Oleh: Yeyet Mulyati
Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI, Reynaldi Sarijowan, menilai pemerintah tidak berbuat banyak terhadap kenaikan harga telur tersebut. “Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia menyayangkan harga telur di pasaran terus merangkak naik tidak terdapat upaya melakukan upaya penurunan harga telur, sehingga harga telur secara nasional naik,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (18/5).(kumparan.com)
Harga telur terus saja meroket pasca hari raya Idul Fitri hingga saat ini tak juga turun dan sepertinya tidak ada tanda-tanda akan mengalami penurunan harga masih tetap di atas Rp 30.000/ kg. Hal ini menyebabkan banyak ibu-ibu mengeluhkan harga telur yang tak kunjung turun, sebab bagi rakyat menengah ke bawah telur merupakan salah satu menu wajib, karenanya mereka merasa sangat resah dengan harga telur yang mahal.
Para pengusaha rumahan pun ikut resah, sebab telur menjadi bahan untuk memproduksi usaha mereka. Mereka kebingungan harus melakukan apa untuk mensiasati kenaikan harga telur ini, jika menaikan harga jual ditakutkan akan mengurangi daya beli masyarakat, namun jika harga tidak naik maka akan merugi. Sungguh pilihan yang sulit bagi rakyat kecil.
Hal ini tentu bukan hanya permasalahan masyarakat kecil saja tapi permasalahan kita semua, terkhusus penguasa yang seharusnya bisa menstabilkan harga bahan pokok termasuk telur. Penyebab permasalahan ini harus segera ditelusuri lantaran masalah ini membuat rakyat tercekik. Tetapi para penguasa malah sibuk memperebutkan kursi kekuasaan, sementara kebutuhan dan hak rakyat diabaikan, penguasa seakan tak peduli dengan urusan rakyat. Mengingat bukan hanya harga telur yang mahal tapi juga seluruh bahan pokok harganya naik, sehingga banyak rakyat yang kelaparan karena tidak dapat membeli bahan pokok. Selain itu banyak pula anak-anak yang mengalami stunting karena tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi akibat mahalnya kebutuhan pokok.
Di Sistem Pemerintahan Islam hal ini tentu tidak akan terjadi, sebab negara akan menjamin kebutuhan rakyatnya dari mulai sandang, pangan, hingga papan. Rakyat tidak akan dipusingkan dengan kebutuhan pokok, kesehatan, pendidikan, keamanan dan keselamatan jiwanya, sudah menjadi tanggung jawab negara. Begitu juga masalah telur, negara akan mencari tahu apa yang menjadi penyebab kenaikan harga telur, bila kenaikan dari harga pakan yang mahal, maka negara akan berusaha menyediakan pakan untuk peternak ayam dan akan memproduksi sendiri ketersediaannya tanpa harus mengimpor dari negara lain, dan jika pun harus mengimpor dari negara lain maka hanya secukupnya saja. Untuk pengusaha kecil akan diberikan bantuan dengan harga yang murah bahkan gratis, sehingga peternakan ayam bisa menghasilkan telur yang cukup juga berkualitas, hingga kebutuhan akan telur bisa diatasi dan harga telur tetap stabil.
Wallahua'lam bishshawab.
Post a Comment