Ironis, Kelaparan Di Papua Di Tengah SDA Berlimpah


Oleh: Khaizuran

Ayam mati dilumbung padi, itulah pepatah yang dapat menggambarkan kondisi di Papua. Keberlimpahan emas Freeport tidak menjamin adanya kesejahteraan. 


Dilansir dari media online Kompas. sebanyak enam orang warga meninggal dunia akibat bencana kekeringan yang melanda Distrik Lambewi dan Distrik Agandugume, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Selain itu menurut data Kementerian Sosial sebanyak 7.500 jiwa yang terdampak kekeringan yang berimbas pada kelaparan, kekeringan ini terjadi sebab dampak dari badai el nino sejak awal juni 2023.


Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah penduduk miskin di Papua pada Maret 2022 mencapai 922,12 ribu orang. Angka ini setara dengan 26,56% dari total penduduk di provinsi tersebut. Bahkan presentasi kemiskinan di Papua menjadi yang tertinggi di antara seluruh provinsi lainnya. (katadata).


El Nino adalah fenomena alam yang tidak bisa dihindari, seharusnya pemerintah baik pusat maupun daerah sudah punya langkah preventif untuk menanggulangi masalah seperti musim kemarau yang berpeluang besar mempengaruhi kondisi lingkungan dan berimbas ke masyarakat. Selain masalah El Nino masalah kemiskinan sudah menjangkiti masyarakat papua sejak lama, bahkan termasuk provinsi termiskin di Indonesia padahal disisi lain papua memiliki kekayaan alam yang melimpah.


/Papua bak ayam mati dilumbung padi/

Pepatah seperti kalimat di awal paragraf secara nyata telah menggambarkan bagaimana kondisi Papua, betapa tidak meski dikelilingi kekayaan alam yang melipah mulai dari emas, minyak, gas bumi, tembaga serta perak tetapi tidak mampu menopang kehidupan masyarakat. 


Sebut saja perusahan PT Freeport perusahan tambang emas raksasa Amerika Serikat (AS) terbesar di Indonesia dan sudah lama berdiri disana bahkan dari sisi pendapat perbulan juga cukup fantastis lantas pantaskah jika tidak mampu memenuhi hajat hidup rakyat? Bukankah PT Freeport telah dikuasai 50% oleh Indonesia?. Melansir dari data keuangan Freeport-McMoran 37% dari total pendapatan bersal dari operasi di Indonesia yang nilainnya mencapai Rp US$ 8,43 miliar atau setara dengan 126,39 triliun. (CNBC).


Bukanlah hal yang mengherankan di alam sistem kapitalis-demokrasi, sitem demokrasi telah memberikan peluang kebebasan bagi kepemilikikan, termasuk kepemilikan umum seperti sumber daya alam. Kebebasan kepemilikan inilah yang membuka kran bagi siapapun untuk menguasai harta milik umum dengan dalih investasi


Padahal jika diamati kekayaan alam negeri ini sudah sangat cukup mengatasi kemiskinan bahkan rakyat akan begitu sejahtera jika pengelolaan itu sepenuhnya dikelola negara bukan malah negara hanya bertindak sebagai regulator yang memberikan peluang seluas-luasnya bagi korporasi, sungguh ini hanya ilusi jika pengelolaan dikembalikan kepada negara sebab ini adalah upaya sistematis yakni sistem sekuler-kapitalis yang memberikan jalan mulus bagi mereka dan menjadikan negara abai dalam tanggung jawabya meri’ayah umat.


Sistem ini juga hanya berfokus pada pembangunan ekonomi tetapi miskin visi dalam pembangunan manusianya, realitas yang terjadi justru masyarakat yang hidup di wilayah dengan kekayaan alam melimpah sedangkan masyarakat nya hidup dalam kemiskinan, kebodohan dan kejumudan.


/Islam Solusi Shohih mengatasi kemiskinan/

Sistem Islam atau khilafah adalah negara yang menerapkan seluruh syariat Islam secara kaffah, seorang pemimpin dalam negara Islam yang disebut kholifah sangat memahami betul bahwa tanggung jawabnya adalah sebagai ra’in (penjaga) bagi masyarakat dan setiap tanggung jawabnya akan dimintai pertangung jawaban oleh Allah swt.


Rasululllah saw. bersabda “Seorang imam (Kholifah/kepala negara) adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyat dania akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya.” (HR Bukhari dan Muslim)


Islam memandang kemiskinan adalah problem terbesar dalam kehidupan manusia karena dampaknya menimbulkan keburukan, seperti merusak ahklak dan akidah seseorang, kebodahan, kejumudan, kelaparan dan lemahnya mengeksplorasi sumber daya alam dan manusia.


Dalam mencukupi kebutuhan pokok masyarakat mulai dari sandang pangan dan papan, maka dana yang di ambil adalah dari baitul mal yang hasilnya bersumber dari pengelolaan sumber daya alam negara, karena hanya negara yang wajib mengelola kekayaan alam tersebut bukan diberikan kepada asing maupun swasta, Rasulullah Saw bersabda:

“kaum muslim berserikat dalam tiga perkara, yaitu padang rumput, air dan api.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)


Cara yang diterapkan Islam untuk menanggulangi kemiskinan adalah himbauan bekerja dan sederhana dalam pembelanjaan. Selain itu ada sistem jaminan sosial yang dilakukan secara komunal oleh masyarakat dan negara. 


Islam menerapkan bahwa ada hak bagi fakir miskin dalam harta orang-orang yang kaya maka jaminan sosial akan terwujud dalam mekanisme zakat, shadaqah infaq dan sejenisnya. Sementara negara berperan dalam jaminan tidak langsung dan jaminan secara langsung.


Jaminan secara tidak langsung, negara wajib menyediakan lapangan pekerjaan bagi setiap laki-laki yang memiliki tanggung jawab nafkah mereka dipastikan memilki pekerjaan yang layak sehingga bisa memenuhi kebutuhan pokok keluarga seperti sandang, papan dan pangan. 


Jaminan secara langsung yaitu negara akan mengalokasikan dana dari baitul mal untuk membiayai kebutuhan dasar publik seperti layanan kesehatan, jaminan pendidikan dan kemanan. Jaminan ini akan membuat semua warga baik miskin, orang kaya, baik muslim ataupun non muslim, mereka mendapatkan hak-hak jaminan hidup secara gratis dan berkualitas.


Khilafah juga mempunyai langkah preventif untuk mengatasi masalah kelaparan, seperti yang terjadi pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab ra. Kaum muslim pada saat itu pernah mengalami kelaparan, paceklik, dan kekeringan. Banyak diantara kalangan kaum muslim datang mengelu kepada Umar bin Khatab, lantas kholifah memberi mereka makanan, harta yang bersumber dari baitulmal. Dan kolifah umar memerintah untuk menyembeli unta lalu membagikan secara merata pada kaum masyarakat.


Bahkan pada suatu ketika ada para petugas yang memberikannya bagian sesembelihan terbaik berupa punuk unta dan hatinya untuk amirul mukmin, umar melihat dan hendak memakannya lantas ada yang berkata “wah, hebat sekali Umar dia dapat memakan daging yang enak rasanya sementara di luar sana rakyatnya yang kelaparan” Umar langsung memanggil pelayannya dan berkata “wahai aslam singkirkan makanan ini ambilkan untukku minyak wijen dan roti seperti biasanya” Umar sangat berempati dengan rakyatnya yang ditimpa kelaparan prinsip umar “Biarlah aku yang pertama kali merasakan lapar dan menjadinorang terakhir yang merasakan kenyang”. Ma syaa Allah


Sosok pemimpin seperti ini tidak akan pernah ditemukan dalam sistem sekuler kapitalis tetapi hanya dalam sistem Islam yakni khilafah.

Post a Comment

Previous Post Next Post