Ramai kasus penemuan Nikuba, mengingatkan berbagai penemuan anak bangsa yang tidak berkembang atau tidak difasilitasi negara dalam riset lanjutan atau pengembangannya di negeri ini. Seperti penumuan bibit padi lokal unggulan oleh Surono Danu di kabupaten Lampung, Penemuan obat oles alternatif untuk pengobatan kanker mulut terbuat dari bahan baku kemangi oleh tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Brawijaya (UB)beberapa waktu lalu
Perlu diketahui bahwa Nikuba merupakan nama akronim "Niku Banyu" ini air. Nikuba diklaim sebuah alat yang dapat mengubah air, menjadi bahan kabar kendaraan. Melalui proses elektrolisis untuk memisahkan kandungan hidrogen (H2) dan melalui oksigen (O2) dalam air (H2O). Penumuan Nikuba oleh tangan dingin pria asal Cirebon, Jawa Barat yang bernama Aryanto Misel ini rupanya tidak mendapatkan dukungan penuh atau tidak di apresiasi oleh pihak pemerintah.
Aryanto mengungkapkan kekecewaannya kepada pemerintah yang dianggap telah mengucilkannya selama ini. Saya sudah di bantai habis saya tidak mau, dalam sebuah wawancara televisi kemudian di unggah ke media sosial akun Instagram bernama Undercover. Pernyataannya ini menjadi viral kerena menuai ragam tapsir.
"Saya tidak butuh Mereka" kata Aryanto dikutip CNN Indonesia, Jakarta, Minggu 9/7/23.
Padahal sejauh ini yang dari kita ketahui bersama untuk mengembangkan penemuan ini dibutuhkan bantuan dari pihak pemerintah atau mereka yang mempunyai keahlian di bidang ini, didukung pula peralatan yang sesuai keperluan agar hasil dari penemuan anak bangsa ini nantinya dapat berhasil dan efektif digunakan sesuai kebutuhan di masa mendatang
Pemerintah melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan pakar otomotif lainnya meragukan kinerja alat ini, sebab Aryanto mengklaim nikuba hasil inovasinya ini dapat mengubah air menjadi bahan bakar kendaraan bermotor, melainkan untuk menghemat bahan bakar. Jadi bukan pengganti bahan bakar fuel saver, sebab tetap adanya peranan BBM, yakni hidrokarbon yang ketika dibakar di piston maka efisiensi pembakarannya jadi lebih baik, kata Deni Shidqi Khaerudin beberapa waktu lalu
Disinilah di butuhkannya peranan negara yang seharusnya mengayomi masyarakatnya, mengurus keperluannya, membuka ruang selebar-lebarnya atau ada baiknya duduk bersama mencari solusi yang terbaik, seharusnya menepis kepentingan pribadi atau kelompok organisasi segelintir manusia yang takut tersaingi. Saat sumber daya manusia yang berkualitas harus diperhatikan, di pasilitasi dan didukung sepenuhnya agar inovasi anak bangsa bisa dikembangkan di modifikasi agar bernilai kebermanfaatnya lebih meluas untuk masyarakat umum. Namun sayangnya penemuan atau inovasi sering berbenturan dengan kepentingan para pengusaha. Dan penguasa negeri sementara ini justru banyak berpihak pada pengusaha, karena terikat oleh sistem kapitalis demokrasi.
Sistem ini menjadikan pemerintah membatasi bahkan mengubur dalam-dalam penemuan ilmuwan tunas bangsa untuk maju dan berkembang. Negara menutup mata akan kemampuan anak anak bangsanya berinovasi. Justru melirik, tertarik mengistimewakan prodak asing menjadikan hasil akhir pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam negeri
Hal ini tentunya tidak akan terjadi kalaulah negara menerapkan syariat Islam. Hanya dengan sistem Islam dapat membantai habis sistem kapitalis dibungkus demokrasi berbasis materi. Hanyalah dengan Islam Kaffa menjadikan karya anak bangsa ini di hargai mata dunia. Islam menetapkan negara membutuhkan inovasi dalam upayanya menjadi negara adidaya yang terdepan.
Dan Islam juga menekankan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan sains terbukti banyaknya ayat ayat yang membicarakan ini. Tidak kurang dari 750 ayat Alquran memberikan gambaran untuk memperhatikan alam sekitar. Biasanya ayat ayat ini di awali maupun diakhiri dengan sebuah sindiran seperti; Apakah kamu tidak memperhatikan? Apakah kamu tidak berpikir? Apakah kamu tidak mendengar? Apakah kamu tidak melihat? Sering pula di akhiri dengan kalimat seperti; "Sebagai tanda tanda bagi kaum yang berpikir" Tidak dipahami kecuali oleh Ulul Al-Bab
Demikian bunyi mukjizat terakhir Rasulullah yang selalu mengingatkan manusia untuk mendengar, melihat, berpikir, merenung serta memperhatikan segala hal yang diciptakan oleh Allah SWT di dunia ini
Wallaahu A'lam bi ash-shawaab
Palembang, 13 Juli 2023
Post a Comment