Lagi-lagi publik dikejutkan dengan terjadinya tawuran yang melibatkan remaja bahkan anak dibawah umur. Tak heran, kasus ini bukan kali pertama terjadi bahkan sudah berkali-kali terjadi dan semakin hari semakin mencuat.
Laman Medanbisnisdaily (10/07/2023) menulis bahwa sebanyak 17 anak dibawah umur diamankan dari 2 wilayah hukum Polres Pelabuhan Belawan, karena terlibat tawuran. Dijelaskannya, ke 17 orang yang diamankan itu berasal dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) tawuran. Dari tawuran kelompok Erlangga dan Lingkungan 6 diwilayah Kecamatan Medan Deli pada 7 Juli 2023 malam lalu, diamankan 11 anak dibawah umur, satu diantaranya positif narkoba.
Betapa memilukan para remaja yang seharusnya menjadi Agen of Change justru mencoreng dirinya sendiri dengan melakukan hal-hal yang menyia-nyiakan masa produktifnya. Seperti melakukan aktivitas pacaran, seks bebas, tawuran, geng motor, bahkan mengkonsumsi narkoba diusia yang masih terbilang belia.
Jika diamati, kasus tawuran yang terjadi dikalangan remaja tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor pemicunya, bebarapa diantaranya adalah karena dendam dan saling ejek satu dengan lainnya, rendahnya tingkat pendidikan, dan minimnya kontrol serta pengawasan orang tua terhadap anak. Ditambah lagi, lingkungan yang tidak kondusif dan membawa pengaruh negatif yang berdampak pada mental dan moral yang buruk.
Disisi lain, kesemuanya bersumber dari kelemahan sistem kapitalisme yang berasaskan sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Sistem yang membentuk paham kebebasan sebagai cara pandang kehidupan. Sehingga lahirlah individu-individu amoral, krisis identitas dan mandul dari aktivitas produktif disebabkan hilangnya sisi spiritual yang tak lagi dijadikan sebagai benteng.
Ditambah lagi, Penguasa hadir hanya sebatas bertindak tanpa bersungguh-sungguh mengatasi hingga ke akar masalahnya. Padahal penguasa seharusnya sebagai pembuat dan pelaksana hukum mengambil langkah tegas dalam mengatasi tawuran yang kerap terjadi dikalangan remaja.
Sederet potret buram remaja menunjukkan bukti kegagalan kapitalisme dalam mencetak remaja berkualitas dan membentuk pribadi kuat. Justru menjadikan remaja terjerumus dalam perilaku yang menyimpang sampai merenggut nyawa.
Dalam kondisi ini, sudah sejatinya kita menjadikan Islam sebagai sistem kehidupan yang mengatur seluruh aspek individu dan masyarakat. Islam menanamkan aqidah yang dapat membentuk pengokohan jati diri seseorang sebagai hamba yang terikat dengan aturan Allah SWT.
Tak cukup sampai disitu, Islam juga mengharuskan orang tua bekerjasama dalam mengurus anak-anak mereka. Serta membentuk remaja yang memiliki kepribadian islam dengan mengusung sistem pendidikan dengan kurikulum yang sesuai dengan akidah islam. Sehingga tidak dibenarkan adanya tindak kejahatan yang merajalela dan membahayakan nyawa.
Sudah saatnya kita kembali pada islam agar remaja-remaja kita segera diselamatkan dari arus kapitalisme sekularisme dengan penegakkan kembali sistem islam ditengah-tengah kehidupan.
Post a Comment