para pelaku memiliki kepuasan tersendiri dalam melakukan tindakan tersebut, bahkan dengan mudahnya mereka tak segan-segan menyakiti korbannya. Mereka tidak peduli kepada korbannya bahkan sampai korbannya pun meninggal dunia.
Dalam sistem kapitalis ini, para pelaku tidak mendapatkan hukuman yang sebanding dengan perbuatan mereka malah seolah-olah dilindungi. Dengan itu makan makin bertambah jumlahnya.
Terjadinya perundungan ini mencerminkan rusaknya sistem pendidikan saat ini. Sistem pendidikan saat ini gagal menghasilkan individu yang berkepribadian Islam, yang terikat oleh aturan Islam dan berakhlak mulia. Pemerintah telah abai dalam mengatasi permasalahan ini,seolah-olah akan mengatasinya tetapi hanya akan memberikan kesedihan yang mendalam pada korban. Pemerintah tidak sungguh-sungguh dalam mengatasi ini,seharusnya pemerintah bisa mencari akar masalah yang terjadi bukan hanya memberi hukuman saja. Bisa jadi yang mulanya korban, dia bisa berubah menjadi pelaku di waktu berikutnya dan hal ini akan terus menerus terjadi.
Pada dasarnya, Islam sebagai agama yang sempurna telah memberikan pijakan yang jelas tentang tujuan dan hakikat pendidikan, yakni memberdayakan potensi fitrah manusia yang condong kepada nilai-nilai kebenaran dan kebajikan agar ia dapat memfungsikan dirinya sebagai hamba seperti firman Allah dalam QS.As-Syams :8, QS. Adz Dzariyat:56. Oleh karena itu, pendidikan berarti suatu proses membina seluruh potensi manusia sebagai makhluk yang beriman dan bertakwa, berfikir dan berkarya, untuk kemaslahatan diri dan lingkungannya.
Islam memandang pendidikan itu sangat penting adanya. karena dengan menjalani sebuah proses itulah seseorang bisa mendapatkan ilmu pengetahuan yang dapat menunjang taraf hidup dan posisinya di hadapan Allah dan manusia lainnya.
Hanya pendidikan Islam yang terbaik yang menghasilkan generasi yang unggul dan mulia. Seperti dalam firman Allah SWT., "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya penglihatan, pendengaran dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabnya." (QS Al Isra:36) atau seperti dalam hadis HR. Ahmad, "Barang siapa yang hendak menginginkan dunia maka hendaklah dia menguasai ilmu, barangsiapa yang menginginkan akhirat maka hendaklah dia menguasai ilmu dan barangsiapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat) maka hendaklah dia menguasai ilmu." Dan dari kedua firman Allah tersebut telah ditunjukkan bahwa ilmu Islamlah yang terbaik dari ilmu-ilmu yang ada di dunia saat ini.
Wallahualam bissawab
Post a Comment