Pencabulan dan Kekerasan Anak Akibat Penerapan Sistem Kapitalis Sekuler

 


Oleh : Rini Oktaviani


harapanrakyat.com,- DPRD Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, merasa prihatin atas kasus pencabulan yang menimpa dua orang anak perempuan yang dilakukan oleh tetangganya T (56), di Kecamatan Kawalu.


Sebagai bentuk keprihatinan, anggota DPRD dari Komisi 4 menjenguk dan memberikan motivasi kepada korban dan juga orang tuanya, lantaran orang tua korban termasuk ibunya terus menangis mengingat kejadian yang menimpa anak perempuannya tersebut.


“Atas nama DPRD Komisi IV, kami merasa prihatin atas kejadian tersebut. Mudah-mudahan ini merupakan kejadian terakhir, karena dampaknya secara spesifik kepada anak – anak artinya traumatic,” kata Dede Muharam Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya, Rabu (10/5/2023).


Kata Dede, informasi dari orang tua korban, saat ini anak anaknya serba ketakutan ketika keluar rumah.


“Ya, mudah mudahan nanti dari KPAI Kota Tasikmalaya, bisa membantu agar mental anak ini tumbuh berkembang, seperti biasa dan ini harus ditangani secara cepat yah,” ungkapnya.


Maraknya kasus pencabulan dan kekerasan pada anak ini, sebenarnya muncul akibat penerapan sistem hidup kapitalisme sekuler. Kejadian yang sama dan terus berulang demikian tidak lepas dari nilai-nilai hidup yang salah yang telah berkembang di masyarakat.


Pelaku kekerasan, termasuk kekerasan seksual pada anak yang mayoritasnya adalah orang dekat korban (keluarga, tetangga, bahkan gurunya), menggambarkan keadaan masyarakat yang sakit. Terlebih, nilai kebebasan yang terkandung dalam sistem kapitalisme sekuler ini telah menjadi racun mematikan bagi akal dan naluri manusia, hingga seorang ayah kandung tega menggauli darah dagingnya sendiri. Membuat saudara kandung mengeluarkan hasrat buruk terhadap saudaranya sendiri. Ketika pemahaman agama tidak menjadi standar perilaku, maka hawa nafsu menjadi penentu. Akibatnya, orang berlomba memenuhi naluri seksualnya sesuka hatinya. Jelas, sistem ini melahirkan liberalisme yang telah menghilangkan ketakwaan individu.


Pada sisi lain, maraknya kekerasan seksual pada anak menjadi gambaran betapa lemahnya jaminan keamanan bagi anak. Termasuk bahwa keluarga, ternyata tidak mampu menjalankan fungsinya sebagai tempat yang aman bagi anak.


Kondisi seperti ini menjadi makin berat ketika orang tua termasuk ibu sibuk bekerja yang membuatnya lupa mengawasi anaknya. Belum lagi kemiskinan, membuat kaum ibu harus ikut bekerja mencari nafkah, sehingga mengabaikan perannya sebagai pendidik dan pelindung anaknya. Sulitnya kehidupan mengakibatkan tekanan psikologis pada orangtua, sehingga memicu terjadinya kekerasan terhadap anak.


Selain karena faktor keluarga dan lingkungan, dan juga negara telah abai memberikan keamanan terhadap anak, kehidupan masyarakat yang diwarnai oleh kehidupan materialistis dan hedonis, akan membentuk individu yang mengutamakan terpenuhinya kebutuhan jasmani. Bahkan negara memfasilitasi hal tersebut.


Maraknya pornografi dan pornoaksi menjadi bukti bagaimana syahwat dibiarkan menuntut pemuasan. Rendahnya kontrol masyarakat juga membuat banyaknya kasus yang tidak dilaporkan. Ringannya hukuman bagi pelaku kekerasan seksual menjadi bukti tambahan lemahnya jaminan negara atas keamanan anak. Dan hukuman masih tidak memberikan efek jera.


Jelaslah, bahwa pencabulan dan kekerasan seksual terhadap anak adalah akibat diterapkannya sistem kapitalisme sekuler yang sudah seharusnya kita campakkan dan hanya kembali kepada sistem Islam yang sudah pasti memberi solusi bagi umat.


Wallaahu a'lam.

Post a Comment

Previous Post Next Post