Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPKH Gunung kidul Retno Widyastuti menyatakan, berdasarkan penelusuran, terdapat enam sapi dan enam kambing di Padukuhan Jati, Semanu yang terkonfirmasi antraks sejak November 2022 lalu. Dinas terkait menelusuri penyebaran antraks usai seorang warga Padukuhan Jati meninggal dunia di RS Sardjito, Yogyakarta dalam kondisi positif antraks.
Warga diduga terjangkit antraks setelah mengonsumsi daging ternak yang sakit.
Penyebaran antraks yang menggegerkan Gunung Kidul pun telah menyita perhatian Kementerian Kesehatan RI. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut, berdasarkan data Kemenkes, terdapat tiga orang yang meninggal karena antraks di Kapanewon Semanu, Gunung Kidul. ( TribunJatim. Sabtu, 8 Juli 2023)
Sangat memilukan nasib warga Gunung Kidul, sudah ada yang tewas karena memakan daging sapi yang telah terserang penyakit Antraks. Penyebab hal ini adalah karena adanya tradisi Brandu atau purak. Tradisi ini merupakan pemotongan sapi dan kambing sakit dipotong paksa di Gunung Kidul kemudian daging dibagikan ke tetangga dengan harga yang dibawah standar.
Hal yang tidak diinginkan terjadi yang menimpa warga Gunung Kidul yang terdapat 3 orang meninggal dunia karena memakan daging sapi tersebut. Namun, meninggalnya insan ini sudah ketetapan atau Qodho dari Allah SWT meski seolah-olah disebabkan karena perbuatan manusia yang telah membagikan daging sapi terserang penyakit Antraks. Namun, untuk kasus ini sangat penting untuk diperhatikan oleh masyarakat yang menyembelih hewan sapi untuk dibagikan dengan melihat dulu kesehatan sapinya karena ini sudah merenggut nyawa insan dan perbuatan ini akan dimintai pertanggungjawaban disisi sang Kholiq. Hal ini berada di daerah yang dikuasai manusia.
Tradisi atau budaya Brandu ini menjadi potret kemiskinan yang parah ditengah masyarakat, yang mana mengkonsumsi daging sapi yang telah sakit, sapinya disembelih tidak sesuai dengan ketentuan syarat sapi yang layak untuk disembelih kemudian dijual dengan harga dibawah standar. Dilihat dari harga daging sapinya menguntungkan masyarakat yang perekonomiannya lemah, namun hasilnya masyarakat buntung akan kesehatannya terserang penyakit Atraks. Alangkah baiknya tradisi Brandu ini dihapus karena mengkonsumsi hewan yang sakit itu membahayakan masyarakat bahkan sudah merenggut nyawa insan. Rendahnya tingkat literasi masyarakat hingga mengkonsumsi hewan yang sakit pada tradisi ini.
Hal ini menggambarkan betapa lalainya penguasa dalam mengurus rakyat, sehingga tradisi yang membahayakan tetap berlangsung, bahkan yang melanggar aturan agama yang mengharamkan memakan bangkai sebagaimana dalilnya dalam Alquran , Satu di antaranya adalah Surah Al-Maidah ayat 3 yang mengandung larangan Allah dalam memakan semua yang diharamkan.
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوْذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيْحَةُ وَمَآ اَكَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْۗ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَاَنْ تَسْتَقْسِمُوْا بِالْاَزْلَامِۗ ذٰلِكُمْ فِسْقٌۗ اَلْيَوْمَ يَىِٕسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ دِيْنِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِۗ اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: "Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging hewan) yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang (sempat) kamu sembelih. (Diharamkan pula) apa yang disembelih untuk berhala. (Demikian pula) mengundi nasib dengan azlām (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Oleh sebab itu, janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Maka, siapa yang terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Kewajiban penguasa dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya baik itu sandang, papan dan pangan. Bahkan penguasa juga wajib memperhatikan kesehatan rakyat yang nama seharusnya gratis tanpa dipungut biaya. Namun, faktanya hari ini penguasa abai akan nasib rakyatnya tidak melihat masyarakat secara keseluruhan. Semua ini disebabkan karena sistem Kapitalisme, demokrasi hari ini. Yang menerapkan aturan buatan manusia dalam mengatur kehidupan termasuk perekonomian bukan aturan dari sang pencipta. Kekayaan alam dikuasai oleh segelintir orang yaitu Asing bukan Negeri sendiri yang mengelola, sehingga rakyat tidak secara keseluruhan memiliki pekerjaan yang layak untuk kehidupan. Memisahkan agama dalam kehidupan dan memisahkan agama dalam Negara beginilah Kapitalisme.
Sistem Islam yang akan menjamin rakyat hidup sejahtera dan terdidik sehingga paham aturan agama maupun aturan terkait dengan kesehatan dirinya. Penguasa mengurusi urusan rakyatnya dan mengetahui akan kewajibannya sebagai seorang penguasa. Karena individu dalam Islam terjaga dan terbina ketaqwaan nya termasuk penguasa rakyat. Malahan penguasa dahulunya seperti Khalifah Umar bin Khattab marah awalnya ketika ditunjuk dan dibaiat jadi Khalifah karena mengetahui akan beratnya kewajiban menjadi pemimpin penguasa umat yang akan dimintai pertanggungjawaban disisi Allah SWT.
Tentunya menjadi kewajiban bagi kita semua untuk mengembalikan Sistem Islam dalam kehidupan yaitu dengan mengkaji Islam secara keseluruhan dan mendakwahkannya sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Allahu a'lam bishawwab.
Post a Comment