Problematika Pengangguran yang Semakin Memprihatinkan

 

Oleh Inggit Octriani, S.Pd.Si.
(Ibu Peduli Generasi)

Problem pengangguran masih menjadi PR besar negri ini. Di saat yang sama, lulusan sekolah berbagai tingkat semakin banyak, sedangkan pekerjaan dirasa semakin sempit. Padahal, tanpa pekerjaan, bagaimana rakyat mampu memenuhi biaya hidup untuk dirinya dan juga untuk keluarganya?

Mengutip cnnindonesia, (5/5/2023)
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat masih ada sebanyak 7,99 juta pengangguran per Februari 2023. Jumlah tersebut setara dengan 5,45 persen dari sebanyak 146,62 juta orang angkatan kerja.
Dari data yang dirilis BPS ini, penggaguran terbanyak dari lulusan SMK tercatat 960 persen per Februari 2023. Jumlah ini turun signifikan dibanding data Februari 2022 yang sebesar 10,38 persen dan 2021 sebesar 11,45 persen.

Penyebab Maraknya Pengangguran

Maraknya pengangguran disebabkan sempitnya lahan pekerjaan, sedangkan maraknya siswa SMK yang menganggur, menggambarkan salahnya sistem pendidikan saat ini. Faktanya jumlah lulusan selalu lebih banyak dari terciptanya lahan pekerjaan.

Kurang seriusnya, pemerintah menangani masalah pengangguran T?terlihat dari lepas tangannya pemerintah dan menyerahkan masalah lapangan pekerjaan kepada korporasi. Padahal dengan membuka keran investasi sebesar-besarnya kepada para korporasi akan menyebabkan korporasi dengan semena-mena melakukan apa pun yang mereka inginkan demi tercapainya keuntungan yang besar.

Semakin terlihat, bagaimana sistem ekonomi kapitalisme bekerja, meniscayakan kebutuhan industri bukan berdasarkan kebutuhan, tetapi mengikuti pesanan oligarki atau pesanan para pemilik modal yang besar.

Pada saat yang sama, sistem pendidikan yang komersial, membatasi para rakyatnya untuk mengenyam pendidikan yang setinggi-tingginya. Sehingga menyebabkan minimnya sumber daya manusia yang punya pendidikan yang baik, juga skill yang mumpuni.

Tingginya angka pengangguran akan mengakibatkan rakyat kebingungan untuk memenuhi kebutuhan asasinya. Seperti makan, pendidikan, dan kesehatan. Tertekannya rakyat untuk memenuhi kebutuhan karena harga yang melambung tinggi. Menyebabkan tingginya angka kriminalitas, yang akhirnya berdampak pada masalah yang lebih besar.

Sistem kapitalisme terbukti membuat rakyat semakin bingung dengan kondisi pengangguran yang semakin meningkat, rakyat bukannya malas bekerja, tetapi kondisi pendidikan dan kondisi ekonomi yang membuat fakta pengangguran, seakan tanpa solusi.

Islam Punya Solusi

Islam mewajibkan negara untuk menyediakan lapangan kerja seluas-luasnya, sebagai mekanisme untuk menjamin kesejahteraan umat. Islam memiliki pemahaman yang khas mengenai kesejahteraan, yakni negara harus memastikan terjaminnya kebutuhan asasiyah atau kebutuhan dasar rakyatnya, seperti makan, kesehatan, pendidikan, dan keamanan.

Penjaminan ini harus dipastikan, terlaksana untuk orang per orang.
Kekayaan alam, dipandang sebagai kekayaan milik umat, yang wajib dikelola sebaik-baiknya untuk terpenuhinya kebutuhan umat.

Negara diharamkan untuk menjual kekayaan alam untuk individu atau perusahaan swasta, baik lokal maupun asing. Sehingga kemandirian negara dapat terwujud, ketergantungan terhadap asing juga dapat dihindari.

Dengan dibangunnya infrastruktur secara luas dan mandiri, dapat membuka lapangan kerja yang sebesar-besarnya bagi warga negaranya. Hal ini akan menekan angka pengangguran.
Ini telah dicontokan oleh Rasulullah dan para sahabat, yaitu pengelolaan baitulmal yang baik akan memudahkan negara memberi modal usaha secara cuma-cuma bagi rakyat yang ingin memulai usaha.

Dalam sistem Islam, pendidikan juga gratis hingga perguruan tinggi. Tingginya pendidikan dan juga pemahaman yang baik, didukung dengan skill yang mumpuni. Sangat memudahkan individu dalam negara untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Dari mekanisme ini, sangat tampak hanya Islam yang bisa menyelesaikan masalah pengangguran.

Wallahu a'lam bishawab

Post a Comment

Previous Post Next Post