Konser Coldplay, Siapa yang Diuntungkan?

 



Oleh Nelfiyanti Dalimu
(Pegiat Literasi)

Masyarakat Indonesia sangat antusias terhadap konser Coldplay yang akan dihelat di Jakarta pada tanggal 15 November 2023 nanti. Padahal konser tersebut akan dilaksanakan pada hari kerja (Rabu) dengan harga tiket konser yang fantastis.  Tidak tanggung-tangung masyarakat rela berutang demi menonton konser Coldplay.  

Antusiasnya masyarakat Indonesia pada band yang terbentuk tahun 1996 ini, dengan julukan "The Most Successful Band of the 21st Century", tampak dengan unggahan di Instagram mereka yang disukai lebih dari 1 juta kali. Meskipun ini merupakan konser pertama di Indonesia, tetapi harga tiketnya dijual dengan nominal Rp 800 ribu - Rp 11 juta. Harga ini mengalahkan harga termahal tiket konser Blackpink yaitu Rp 3,8 juta.

Melansir Kompas.com (11/5/2023),
Meskipun dibanderol dengan harga tinggi, tetapi tetap saja masyarakat Indonesia yang merupakan fans band Coldplay, membeli tiket tersebut.  Misalnya Eka, yang mengaku akan membongkar celengan untuk dapat menonton konser Coldplay di Indonesia. Menurutnya, Coldplay termasuk band langka.  Karena Coldplay memilih negara yang bebas, tidak ada masalah politik, masalah lingkungan, isu kekerasan, ras dan sebagainya. Sehingga dia tidak mau kehilangan momen langka ini.

Senada itu, seorang karyawan swasta asal Yogyakarta, Selly mengaku karena sudah masuk wish list, jadi dirinya harus menonton konser itu termasuk mengusahakan uang pembelian tiket dari gaji bulanan saja.

Antara Hiburan dan Simpatik

Begitu bersungguh-sungguh sekali masyarakat menyambut band dari London ini hingga rela menyisihkan uang untuk membeli tiket, yang kalau dipikir uangnya itu bisa digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat berskala jangka panjang.

Memang uang itu hasil dari keringat mereka sendiri, tetapi alangkah baiknya digunakan untuk kebutuhan pokok mereka. Masih banyak saudara kita di luar sana yang masih hidup kekurangan. Belum lagi saudara kita seperti di Palestina dan Suriah yang juga masih membutuhkan bantuan sandang.

Ingatlah, kaum Muslim bagaikan satu bangunan.  Allah Swt. berfirman: "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara.  Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat” (TQS Al Hujurat : 10).   

Dari Abu Musa Al Asy’ari berkata,  Rasulullah saw. bersabda: "Antara seorang mukmin dengan mukmin yang lainnya adalah bagaikan satu bangunan yang saling menguatkan satu sama lainnya,” (HR At-Tirmidzi).

Kaum Muslim harus sadar bahwa hidup di dunia ini tidak selamanya, karena akan ada hari penghisapan di hari kemudian.  Manusia akan dimintai pertanggung jawaban atas semua perbuatannya di dunia dan salah satunya, waktu dan hartanya digunakan untuk apa?

Sangat disayangkan pula, penyelenggara konser dan pihak pemberi izin tidak menjadikan  band coldplay merupakan salah satu band yang dengan vulgar mendukung hak-hak kelompok l3s6ian G4y, biseksual dan transgender (L967).  Tentunya hal ini bertentangan dengan ajaran Islam yang mayoritas diyakini masyarakat Indonesia.

Di sisi lain, masyarakat Indonesia perlu bersyukur, karena masih ada elemen masyarakat yang masih memikirkan kemaslahatan umat, seperti Persaudaraan Alumni 212 yang mana Persaudaraan Alumni 212 akan mengelar aksi besar-besaran menolak konser band Coldplay.

Wasekjen PA 212, Novel Bamukmin menilai, band Coldplay merupakan kelompok yang mendukung kampanye L967 dan jelas-jelas L968 bertentangan dengan syariat Islam serta Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Jika  sampai mereka jadi menggelar konser, itu artinya kita mendukung mereka mengkampanyekan L967 dan atheis yang sangat bertentangan dengan nilai agama dan Pancasila. Apalagi mayoritas penduduk Indonesia umat Muslim. (BeritaSatu.com, 13/5/2023)

Perlu disadari, konser seperti ini membuka jalan kemaksiatan besar-besaran karena secara fikih ada pelanggaran ikhtilat (campur baur) antara laki-laki dan perempuan. Belum lagi potensi terjadinya pelecehan seksual.

Inilah buah dari kehidupan liberal-sekuler, masyarakat dipisahkan dari agama.  Masyarakat tidak melihat lagi aturan Allah Swt. alias standar kehidupan masyarakat lebih kepada materi dan kebebasan, bukan halal-haram. Tidak heran masyarakat lebih senang ke tempat-tempat hiburan, dibanding ke majelis ilmu (kajian).

Standar kebahagian sistem ini yaitu memperoleh sebanyak-banyaknya kesenangan yang bersifat jasmaniah. Atas nama hak asasi manusia, masyarakat bebas berbuat semaunya menurut apa yang diinginkan. Padahal kebahagian yang didapat adalah kebahagiaan yang semu.

Islam Mengatur Kehidupan Umatnya

Islam memandang di balik alam semesta, manusia, dan kehidupan, terdapat yang menciptakan segala sesuatu, yaitu Allah Swt. Hidup di dunia mempunyai aturan dari Sang Khaliq.  Semuanya tertuang dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Setiap muslim sadar bahwa perbuatannya terikat dengan syari’at Allah Swt. yaitu halal dan haram.

Adapun kebahagian seorang Muslim terletak pada rida Allah Swt. semata. Dengan diterapkan aturan Allah Swt
dalam kehidupan sehari-hari maka akan terjaga jiwa, akal, kehormatan, kepemilikan serta keamanan negara.

Oleh karena itu, umat butuh sistem yang terikat dengan hukum Allah Swt. yaitu sistem Islam yang mengikuti metode kenabian. Sistem yang telah terbukti 13 abad mensejahterakan penduduk dunia, tidak hanya kaum Muslim tetapi juga non-Muslim.  Apakah kita tidak rindu dengan sistem kehidupan yang seperti itu?

Wallahu a'lam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post