Oleh: Nur Laily
(Aktivis Muslimah)
Tak bisa dipungkiri masalah bullying menjadi isu global di berbagai negara, termasuk Indonesia. Bullying bisa terjadi dimana saja, termasuk lingkungan sekolah. Korban bullying bisa mengalami gangguan psikis maupun fisik, bahkan hingga berujung kematian. Seperti yang dialami oleh bocah kelass 2 SD yang meninggal setelah dikeroyok kakak kelasnya.
Dikutip dari media online KOMPAS.com, bahwa MHD (9), bocah kelas 2 di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), meninggal dunia akibat dikeroyok oleh kakak kelasnya pada Senin (15/5/2023). Kakek korban, HY mengatakan, usai kejadian yang terjadi di sekolah itu, cucunya tersebut sempat mengeluh sakit.
Bullying makin marak terjadi, bahkan menelan korban pada siswa Sekolah Dasar yang usianya cukup dini, dengan pelaku penganiayaan secara sadis dan bengis dalam usia dini pula.
Sungguh miris melihat generasi saat ini yang semakin rusak. Dalam sistem kapitalis, output yang ingin dihasilkan adalah generasi dapat produktif dalam menghasilkan cuan dan mendapatkan kesenangan duniawi sebanyak-banyaknya. Sekulerisasi (pemisahan agama dari kehidupan) pun tumbuh subur di sistem kapitalis.
Solusi Islam
Sistem kapitalis bertolak belakang dengan sistem Islam. Islam menjadikan keimanan sebagai landasan dalam setiap perbuatan, sehingga menjadikan benteng dari perilaku jahat dan sadis. Islam juga memiliki mekanisme yang komprehensif dalam membangun kepribadian umat, sehingga terwujud individu yang taat, beriman dan berakhlak mulia juga trampil dalam bidang sains dan teknologi.
Dalam Islam, pendidikan adalah bekal perjalanan hidup manusia, tanpa ilmu agama manusia akan tersesat dunia dan akhirat. Sehingga kurikulum pendidikan harus bersandar pada aqidah Islam. Negara akan menerapkan sistem pendidikan yang terbaik, hingga memperoleh output generasi terbaik. Bukan seperti dalam sistem demokrasi kapitalis, yang menghasilkan generasi yang tak paham agamanya, hingga terjerumus dalam kemaksiatan.
Peran orang tua dan masyarakat juga penting dalam mencetak generasi terbaik. Pola asuh orang tua dalam mendidik generasi akan baik jika berlandaskan aqidah islam. Suasana keimanan akan terbentuk, sehingga akan tumbuh menjadi pribadi yang baik, peduli terhadap sesama dan tidak mudah mencela orang lain. Beda dengan pola asuh sekarang yang orang tua dan masyarakat acuh terhadap generasi, tak ada pengawasan.
Negara juga sangat penting dalan mencetak generasi terbaik. Jika negara menerapkan Islam secara kaffah, maka negara akan mengontrol media dan informasi yang mudah diakses oleh generasi. Negara memastikan tak boleh ada konten berbau kekerasan dan pornografi di media apapun.
Sebenarnya akar masalah ini adalag sistem demokrasi kapitalis yang rusak dan merusak. Hingga timbul kerusakan generasi yang semakin menjadi-jadi. Semua masalah ini akan terselesaikan dengan tegaknya sistem Islam secara kaffah melalui institusi khilafah. Wallahu'alam bi shawab.
Post a Comment