Beberapa waktu yang lalu seorang ibu pejabat
mempersoalkan aktivitas pengajian. Melalui pernyataanya, bahwa para ibu sibuk
pengajian hingga melalaikan pemenuhan gizi anak yang berakibat stunting.
Padahal persoalan stunting bukan karena
pengajian, tapi akar masalahnya karena ekonomi. Sebab sistem ekonomi kapitalis
yang hanya memakmurkan segelintir orang yaitu para pemilik modal. Betapa
kekayaan negeri ini luar biasa melimpah. Dan seharusnya kekayaan itu dikelola
oleh penguasa dan hasilnya digunakan untuk keperluan rakyat. Akan tetapi
kenyataannya banyak rakyat hidup dalam kemiskinan.
Mereka nyinyir terhadap orang beriman, kelak di akhirat mereka yang akan dinyinyir oleh orang yang beriman. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah yang dahulu menertawakan orang-orang yang beriman” (QS al-Mutaffifin: 29).
“Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman yang menertawakan orang-orang kafir. Mereka duduk di atas dipan-dipan melepas pandangan” (QS al-Mutaffifin:35-36).
Oleh karenanya, teruslah berdakwah untuk kebaikan umat, jangan lemah karena nyinyir. Dengan keyakinan bahwa berkat dakwah Islam, orang takut beebuat curang yang merugikan orang lain atau negara seperti takut pada hisab di akhirat akibat dari perbuatan korupsi, berzina, menipu, merampok dan narkoba.
Karena dakwah Islam, rumah tangga menjadi sakinah mawaddah wa rahmah, tenang, tenteram serta meminimalisir terjadinya KDRT atau perceraian. Dakwah Islam juga yang menjadikan pemuda, remaja, menjadi sopan santun, menghormati orang tuanya dan orang lain, serta akhlaknya mulia. Dengan dakwah Islam pun masyarakat jadi aman nyaman tidak saling mengambil hak orang lain.
Maka sudah seharusnya penguasa berterima kasih terhadap para pendakwah. Berkat para pendakwah, ustadz, kiai, ulama yang mengajak umat untuk mengkaji Islam akan menyadarkan pemikiran dan pemahaman umat untuk lebih baik, dengan membina umat untuk kembali kepada aturan Allah, Sang Pemilik jagat raya.[]
Post a Comment