Anak adalah buah dari kasih sayang kedua orang tuanya, bagi yang mendambakannya. Anak adalah anugerah yang tidak semua pasangan bisa diberi amanah oleh Alloh mendapatinya. Anak adalah perhiasan dunia, seperti termaktub dalam Q.S Al-Khaf (18) ayat 46 :
"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia...",
Anak juga merupakan penyejuk hati seperti tertera pada Q.S Al-Furqon (25) ayat 74 :
"Dan orang-orang yang berkata " Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami..."
Bahkan dikatakan dalam sebuah hadits bahwa salah satu amalan yang tak terputus ialah do'a anak yang sholeh.
Kendati demikian, kini marak terjadi kasus-kasus kekerasan baik berupa verbal, fisik bahkan mengarah pada tindakan asusila yang tiap waktu terus mengalami penambahan kasus. Seperti halnya kasus yang terjadi di Tasikmalaya dalam kurun waktu satu bulan, polisi dari Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Tasikmalaya, berhasil mengungkap 4 kasus asusila. Semua korban dalam kasus tersebut merupakan anak di bawah umur.
Tindakan asusila itu terjadi di 3 kecamatan di kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Dua kasus terjadi di Kecamatan Cigalontang, kemudian di Surakarta dan Cikatomas. Selain korban merupakan anak dibawah umur, pelaku dalam keempat kasus tersebut merupakan orang terdekat, yakni paman, kakak ipar dan ayah tiri korban. Kapolres Tasikmalaya, AKBP Suhardi Hery Haryanto mengatakan, selama bulan Mei 2023 pihaknya berhasil mengungkap 4 kasus dan semua korban masih dibawah umur.
"Usia korban masih usia sekolah, umurnya 10,13,14 dan 15 tahun, ada yang masih SD dan SMP. Pelaku anggota keluarga korban, " kata Hery di Mako Polres Tasikmalaya, Jum'at (26/5/2023).
Maraknya kasus kekerasan sensual merupakan salah satu bukti kegagalan pemerintah dalam menyelesaikan masalah tindak kekerasan seksual pada anak. Sistem Kapitalisme telah melahirkan orang orang yang hanya mengikuti hawa nafsu semata tanpa melihat dan mempertimbangkan apa yang telah diperbuat dan efek apa yang kelak terjadi terhadap anak di masa mendatang. Bahkan kapitalisme tidak pernah menerapkan hukum tegas dan efek jera bagi pelakunya.
Sistem Kapitalisme hanya jurang kehancuran, sistem keadilan yang bisa diperjual belikan, menghancurkan generasi bangsa dan bobroknya birokrasi kedamaian.
Namun, apabila kita rindu keadilan yang sebenarnya, kedamaian yang hakiki juga perlindungan menyeluruh bukan sesaat, maka saat nya kita kembali ke pangkuan hukum syara, dimana Islam melahirkan orang orang yang bersyakhsyiyah Islam yang lisannya mengharap ridha Allah, perilakunya hanya mendambakan jannatul firdaus.
Hukum Islam memberikan efek jera bagi para pelakunya. Saatnya mencampakkan Sistem Kapitalis menuju Sistem Islam sebagai mercusuar yang pernah mendunia yang diberkahi Allah subhanahu wata'ala.
Wallahu'alam bishawab.
Post a Comment