Pemuda Dalam Jeratan Liberasasi Pergaulan


Oleh: Dedeyusmita

Fakta hari ini menunjukkan bahwa generasi sedang dibombardir dengan bermacam ragam konten-konten negatif yang merusak moral, akhlak baik berupa pemikiran dan pemahaman. Budaya barat menjadi kiblat dalam perilaku dan kebiasaan nya. Mulai dari konten kekerasan, pornografi, pornoaksi, ide ide sekuler liberal aliran sesat bahkan ateisme. Hal ini tentu sangat berdampak pada generasi yang hidup tanpa barier. Berapa banyak kasus kejahatan yang di lakukan oleh generasi muda, kasus kejahatan yang tak tanggung tanggung. Akhir akhir ini tak sedikit orang yang di buat ketakutan dan gelisah dengan munculnya para begal yang banyak menghilangkan nyawa. 


Sangat miris pemuda yang harus nya memanfaatkan waktu untuk sesuatu yang bermanfaat tetapi malah melakukan berbagai kejahatan yang merugikan. Belum lagi berbicara tentang wanita yang semakin jauh dari fitrahnya. Ajang Miss universe menjadi wadah bagi pada elit wanita untuk memamerkan kemolekan tubuhnya yang dibalut dengan kecerdasan wanita. Liberalisme melindungi dan memelihara kerusakan ini. 


Wanita tidak lagi lagi menjadi permata yang indah dan mulia. Tetapi menjadi tontonan publik yang membuat mata terbelalak melihat melihat nya. Liberalisme membuat pandangan yang menilai wanita cantik karena fisiknya saja. Padahal wanita harus terjaga dengan iffah dan izzahnya. Kerusakan moral yang disebabkan liberalisasi pergaulan juga tampak dari kasus pembulian yang berakibat fatal. Pembulian secara fisik dapat menyebabkan luka, cacat, cedera, 


kritis bahkan kematian. Disamping itu, pembulian mental juga kerap terjadi di dunia nyata maupun dunia Maya. Dampak nya menorehkan kesedihan dan airmata, bisa jadi penurunan akademis, depresi dan bunuh diri. Jika dibiarkan Mereka akan melakukan hal yang sama hingga dewasa dan lebih parahnya menjadi pelaku kriminal. Penyebab semua ini tentu beragam alasan. Ada yang menbuli karena masalah pribadi, dan melampiaskan kepada orang yang lebih lemah, atau bisa jadi pernah menjadi korban bully dan ingin orang lain merasakan hal yang sama. 


Faktor mendasar nya karena mereka tidak memahami benar dan salahnya. Karena mereka jauh dari agama sehingga perbuatan mereka hanya berdasarkan emosional dan hawa nafsu. Belum lagi kehidupan hedonisme, Food fun and fashion. Indonesia sebagai negeri muslim terbesar menjadi salah satu negara dengan jumlah fans BTS terbesar di dunia. Negara juga membiarkan pasar pasar besar di Indonesia dieksploitasi dengan produk dan makanan barat. Sehingga makanan dan minuman yang beredar tidak diketahui secara pasti halal haram nya. 


Yang lebih ngeri lagi kasus seksual yang semakin marak terjadi, sebut saja LGBT. HAM yang kerap dijadikan alasan para pengusung nya. Semua itu adalah wujud dari rusak nya sistem demokrasi yang serba bebas dalam berperilaku dan tak peduli lagi dengan aturan Allah. Maka tak heran dana fantastis dengan mudah di gelontorkan. Hal seperti ini harus jadi perhatian kita. Sebab dampaknya sangat dahsyat pada generasi. 


Rasulullah Saw bersabda

Jika zina dan riba sudah menyebar di suatu kampung maka sesungguhnya mereka telah menghalalkan azab Allah atas diri mereka. HR. Al-Hakim, albaihaqi dan at tabarani.


Perilaku dan perbuatan seperti ini tentu bukan lahir dari pandangan muslim yang bertaqwa melainkan dari orang orang yang berideologi sekularisme liberal dari peradaban Barat. Kehancuran keluarga dan generasi pun tampak jelas didepan mata dan semuanya tidak lebih lepas dari peran medsos yang dibiarkan. Mirisnya negara justru terus mengharuskan konten yang menjauhkan umat dari peradaban Islam. Alih-alih menjadi perisai dari kerusakan negara malah menjerumuskan umat kerimba dunia Maya yang rusak. 


Situasi seperti ini memang niscaya dalam sistem hidup yang menerapkan sistem sekuler demokrasi kapitalisme neoliberal. Negara dan penguasa nya tidak punya standar halal haram, tidak peduli urusan moral. Posisi kepemimpinan pun hanya di dedikasikan demi mengabdi pada materi dan kepentingan para pemilik modal. Sedangkan hubungan yang di jalin dengan rakyat tidak lebih dari pembeli dan pedagang. Berbeda halnya dengan Islam, negara dan kekuasaan tegak berdasarkan atas AKIDAH dan standar hukum hukum Syara'. 


Posisi kepemimpinan adalah tanggung jawab dunia bagi tiap2 individu rakyat. Alhasil hubungan yang dibangun dengan rakyat nya adalah hubungan penguasa dan penjagaan dengan jalan menerapkan seluruh hukum Islam. Dalam hal ini rakyat memiliki hak dan kewajiban untuk taat. Namun pada saat yang sama rakyat juga punya hak dan kewajiban untuk menjalankan fungsi muhasabah Lil hukum (mengoreksi penguasa) dan amar makruf nahi mungkar dengan sarana yang disyariatkan. 


Penerapan Islam kaffah oleh negara ini lah yang menjauhkan kemungkaran hidup termasuk terjaganya generasi bentuk kerusakan. Hukum hukum Islam mengatur semua aspek kehidupan dan penyolusi semua problem yang muncul dengan pengaturan yang komprehensif dan solutif. Mulai dari sistem politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum,sanksi hingga media masa. Kedudukan nya dalam Islam dipandang sebagai sesuatu yang sangat strategis. Media masa berfungsi melayani ideologi Islam baik di dalam maupun luar negeri. 


Sebagai sarana dakwah dan pendidikan, sebagai sarana propaganda menyampaikan dakwah Islam dan jihad fisabilillah. Oleh karena itu Islam akan menerima rambu rambu soal media masa dan peran negara sangat lah sental. Media masa termasuk medsos tidak boleh jadi alat propaganda keburukan melainkan menjadi pengukuh keimanan dan ketaatan rakyat pada syariat Islam. Menjaga persatuan sekaligus mengukuhkan kedaulatan diatas syariat Islam.

Post a Comment

Previous Post Next Post