Ibu Rumah Tangga dan Aktivis Muslimah
Pelecehan seksual dilakukan oleh oknum perangkat desa di Bandung Jawa Barat. Bermula dari datangnya seorang wanita ke kantor desa Banyuwangi guna mengurus dokumen kependudukan. Namun, perangkat desa meminta sejumlah uang kepada korban sebanyak 1 juta rupiah untuk mengurus dokumen kependudukannya. Dalam keterangan wanita tersebut disuruh menunggu, sementara perangkat desa menghubungi rekan yang akan mengurus dokumennya. Tak lama setelah itu, wanita tersebut dibawa ke sebuah tempat penginapan dan disanalah terjadi dugaan pelecehan seksual oleh perangkat desa. Di lain pihak, pelaku merasa tidak ada pelecehan ataupun pemaksaan kepada korban, sebab sebelumnya korban menawarkan diri kepada laki-laki yang diminta kepada oknum perangkat desa. Namun, oknum perangkat desa tersebut terlebih dahulu menawarkan dirinya dan berjanji akan memberi uang sebesar 100 ribu rupiah kepada korban.
Kasus dugaan pelecehan seksual ini sedang diselidiki kepolisian. Pelapor dan terlapor dalam kasus ini telah dimintai keterangannya pelaku telah mengakui adanya persetubuhan, tapi dia membantah adanya pelecehan. Sementara, korban mengaku jika semua itu dilakukan tanpa persetujuan apapun.
Pelecehan dan kekerasan seksual saat ini sangat marak terjadi pada siapapun dan oleh siapapun. Pada kasus ini, walaupun hanya oknum tetapi menunjukkan bahwa tindak pencabulan telah merambah ke semua lini kehidupan. Seorang aparat negara yang seharusnya memberikan contoh baik dan melakukan tugasnya dalam melayani masyarakat dengan penuh tanggung jawab, tetapi kondisi tak seperti yang diharapkan. Pola pikir dan pola sikap individu saat ini benar-benar telah dirusak oleh pemahaman Barat. Pemahaman dalam kebebasan berprilaku membuat individu merasa memiliki hak untuk berbuat sesuka hatinya. Tak peduli tercela ataupun terpuji, baik atau buruk dinilai seenak perut. Semua kerusakan yang terjadi sebab sistem yang saat ini kita pijak yaitu sistem sekuler yang telah memberi ruang terhadap perilaku pelecehan seksual melalui hak kebebasan berperilaku.
Hal itu menunjukkan bahwa sistem kehidupan yang sedang berjalan saat ini telah menjadikan banyak kekaburan aturan hidup manusia. Aturan hidup yang dibuat didasarkan pada akal manusia, bahkan agama pun harus dipisahkan dari segala urusan kehidupan hingga garis pemisahnya tampak makin jelas. Itulah sistem kehidupan kapitalisme sekuler yang mencengkeram cara pandang hingga perilaku manusia sesuai aturannya sendiri.
Berbeda jika sistem Islam diterapkan, sistem yang aturannya berasal dari yang menciptakan manusia, alam semesta dan kehidupan, yang mampu mengeluarkan dari setiap permasalahan. Termasuk permasalahan pelecehan, kekerasan seksual.
Sistem Islam begitu memuliakan manusia dan generasi-generasi yang lahir berikutnya. Negara akan melindungi rakyatnya dari kejahatan seksual dengan menanamkan kesadaran akan adanya pertanggungjawaban di akhirat juga menjadi pengikat bagi setiap muslim untuk selalu taat pada aturan-Nya. Negara juga bertanggung jawab untuk menjaga akhlak masyarakatnya dengan akidah Islam. Islam juga melarang perempuan berdua-duaan dengan laki-laki nonmahram, mewajibkan perempuan yang menempuh perjalanan 24 jam atau lebih ditemani mahram, dan sebagainya.
Islam telah menjaga hak-hak wanita dan menempatkan mereka pada kedudukan yang amat tinggi, walaupun kaum lelaki tentunya lebih ditinggikan oleh Allah Azza wa Jalla sehingga menjadi sebuah kekeliruan besar jika sebagian orang menuduh Islam telah merendahkan martabat para wanita, mengungkungnya, dan menyepelekannya. Mulianya seorang wanita di dalam Islam tampak pada perintah Allah SWT. yang mewajibkan para wanita untuk menutupi seluruh tubuhnya dengan jilbab dan khimar yang syar’i setiap kali keluar dari rumahnya, dan hikmah dari menutup aurat bagi wanita adalah agar para wanita itu terhormat dan tidak dijadikan permainan bagi para lelaki jahat berpenyakit hati.
Untuk itu, sangat jelas bahwa Islamlah yang dapat menjamin keamanan perempuan. Penerapan aturan Islam secara kaffah, baik oleh individu maupun negara, akan memberikan rasa aman bagi perempuan.
Wallahualam bissawab
Post a Comment