Waspada Indonesia Alami Kekeringan


Oleh: Nina Iryani S. Pd
             
Kekeringan akibat kemarau panjang atau berkurangnya  kadar air akibat curah hujan  yang rendah merupakan fenomena alam yang terjadi disebabkan musim kemarau tiba. Sejumlah lahan penunjang kelembaban mengalami masalah seperti penebangan hutan lindung secara bebas, tidak adanya proses tebang tanam yang memadai, polusi udara yang memicu global warming, tata kelola air tidak memadai, mencakup irigasi dan pengairan, juga kurangnya kesadaran manusia terhadap penggunaan air berdasarkan keperluan saja. 

Di beberapa titik di Indonesia diprediksi BMKG akan mengalami kekeringan panjang yang berakibat pada kurangnya pangan.          
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi bahwa Indonesia, akan menghadapi musim kemarau lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.  Curah hujan yang turun selama musim kemarau, diprediksi akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya, sehingga bencana kekeringan bisa mengancam sejumlah sektor kehidupan seperti pertanian, kebakaran hutan, krisis air hingga sejumlah penyakit yang muncul akibat perubahan cuaca ekstrim.     

BMKG juga memprediksi musim kemarau tahun 2023 tiba lebih awal dari sebelumnya. Saat ini sebesar 28% atau 194 zona musim wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Jika tiga tahun terakhir (2020-2022) kerap didapati hujan  di musim kemarau, maka diprediksi hal tersebut tidak akan  terjadi di tahun 2023 ini.                                                 
Turunnya hujan di tiga tahun terakhir dipicu peristiwa La Nina yang mengakibatkan iklim basah. Namun pemantauan terbaru, suhu permukaan laut di Samudra Pasifik, menunjukkan bahwa saat ini intensitas La Nina terus melemah, dengan indeks pada awal Februari 2023 sebesar -0, 61.                             Suhu muka air laut, di Samudra Pasifik yang terus melemah mengarah pada El Nino pada Juni 2023 yang berakibat semakin menghangat kawasan tersebut. Peristiwa El Nino ini berlawanan dengan La Nina.                                               

El Nino adalah suatu peristiwa dimana suhu permukaan air laut (SST) di Samudra Pasifik mengalami peningkatan di atas kondisi normal. Peningkatan suhu ini menyebabkan pertumbuhan awan lebih tinggi di wilayah Samudra Pasifik tengah dan mengurangi jumlah curah hujan di Indonesia.            

BMKG telah memprediksi dampak El Nino mengakibatkan musim kemarau yang lebih ektrem akan terjadi diberbagai wilayah Indonesia tidak terkecuali Provinsi Sulawesi Selatan yang sebagian besar wilayahnya berbatasan dengan Selat Makassar. Dalam keterangan terpisah, kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut sembilan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta berstatus waspada kekeringan meteorologis. 
Kesembilan wilayah tersebut yakni:                             
1. Kecamatan Prambanan Kabupaten Sleman.                    
2. Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo            
3.Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul                      
4. Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul                        
5.Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul                      
6. Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul         
7. Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul         
8. Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul     
9.Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunung Kidul.         

Setelah pemetaan dan penentuan zona rawan terdampak kekeringan, upaya lainnya mulai direalisasikan dalam menjaga ketahanan pangan yakni manajement air dan benih tanaman seperti penggunaan varietas-varietas yang lebih tahan kering.                           
Pembagian benih tanaman gratis dinilai juga penting guna mengantisipasi kekeringan tidak saja bisa terjadi pada tanaman padi, tetapi krisis pangan bisa terjadi pada komoditas lainnya seperti jagung dan sorgum.  

Pembagian benih tanaman dan pengadaan program bantuan juga sanitasi air semaksimal mungkin sebelum terjadi kekeringan yang semakin ekstrem ini kerap menui berbagai konflik lagi di antara nya tidak tepat sasaran dalam pembagian nya, tidak merata bahkan terjadi pengikisan atau pengurangan bantuan di lapangan oleh penyelenggara yang merupakan rahasia umum.      

Islam mengatur bagaimana menghadapi kekeringan ini, bahkan sebelum kekeringan terjadi seperti yang tertuang dalam Q. S Al-A'rof ayat 7 :

"Dan sungguh Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu." 

Dalil lainnya terdapat dalam surat Al-Mulk ayat 15 :

"Allah lah yang menjadikan bumi ini untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahi lah di segala penjuru nya dan makan lah sebagian dari rezekinya." 

Dalam dalil lain :

"Tiada seorang muslim pun yang bertani, lalu hasil pertaniannya dimakan oleh burung atau manusia atau binatang, melainkan dia akan menerima pahala di atas hal itu." 
(H.R Bukhori dan Muslim). 

Begitupun dalam riwayat lain, Rasulullah bersabda :

"Tiada seorang lelaki menanam suatu tanaman, melainkan Alloh menetapkan baginya ganjaran sebanyak jumlah buah yang dihasilkan oleh tanaman tersebut. "(H.R Imam Ahmad). 

Begitu pula dalam surat Yaasin ayat 35 bahwa :

"Supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang di usahakan oleh tangan mereka maka mengapakah mereka tidak bersyukur?"

Hal senada terdapat dalam surat Yusuf ayat 47 yaitu :

"Dia Yusuf berkata agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa, kemudian apa yang kamu tuai, hendaklah kamu biarkan di tangkainya, kecuali sedikit untuk kamu makan. "                                      

Demikian Islam menganjurkan bahwa apa yang kita makan adalah bagian dari rezeki Allah. Islam memerintahkan umat-Nya untuk bercocok tanam sebagai ikhtiar menuju ketahanan pangan. Jadi, saat kekeringan melanda paling tidak dengan pasokan pangan sebagai bentuk pemerataan pangan dari panen sebelumnya, pengelolaan yang dilakukan lebih cepat sebelum kekeringan makin meningkat. 

Selain itu, Islam telah mengatur tentang pengelolaan irigasi pengairan, bantuan alokasi beras dan pangan lainnya terhadap daerah kekeringan ekstrem. Islam mengelola dengan baik lahan pertanian, sigap membantu yang memerlukan dengan adil, membentuk suasana negara aman dan tentram. Saatnya campakkan sistem kapitalis, lanjutkan kembali kehidupan Islam menuju peradaban cemerlang.   

Wallohu'alam bissawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post