Mahasiswi Universitas Negeri Padang (UNP) yang viral di media sosial (medsos) usai menyindir fasilitas tempat mereka melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kawasan Bungus Barat, Kota Padang.
Video permintaan maaf berdurasi 1 menit 58 detik itu diunggah oleh akun TikTok dengan nama pengguna @bhabinbungusbaratdregd.
Salah satu perwakilan mahasiswi mengatakan, mereka meminta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang ada di Kecamatan Bungus Teluk Kabung.
“Terkait dengan video yang sudah beredar dan sempat viral dan ditambahi umbu-bumbu, sehingga mengarah ke berita hoaks, kami dari KKN Bungus Teluk Kabung, RW 05, memohon maaf seesar-besarnya kepada ninik mamak, pemuka adat, Camat Bungtekab, Lurah Bungus Barat, Bhabin Kamtibmas, Babinsa dan seluruh masyarakat, terkhusus masyarakat Bungus Teluk Kabung,” ucap mahasiswi itu dalam video yang diterima oleh media, Rabu (28/6/2023) malam.
Para mahasiswi juga meminta maaf sebesar-besarnya kepada rektorat beserta jajaran dan panitia KKN UNP beserta pihak yang dirugikan akibat keteledoran mereka dalam bermedsos.
“Kami meminta maaf terhadap teman-teman yang tidak ikut terlibat dan berterima kasih kepada teman yang ikut mensupport. Serta terima kasih kepada ketua kkn kami yang telah mewadahi dan mengayomi kami hingga saat ini. Kami sangat menyesal karena kurang bijaksana dalam bermedia sosial,” katanya.
Dalam video tersebut, mahasiswi itu mengeklaim tidak pernah berniat sedikitpun untuk mencemarkan dan merusak nama baik pihak terkait.
“Untuk berita yang telah beredar, bahwasanya kami tidak diusir oleh pemerintahan kelurahan maupun masyarakat Bungtekab. Kepulangan kami berasal dari permintaan kami sendiri dengan didampingi Bhabin Kamtibmas,” katanya.
“Semoga dengan kejadian ini menjadi pembelajaran untuk kami ke depannya, terima kasih lurah, Pak RW dan Bhabin Kamtibmas yang menjaga kami di sana,” sambung mahasiswi tersebut.
Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Camat Bungus Teluk Kabung, Imral Fauzi mengaku juga telah meminta mahasiswa yang viral di medsos untuk melayangkan permintaan maaf secara terbuka.
Hal tersebut disampaikan Imral pasca sejumlah mahasiswi dari UNP mengeluhkan fasilitas yang mereka dapat di tempat KKN di kawasan Bungus Barat, Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Padang.
“Karena ini sudah viral ke mana-mana dan publik luas sudah mengetahuinya, maka sudah seharusnya juga menyampaikan permintaan maaf secara terbuka,” kata Imral Fauzi, Rabu (28/6/2023) malam.
Pria yang akrab disapa Joim itu mengatakan, mahasiswi KKN yang menginap di kawasan Bungus Barat itu membayar per kepala sekitar Rp30 ribu untuk satu bulan.
Menurutnya, tidak mungkin warga atau masyarakat setempat mengakomodir segala kebutuhan dari para peserta KKN yang jumlahnya terhitung banyak tersebut.
“(Membayar) Rp30 ribu per kepala, itu per bulan, bukan diminta per hari, itupun digunakan untuk membayar listrik, air dan segala sarana pendukung lainnya, masa masih dikeluhkan juga,” katanya.
Menurutnya, KKN bagi seorang mahasiswa adalah ajang untuk mengabdi kepada masyarakat, bukan untuk berlibur.
S”Di sana, mereka bertugas untuk mengimplementasikan semua ilmu yang mereka dapat, jadi jika ada kekurangan dalam pelayanan, seharusnya dimaklumi, dicarikan solusinya, itu gunanya mereka ada di sana, bukan untuk berlibur,” katanya.
Imral juga membandingkan dirinya saat melaksanakan KKN di Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) yang jauh lebih memprihatinkan dari kondisi yang dialami para mahasiswa UNP di Bungus Barat.
“Apa yang mereka dapat saat ini, sudah jauh lebih baik, karena saya juga pernah melaksanakan KKN, itu jauh lebih memprihatinkan, tapi kembali lagi, ini merupakan pengabdian kepada masyarakat,” katanya.
Sebelumnya, pihak Universitas Negeri Padang (UNP) angkat bicara pasca viral sejumlah mahasiswi mereka yang mengungkapkan keluh kesahnya saat melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di kawasan Bungus Barat, Kota Padang.
Sekretaris UNP, Erian Joni mengakui bahwa sejumlah mahasiswi yang ada dalam video beredar itu berasal dari UNP. “Ini terjadi karena miskomunikasi dan etika dalam bersosial media,” kata Erian.
Erian Joni mengatakan, mahasiswi itu mengaku mengeluhkan fasilitas yang mereka dapatkan tidak sebanding dengan harga sewa rumah yang harus dibayar oleh peserta KKN.
“Namun, bukan berarti tindakan mereka itu dibenarkan, menyampaikan keluh kesah mereka di media sosial (medsos) dengan cara demikian, sekali lagi ini miskomunikasi,” jelas Erian Joni.
Sejumlah mahasiswa yang melaksanakan KKN di kawasan Bungus itu telah ditarik keluar dari wilayah tersebut pasca postingan yang mereka keluarkan beredar dan kadung viral di medsos.
“Agar tidak terjadi gesekan, mereka kami tarik dan bisa saja dipindahkan ke daerah lain, mungkin saja masih ada slot (daerah KKN) yang kosong, mungkin mereka di sana ditempatkan,” kata Sekretaris UNP.
Mahasiswa UNP yang mengikuti KKN pada tahun ini berjumlah ribuan dan tersebar ke ratusan nagari, kelurahan dan desa di Sumbar.
Post a Comment