Oleh: Ummu Almahira
(Aktivis Muslimah)
Kasus bunuh diri di Indonesia semakin meresahkan. Insiden bunuh diri pada remaja semakin lumrah terjadi. Tajuk berita online diwarnai sejumlah kasus bunuh diri remaja. Seperti yang termuat di media online detik.com, diantaranya: Remaja 17 Tahun di Makassar Ditemukan Tewas Tergantung di Kamar Mandi Rumah, Remaja di Bojonegoro Gantung Diri Setelah Ditinggal Nikah Pacar, Remaja Putri di Bogor Ditemukan Tewas Tergantung di Dalam Rumah, Remaja Tewas Usai Lompat dari Lantai 12 Mal Bandung, Diduga Bunuh Diri Remaja di Jambi Ditemukan Gantung Diri di Pohon Jambu, ABG di Blora Bunuh Diri Polisi Temukan Surat untuk Ortu dan Teman, dan masih banyak kasus bunuh diri lainnya.
Dilansir dari media online bbc.com, 25 Januari 2023, insiden bunuh diri di Indonesia bisa 4 kali lebih tinggi dari data resmi. Hal ini dikarenakan banyaknya keluarga tidak melapor ke Polisi dikarenakan bunuh diri ibarat aib. Sungguh ironis hingga saat ini kasus bunuh diri terus mencuat karena solusi belum tuntas sampai akarnya.
Menyoal Insiden Bunuh Diri
Dari faktor-faktor tersebut jika dikerucutkan akan sampai pada satu titik. Yakni buruknya sistem kehidupan yang diterapkan saat ini dan abainya penguasa pada rakyat. Paham sekularisme membuat agama dipisahkan dari kehidupan. Konsekuensinya, manusia tumbuh dengan jiwa yang rapuh, kadar keimanan yang minim, dan mudah putus asa.
Solusi Sistemik dari Islam
Sistem yang mampu terbukti menjaga kesehatan mental warganya adalah kepemimpinan Islam yang disebut Khilafah. Posisi negara Khilafah adalah sebagai khadimatul ummat (pelayan umat). Rasulullah Saw bersabda yang artinya,”Imam (Khalifah) adalah ra’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR. al-Bukhari)
Khilafah akan mengurus warga dengan sebaik-baik pengurusan. Sebagaimana Islam memandang manusia secara utuh dan menyeluruh. Karena itu pembangunan manusia tidak hanya aspek fisik, namun juga mental. Islam menjadikan akidah Islam sebagai asas kehidupan, bukan hanya masalah ritual semata. Akidah Islam diajarkan secara menyeluruh kepada generasinya. Akidah ini akan menuntun mereka memahami tujuan hidup di dunia ini hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT.
Maka dari ini, manusia akan bahagia ketika mendapat ridha Allah. Cobaan dan kenikmatan adalah bagian dari ujian yang Allah berikan kepada manusia. Karenanya sikap seorang muslim ketika merasa mendapatkan kenikmatan, dia akan bersyukur. Namun saat dia ditimpa cobaan dia akan bersabar menghadapinya dan terus bertawakal kepada Allah. Mereka paham bahwa kedua kondisi ini baik untuknya.
Seorang yang beriman tidak akan pernah berfikir bunuh diri. Karena dia paham semua ketetapan Allah adalah yang terbaik. Serta setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawaban. Jadi dia paham bahwa bunuh diri adalah perbuatan yang dilarang oleh syariat Nabi.
Rasulullah Saw bersabda yang artinya,” Barang siapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu kelak akan berada di tangannya dan akan dia gunakan untuk menikam perutnya sendiri di dalam neraka Jahanam kekal di sana selama-lamanya. Barang siapa bunuh diri dengan minum racun, maka kelak ia akan meminumnya sedikit demi sedikit di neraka Jahanam ia kekal di sana selama-lamanya .” (HR. Bukhari no.5778, Muslim no.109)
Kehidupan yang berdasarkan akidah Islam akan menghasilkan manusia yang tangguh, sabar akan cobaan, dan yakin akan hari akhirat. Inilah konsep kehidupan yang diajarkan oleh Islam bagi pemeluknya. Dengan kata lain negara Khilafah juga menjamin kehidupan warganya. Sehingga mengurangi adanya tekanan kehidupan. Dari sistem ekonomi Islam, Khilafah akan menjamin setiap laki-laki mendapat pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya. Jaminan pendidikan, kesehatan, keamanan diberikan Khilafah secara gratis dan berkualitas. Sehingga tidak akan ada diskriminasi layanan dasar publik.
Post a Comment