Masyarakat Go Digital



Oleh Hanania Syufi Rabbani

Aktivis Remaja


Pada acara Festival Diskominfo yang diselenggarakan pada hari Senin (24/07/2023), Yosep Nugraha selaku ketua Diskominfo Kabupaten Badung mengajak warga Kecamatan Bojongsoang untuk Go Digital. Acara ini diselenggarakan untuk memberikan literasi kepada masyarakat agar senantisa beradaptasi serta meningkatkan kemampuan berdigital seiring berkembangnya teknologi. Saat ini, pemerintah terus berupaya menggencarkan program-program yang mendorong masyarakatnya untuk mulai berdigital. Salah satu alasan pemerintah melakukan program ini adalah menjaga keamanan digital yang dilakukan oleh perindividu, agar identitas dirinya tidak disalah gunakan untuk kejahatan. 


Sungguh, masyarakat go digital tak akan pernah terwujud jika penguasa hanya mengimbau saja. Harusnya disupport oleh sarana yang tersedia dan edukasi. Apalagi jika penjagaan data pribadi diserahkan kepada masing-masing rakyat, lalu di mana peran negara?


Meski sudah ada imbau, tapi peluang terjadinya kebocoran data akan selalu ada, selama kendali keamanan tidak berada di tangan pemerintah, sebagaimana kita ketahui saat ini, penyedia layanan seluler sebagian besar adalah dikuasai swasta, terutama asing. Maka tidak menutup kemungkinan kebocoran data itu akan terjadi.


Ibarat pisau bermata dua, teknologi digital saat ini memiliki sisi positif sekaligus negatif. Kemudahan dalam berkomunikasi dan bertransaksi menjadi sebagian contoh kecil dari sisi positif teknologi digital yang sudah kita rasakan saat ini. Tapi harus kita waspadai, sisi negatif dari teknologi digital terus mengintai kita setiap saat. Mudahnya penyebaran berita hoax, kejahatan berbasis digital atau cyber crime merupakan contoh sisi buruk dari digitalisasi.


Sementara, tidak semua masayarakat mampu untuk menguasai digital sebab pengetahuan yang minim juga kondisi ekonomi yang meniscayakan masyarakat tak mampu untuk memiliki gadget, handphone ataupun laptop untuk merealisasikan program go digital.


Maka dari itu, perlu adanya pembimbingan khusus bagi setiap warga agar bisa memanfaatkan tekonologi ini dengan sebaik mungkin. Juga selayaknya pemerintah memfasilitasinya agar program itu bisa terwujud. Namun, karena saat ini kita hidup di sistem kapitalis, dimana segala sesuatu berasaskan materi. Maka sejatinya program-program yang dicanangkan senantiasa berbau materi untuk meraih keuntungan.


Beda halnya dalam Islam, penguasa adalah junnah yang akan berada di garda terdepan untuk menjaga keselamatan data pribadi rakyatnya serta akan memfasilitasi dengan free dan edukasi. Islam memandang bahwa digitalisasi itu adalah sebuah produk yang lahir dari pemikiran akal manusia, maka kita sah-sah saja untuk menggunakannya, tapi dalam Islam segala sesuatu harus dipergunakan dengan menghadirkan kesadaran akan hubungan manusia dengan Allah Sang Pencipta. Walhasil, digitalisasi juga akan dipandang sebagai karunia Allah Taala untuk mengumpulkan pundi-pundi amal demi meraih rida-Nya. Pemanfaatannya pun akan senantiasa terikat dengan syariat-Nya.


Oleh karenanya, butuh peran negara dengan sistem sahih untuk memastikan arus digitalisasi berjalan tanpa merusak fitrah manusia. Dimana negara akan senantiasa melakukan monitoring juga pengontrolan terhadap pemahaman-pemahaman Barat melalui digitalisasi. Maka program go digital itupun akan terwujud dengan aman terkendali, dan menjadikan masayarakat berkemapuan dalam pengguannya jika sistem yang digunakan adalah sistem Islam.


Wallahualam bissawab

Post a Comment

Previous Post Next Post