(Aktivitis Dakwah)
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis, menanggapi pidato Megawati Sukarnoputri terkait ibu-ibu pengajian. Dalam pidatonya, Megawati mengingatkan agar ibu-ibu pengajian tidak melupakan tugasnya mengurus anak supaya anak tidak kekurangan gizi.
Menanggapi hal tersebut, Kiai Cholil mengatakan, ibu-ibu yang rajin ke pengajian tidak menelantarkan anak-anaknya. Karena kebanyakan ibu-ibu yang datang ke pengajian, anak-anaknya sudah besar.
Ia mengingatkan, bahkan ibu-ibu yang datang ke pengajian lebih sebentar menghabiskan waktu, ketimbang ibu-ibu yang bekerja kantoran atau menjalankan bisnis.
"Waktunya untuk ngaji lebih sebentar daripada wanita yang kerja kantoran atau bisnis," kata Kiai Cholil kepada Republika, Ahad (19/2/2023).
Menuntut Ilmu Agama adalah Kewajiban
Hadir dipengajian dianggap melalaikan anak adalah tuduhan yang tak mendasar. Ini adalah salah satu bentuk salah paham terhadap aktifitas menuntut ilmu agama yang hukumnya fardhu 'ain bagi setiap muslim termasuk muslimah. Kewajiban menuntut ilmu tidak bisa diwakilkan hanya kepada orang-orang tertentu saja, melainkan wajib bagi seluruh kaum muslimin yang telah baligh dan berakal. Kewajiban menuntut ilmu telah jelas tertuang dalam Al-qur'an dan al-hadist, sehingga tak ada satu pun manusia dibumi ini yang menghalangi perintah sang pencipta.
Allah Swt. berfirman,
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ
“Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.” (QS Al-Mujadilah: 11).
Rasulullah saw. juga menegaskan wajibnya mengkaji Islam,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍَ
“Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim.” (HR Ibnu Majah).
Mengkaji Islam penting bagi setiap muslim agar selamat di dunia dan akhirat. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw.,
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ
“Barang siapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barang siapa menginginkan akhirat, hendaklah ia menguasai ilmu, dan barang siapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat), hendaklah ia menguasai ilmu,” (HR Ahmad).
Jadi, sangat membingungkan jika ada seorang muslim menghalangi muslim yang lain untuk menjalankan perintah Allah Swt dan Rasulullah SAW, bukankah ini termasuk orang yang menentang perintah sang khaliq?
Islam lagi yang disalahkan
Banyaknya stunting dinegeri ini, bukan karena ibu nya aktif dalam pengajian, tetapi karena memang kurang maksimalnya pemerintah dalam meri'ayah (mengurusi) rakyatnya. Stigma seperti itu menggambarkan bahwa pemerintah mau lepas tangan dari tanggung jawabnya dan menyalahkan rakyat itu sendiri. Pengajian ibu-ibu adalah aktifitas yang positif, dengan kegiatan seperti ini, maka ibu-ibu tau cara mendidik anak, paham tentang solusi dari problematika hidup ini. Masalah anak kurang gizi sebenarnya itu adalah tugas negara untuk mengurus rakyatnya dengan cara menyiapkan lapangan kerja yang dapat memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya, namun faktanya untuk mendapat pekerjaan saat ini sangat sulit dan ketika dapat gaji pun tak mampu menutupi segala kebutuhan pokok, mengingat saat ini seluruh kebutuhan pokok serba mahal. Bagi orang yang kurang mampu, memang tak mudah bagi mereka untuk mendapatkan gizi yang sempurna.
Maka, pentingnya belajar islam secara kaffah sehingga mereka paham betul hakikat hidup mereka didunia ini, tidak hanya sekedar memuaskan hawa nafsu saja tetapi perlu dan wajib menunaikan kewajiban menuntut ilmu, begitupun bagi para petinggi-petinggi di negeri ini harus memahami bahwa ber Islam kaffah itu penting dan wajib bagi setiap muslim dan muslimah. Meskipun di negeri ini mayoritas muslim tetapi muslim yang sekuler dan jauh dari agama. Jika umat ingin mewujudkan Islam dalam kehidupan, mereka jelas tidak bisa berharap pada politisi, melainkan harus berjuang dengan dakwah amar makruf nahi mungkar.
Belajar Islam Mencerdaskan
Alhamdulillah, sekarang telah banyak tempat-tempat pengajian, bukan hanya ibu-ibu tetapi juga bapak-bapak dan anak-anak. Mereka yang belajar Islam justru mampu bertahan hidup tanpa harus bermaksiat, mencuri, korupsi dan mengambil hak orang lain ditengah himpitan hidup semakin mengganas. Anak- anak remaja yang belajar Islam terhindar dari pergaulan bebas, narkoba, dll. Semua karena pemahaman bahwa itu semua haram. Berkat dakwah Islam, umat rajin bersedekah, berzakat dan berwakaf sehingga mampu membantu perekonomian negara yang seharusnya itu adalah tugas negara. Belajar Islam bagi suami istri tentu memberikan efek yang positif karena akan terhindar dari perselingkuhan dan perceraian, paham betul tentang hak dan kewajiban masing-masing. Anak muda yang belajar Islam kini telah menjadi pemuda yang cerdas dan unggul sehingga mereka pantas menjadi pemimpin masa depan negara. Justru para politisi yang terlalu sibuk mengejar kesejahteraan pribadinya dan lebih peduli kepada rakyat ketika diharapkan suaranya saja. Alih-alih mensejahterakan rakyat, tapi faktanya mereka lah yang sejahtera dan masyarakat yang sengsara. Banyak dari mereka yang terlibat korupsi uang negara tapi tetap berkuasa. Apakah mereka masih layak untuk diberi amanah?
Post a Comment