Aktivis Muslimah
Belakangan ini ada banyak sekali istilah-istilah asing yang populer di telinga kaum Muslim. Mulai dari istilah gaul, hingga merujuk kepada penyakit tertentu. Salah satunya baby blues syndrom. Pasti Anda pernah mendengar istilah ini juga. Baby blues ini menjadi trend baru dalam sistem sekuler.
Sebagaimana yang dilansir dari situs hellosehat.com, baby blues syndrom adalah perubahan suasana hati setelah kelahiran yang bisa membuat ibu merasa terharu, cemas, hingga mudah tersinggung. Kondisi tersebut akan menyebabkan sang ibu mudah marah, tak sabaran, khawatir akan kesehatan bayi dan juga asupan gizi bayinya, hingga yang lebih parah bisa mengarah pada tindakan kekerasan baik pada diri sendiri maupun pada bayi.
Di Indonesia sendiri, jumlah kasus baby blues yang dialami wanita pasca melahirkan menduduki peringkat tiga di Asia. Hal ini sudah seharusnya menjadi perhatian besar bagi kita. Karena efek yang ditimbulkannya dapat mengarah pada tindakan kriminal yang menyakiti bayi ataupun ibu sendiri.
Salah satu contohnya pembunuhan bayi yang dilakukan sepasang suami istri di Kembang, Kabupaten Jepara. Mereka tega membuang bayinya ke sumur, dengan alasan tidak tega mendengar bayinya menangis karena sakit dan tidak kunjung mereda. Mereka putus asa lantaran tidak bisa melakukan pengobatan (News.republika.co.id).
Penyebab baby blues sendiri beragam, mulai dari perubahan hormonal dalam tubuh ibu yang baru melahirkan, kelelahan akibat mengurus bayi seharian, juga gangguan psikis seperti stres dan depresi menghadapi beragam permasalahan dalam hidup juga ikut menjadi faktor seseorang terkena baby blues.
Himpitan ekonomi yang dialami masyarakat saat ini menambah permasalahan yang dialami oleh ibu baru, seperti kasus pembunuhan bayi yang dipaparkan di atas. Itu terjadi karena orang tua bayi tidak memiliki uang untuk berobat anaknya yang sakit.
Selain itu, ketidakmampuan mengelola emosinya turut mengambil peran dalam terjadinya baby blues syndrom ini. Hal ini sejalan dengan fakta bahwa kesehatan mental masyarakat di Indonesia cukup mencemaskan. Sebagaimana yang disebutkan dalam situs Kemenkes sehatnegeriku.kemenkes.go.id, sekitar 20% masyarakat Indonesia berpotensi mengalami gangguan kesehatan jiwa.
Inilah potret buruk dari rusaknya sistem kapitalis yang dipakai di negeri ini. Kesulitan lapangan kerja akibat pengaruh globalisasi yang mengizinkan warga negara asing ikut mencari kerja di negeri ini. Belum lagi privatisasi SDA, menjadikan SDA yang sejatinya di kelola oleh negara untuk masyarakat menjadi dikuasai individu tertentu. Banyaknya kebijakan yang berpihak pada kapital atau pemilik modal ini, mengakibatkan himpitan ekonomi yang mendera masyarakat di Indonesia saat ini.
Belum lagi pendidikan di dalam sistem ini, yang jauh dari tujuan hakiki sebuah ilmu. Pendidikan saat ini menjadikan materi sebagai tujuannya, yang ini jauh sekali dari tujuan ilmu yakni mendekatkan diri kepada Allah dengan menjadikan diri sebaik-baik hamba Allah yang menjalankan perannya.
Sehingga pendidikan mengenai peran sebagai ibu dan juga orang tua, tidak akan didapatkan di dalam pendidikan sekuler kapitalis ini. Padahal pendidikan tersebut sangat dibutuhkan sebagai modal bagi orang tua, khususnya orang tua baru untuk mengemban perannya dalam mengurus dan mendidik anak.
Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa baby blues syndrom adalah dampak dari rusaknya tatanan kehidupan yang terjadi di dalam sistem kehidupan sekuler, yang memisahkan antara agama dan kehidupan. Yang menjadikan materi sebagai tujuan dari kehidupan.
Jauh berbeda dengan tatanan kehidupan yang telah diajarkan dalam Islam, yang justru menjadikan aturan-Nya sebagai dasar kehidupan yang akan memberikan rahmat kepada seluruh alam. Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT Al-Qur’an surah al-Anbiya ayat 107 yang artinya, “Dan tidaklah kami mengutusmu (Muhammad), melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.”
Oleh karenanya, kembali kepada aturan Islam, dan menjalankan kehidupan Islam seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW sebagai upaya merawat alam, manusia dan juga kehidupan sesuai dengan keridhaan Allah SWT.[]
Post a Comment