Sistem Islam, Basmi Masalah Polusi

 

Oleh: Fatiyah Danaa Hidaayah

Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok

 

Kualitas udara di Jakarta sejak awal Juni mulai menurun. Berdasarkan situs pemantauan kualitas udara dunia IQAir pada Sabtu, 24 Juni 2023 AQI US Jakarta mencapai angka 145 termasuk kategori tidak sehat dan kualitas udara Jakarta masuk ke dalam 10 besar terburuk di Indonesia.

 

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong menjelaskan, ada banyak faktor yang mempengaruhi tingginya pencemaran udara di Jakarta. Selain gas buang kendaraan, topografi juga ikut memberi dampak semakin buruknya polusi berikut dengan industri-industri yang menjamur di ibu kota.

 

Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace, Bondan Andriyanu mengamati bahwa meskipun turun hujan pada malam hari, saat pagi udara juga tidak pun bersih. Bondan menilai hal itu diakibatkan adanya peningkatan polutan yang signifikan saat musim kemarau. Ia pun menjelaskan bahwa di bulan-bulan musim kemarau itulah terjadi panas tertentu yang membuat reaksi kimia antara beberapa polutan berupa gas seperti SO2, yang dari industri NOx, dari transportasi juga hasil penggunaan bahan bakar. Sehingga ketika musim kemarau terjadi polutan hasil pembakaran dan juga hasil reaksi kimia gas-gas yang ada di Jakarta dan sekitarnya. Kondisi udara seperti ini sangat memprihatinkan, banyak kesehatan masyarakat Indonesia telah terdampak akibat polusi udara ini.

 

Tak hanya itu, Peneliti Riset Kesehatan BRIN, Dede Anwar Musadad menyatakan, berdasarkan analisis penelitian ditemukan, obat untuk penyakit karena pencemaran udara itu tinggi. Penyebab penyakit sebenarnya multikausal, namun kontribusi dari pencemaran udara cukup tinggi.

 

Namun sudah adakah action dari pemerintah? Pemerintah sendiri telah merangkai solusi-solusi untuk mengatasi polusi udara di ibu kota. Berikut pengalihan kendaraan listrik, rencana penambahan ruang hijau, memperluas aturan ganjil genap kendaraan, sampai wacana perketat uji emisi. Akan tetapi apakah dapat menjadi solusi yang mengakar? Bukankan dengan pengalihan kendaraan listrik, perketat uji emisi yang ada hanya menyusahkan rakyat? Terutama rakyat menengah kebawah.

 

Menurut Bondan Andriyanu penggunaan kendaraan listrik bukanlah cara pengendalian akar masalah dari polusi udara di Jakarta atau sebagai bentuk solusi palsu pemerintah. Kendaraan listrik hanya memindahkan polusi yang berumber dari knalpot ke cerobong PLTU. Dikarenakan saat ini Indonesia pun masih menggunakan listrik berbahan bakar batubara. Jika iya pemerintah berniat mengatasi polusi udara di Indonesia, sumber listriknya dahulu yang harus dibenahi. Permasalahan polusi udara ini pun tidak sebatas hanya pada polusi dan yang menyebabkan polusi tersebut. Akan tetapi lebih mengakar kepada sistem saat ini.

 

Sejatinya, sistem inilah yang telah menyebabkan polusi dan kerusakan lingkungan lainnya. Sistem kapitalisme yang diadopsi negara ini menyebabkan negara dengan gampang melelang sumber-sumber daya yang pada hakikatnya merupakan milik rakyat dan pemerintah hanya sebatas mengelola saja.

 

Kemudian dengan sistem kapitalisme ini semua sebatas apakah dapat menghasilkan profit atau tidak, melupakan aspek lingkungan yang ikut terbawa rusak alhasil dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang memihak para oligarki. Padahal, dalam sistem Islam semua kebijakan dan hukum-hukum yang dihasilkan selalu terikat dengan syara’. Tidak akan merugikan rakyat apalagi lingkungan. Untuk menangani gas kendaraan itu sendiri, negara pasti akan membatasi produksi dan distribusi kendaraan bermotor.

 

Negara juga akan mengelola sumber-sumber daya alam dengan benar dan mengembalikan hasilnya untuk rakyat. Jika memang akan menerapkan substitusi kendaraan dengan listrik, negara pasti akan menangani sumber listriknya terlebih dahulu dan kendaraan listrik yang bisa menjangkau seluruh lapisan rakyat.

 

Simpulnya, masalah polusi udara ini tidak bisa diselesaikan secara setengah-setengah, tapi harus diselesaikan secara sistemis dan hanya dengan sistem Islam polusi dapat dibasmi karena merupakan satu-satunya sistem atau ideologi yang berbasis ketakwaan dan merupakan rahmatan lil ‘alamin.[]

Post a Comment

Previous Post Next Post