Ritual ibadah haji yang dilaksanakan oleh kaum Muslim
yang datang dari seluruh penjuru dunia sudah selayaknya menjadi cermin
persatuan dan kebangkitan umat Islam.
“Ibadah sudah selayaknya menjadi cermin persatuan dan
kebangkitan umat Islam,” ungkap Ustadzah Isma Nur Diana, S.Pd., dalam kajian
rutin bulanan Muslimah Perindu Surga: _Idul Adha, Refleksi Pengorbanan dan
Ketaatan Total pada Syariah_, Selasa (20/6/2023) di Masjid Nurul Amal,
Cimanggis, Depok.
Menurutnya haji dan qurban sebagai wujud persatuan,
persamaan dan ketakwaan harusnya dirasakan oleh setiap umat Islam.
“Ibadah yang wajib dilaksanakan di tanah Arab tersebut
seharusnya bisa merekatkan kembali ukhuwah agar terwujud ta'awanu alal birri
wattaqwa (tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa dalam
kesatuan umat (ummatan wahidah),” tegasnya di hadapan sekitar 50 jamaah.
Ia pun menambahkan, "Walau berasal dari berbagai bangsa, negara, bahasa, warna kulit
serta rupa, tetapi ketika di tanah suci mereka melebur menjadi satu, melakukan
thawaf dalam pakaian yang sama, mengelilingi Ka'bah yang sama dengan syariah
yang sama.”
“Semuanya dikarenakan para jamaah haji memiliki Tuhan
yang sama, Nabi yang sama, Kitab dan kiblat serta kalimat talbiah yang sama. Seluruh
kesamaan tersebut membuktikan bahwa kita adalah umat yang satu,” jelasnya.
Di akhir bahasan ia pun menegaskan, “Seandainya
setelah berhaji umat Islam masih terikat dengan persatuan, maka tidak akan ada
yang mendzhalimi kaum Muslim di manapun berada.”[] Sandhi Indrati
Post a Comment