Oleh Dewi Sartika
(Pegiat Literasi)
Kabar gembira bagi para penggemar grup Band Coldplay, karena dipastikan mereka akan manggung di Indonesia bertempat di Stadion Gelora Bung Karno rabu 15 November 2023. Meskipun rencana konser masih beberapa bulan lagi, namun, masyarakat sudah berburu tiket agar dapat menonton acara tersebut. Tidak peduli walaupun mereka harus rela merogoh kocek lebih dalam untuk membeli tiket yang tergolong tidak murah.
Melansir CNNIndonesia (11/5/2023),
dalam unggahan di media sosial PK Entertainment, harga tiket konser Coldplay di Stadion Utama Gelora Bung Karno akan dijual mulai Rp800. 000 sampai Rp 11.000.000 yang menjadi paket dengan harga termahal. Kategori termahal yang dijual bernama Ultimate Experience dan dibanderol seharga Rp11.000.000, sedangkan kategori selanjutnya yakni My Universe yang dibanderol seharga Rp5.700.000.
Budaya Hura-hura
Uforia konser grup band Coldplay seolah menghipnotis masyarakat negeri ini baik masyarakat biasa maupun para selebritis. Meskipun untuk mendapatkan tiketnya mereka harus bekerja banting tulang, rela menjual apa saja yang mereka miliki, bahkan menjual barang yang menjadi alat mencari nafkah sekalipun hanya demi menikmati kesenangan sesaat.
Di sisi lain, masyarakat digiring pada kecanduan dan fanatisme terhadap idola serta mengejar kesenangan dan hura-hura sesaat. Demi memperolehnya mereka rela melakukan apa pun, tanpa memperdulikan halal dan haram, tidak peduli meski mereka harus meminjam uang dari pinjaman online asalkan bisa bersenang-senang. Mereka tidak lagi mempedulikan ketika di dalam konser tersebut terjadi campur baur (ikhtilat) antara laki-laki dan perempuan serta rawan pelecehan seksual.
Demikianlah yang terjadi dalam sistem saat ini, kesenangan dituhankan serta menjadi tujuan hidup manusia. Banyak manusia yang menempuh jalan yang melanggar hukum syara' demi mendapatkan kebahagiaan. Sebab, standar kebahagiaan dalam sistem kapitalis adalah ketika terpenuhi semua keinginan, memiliki harta melimpah, tanpa memperdulikan halal dan haram. Mereka lupa bahwa ia kembali kepada Allah, untuk mempertanggung jawabkan setiap perbuatannya di dunia. Manusia lupa bahwa setiap aktivitas yang di lakukan dalam hidupnya akan di hisab kelak di yaumul hisab.
Termasuk dalam mengidolakan seseorang juga akan di mintai pertanggungjawaban. Dengan melihat fenomena geliat generasi muda yang begitu memuja idolanya, ini menunjukkan bahwa ada kesalahan dalam hal kecintaan kepada manusia yang berlebihan, padahal sejatinya kita dilarang mencintai manusia melebihi kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Sabda Rasulullah " Tidak sempurna iman seseorang dari kalian sampai menjadikan diriku (Rasul saw. ) lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia)."
Namun mirisnya, budaya hura-hura, senang-senang yang membuka celah terjadinya kemaksiatan ini justru didukung dan di fasilitasi oleh negara, dengan membuka pintu lebar untuk konser band tersebut. Demi apa? tentunya demi uang.
Pemerintah mengklaim dengan adanya konser tersebut akan memberi dampak positif bagi peningkatan ekonomi para pelaku UMKM. Padahal, dalam perhelatan ini pihak yang paling di untungkan adalah para kapitalis/ pengusaha seperti perhotelan, penginapan, dan lain-lain. Sementara pelaku UMKM mereka hanya mendapatkan secuil dari manfaat ekonomi tersebut.
Islam mengajarkan kepada manusia bahwa hidup tidak sekadar untuk bersenang-senang di dunia. Islam memerintahkan kepada manusia bahwa prioritas hidup adalah untuk beribadah kepada Allah melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangan-Nya. Karena, kesenangan di dunia bersifat fana sedangkan akhirat dan kesenangan surga kekal selamanya.
Firman Allah: " Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku" ( az-Zariyat: :56).
Oleh karena itu dalam aktivitas manusia seharusnya hanya berorientasi pada ibadah.
Dalam negara Islam, seorang pemimpin akan menutup semua celah sarana atau aktivitas yang ada keharaman di dalamnya, seperti ikhtilat, dan hura-hura. Sehingga aktivitas seperti konser yang bisa memicu munculnya ikhtilat akan dicegah.
Wallahu a'lam bishawwab
Post a Comment