Keluarga dan Generasi Sejahtera dengan Sistem Islam


Oleh Nina Marlina, A.Md
Aktivis Muslimah

Kemiskinan masih menjadi problem besar negara yang belum terselesaikan. Berbagai program pengentasan kemiskinan belum mampu mengatasi permasalahan ini. Janji para penguasa ketika pemilu untuk mengentaskan kemiskinan pun nyatanya tak mampu terealisasi saat mereka berkuasa. Parahnya angka kemiskinan ini tetaptinggi. Akhirnya, kehidupan rakyat jauh dari kata sejahtera dan layak. 

Diantara rakyat yang merasakan kemiskinan ini adalah anak-anak dan perempuan. Anak-anak banyak yang  mengalami stunting dan gizi buruk akibat berbagai faktor. Faktor utamanya adalah kemiskinan sehingga tidak terpenuhi asupan gizinya baik saat masih dikandung maupun setelah lahir. Selain itu ditambah dengan buruknya sanitasi lingkungan. Adapun kaum perempuan atau ibu juga mengalami penderitaan. Mereka harus ikut menanggung beban kehidupan dengan membantu ekonomi keluarga. Akibatnya waktu dalam mengurus rumah tangga dan mendidik anak harus terbagi bahkan tersita untuk bekerja di luar rumah. Ibu pun tidak bisa fokus menjalankan tugasnya sebagai ummun warabbatul bait (ibu dan pengatur rumah tangga). Tidak sedikit dari mereka yang mengalami depresi karena kemiskinan ini.

Cara Islam Mengentaskan Kemiskinan
Penerapan sistem kapitalisme telah gagal dalam menyejahterakan manusia. Ketimpangan ekonomi pun menimpa rakyat di berbagai wilayah. Kemiskinan saat ini adalah kemiskinan struktural atau sistemik yakni akibat penerapan ekonomi kapitalisme. Banyak rakyat yang tak mampu mengakses dan memenuhi kebutuhannya. Untuk itu, saatnya uninstal kapitalisme dan menggantinya dengan sistem terbaik yang diturunkan Allah Swt. untuk manusia. Sistem ini tiada lain adalah sistem Islam. Penerapan sistem islam akan mampu untuk menyelesaikan problem kemiskinan. 

Adapun langkahnya adalah pertama dengan mengelola Sumber Daya Alam oleh negara dan dipergunakan hasilnya untuk kebutuhan rakyat seperti dalam bentuk layanan pendidikan dan kesehatan. SDA adalah termasuk kepemilikanbumum yang tidakbboleh diserahkan pengelolaannya kepada swasta apalagi asing, tidak seperti dalam sistem kapitalisme saat ini. Contohnya adalah tambang emas, minyak bumi, batu bara, gas alam dan sebagainya. Kedua, penerapan sistem ekonomi islam akan menghapus riba dan akad atau transaksi-transaksi yang menyalahi syariat. Sistem ekonomi islam juga hanya bertumpu pada pertumbuhan ekonomi riil sehingga akan meniadakan sektor non riil seperti pasar modal dan pasar uang. Ketiga, menjamin distribusi kekayaan SDA secara merata ke seluruh wilayah sehingga rakyat dapat dengan mudah memperoleh kebutuhannya dengan harga yang murah misalnya kebutuhan pangan. Untuk kemudahan distribusi ini, negara akan membangun jalan ke pelosok daerah, menyediakan transportasi dan fasilitas lainnya. Keempat, negara menjamin terpenuhinya kebutuhan primer rakyat baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menyediakan lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya. Selain itu, memudahkan rakyat untuk dapat memenuhi pula kebutuhan sekunder dan tersier mereka. Kelima, negara menerapkan konsep kepemilikan sesuai syariat yaitu kepemilikan negara, kepemilikan umum dan kepemilikan individu. Dari 3 jenis kepemilikan ini, negara akan memiliki sumber pemasukan yang banyak guna memenuhi kebutuhan rakyat. Kepemilikan negara meliputi jizyah, fa’i dan kharaj. Kepemilikan umum berasal dari sumber daya alam seperti hutan, laut, dan barang tambang. Sementara kepemilikan individu berasal dari pos zakat, infak dan shadaqah. Keenam, setiap individu akan didorong untuk bekerja agar terpenuhi kebutuhan hidupnya. Jika tidak mampu, maka akan ditanggung oleh ahli waris, keluarga atau kerabatnya. Selain itu, Islam juga akan mendorong agar terciptanya kepedulian sosial diantara masyarakat.

Peran Kita WujudkanPenerapan Islam
Untuk dapat menerapkan ekonomi Islam tak bisa berharap pada sistem politik kapitalisme demokrasi saat ini. Akan tetapi hanya institusi Khilafah berasaskan akidah Islam yang mampu mewujudkan terciptanya sistem ekonomi Islam sehingga mampu menuntaskan kemiskinan. Dengan ini, maka harus ada upaya kita sebagai umat Islam merealisasikan hal tersebut. Adapun upaya kita adalah dengan berdakwah menyadarkan umat tentang kerusakan penerapan sistem kapitalisme yang telah menciptakan kemiskinan akut dan kezaliman terhadap rakyat. Kita maksimalkan peran kita dalam upaya dakwah ini baik di lingkungan keluarga, lingkungan kerja dan masyarakat. Baik secara lisan maupun tulisan di media. 

Sebagaimana Rasulullah saw. yang telah mengorbankan harta, tenaga bahkan nyawa dalam memperjuangkan tegaknya agama ini. Saat tegak Daulah Islam di Madinah, kehidupan islam dapat terwujud karena dakwah beliau. Maka sudah sepantasnya kita pun meneladani perjuangan beliau dalam menegakkan  syariat-Nya. Sudah seharusnya kita berlomba-lomba dalam aktivitas dakwah dengan amalan terbaik. Untuk keberhasilan dan kemudahan dakwah ini, maka kita diperintahkan berdakwah secara berjamaah dengan aktivitas politik dengan tujuan melanjutkan kehidupan Islam. 

Peradaban kapitalisme harus segera tumbang, saatnya peradaban Islam yang penuh rahmat hadir kembali mewujudkan kesejahteraan dan kebaikan. Dengan hadirnya peradaban Islam akan menerapkan sistem islam dalam kehidupan negara. Seluruh bidang akan diatur dengan aturan Islam termasuk dalam bidang ekonomi. Dengan ini kemiskinan dapat diatasi, keluarga dan generasi pun terlindungi. Wallahu a’lam bisshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post