Makin
banyaknya tindak kekerasan yang dilakukan oleh pemuda, menggambarkan ada yang
salah dalam sistem kehidupan saat ini.
Mulai dari gagalnya sistem pendidikan membentuk anak didik yang beriman
bertakwa dan berakhlak mulia, lemahnya peran keluarga dalam meletakkan
dasar perilaku terpuji hingga rusaknya lingkungan masyarakat, sangat
mempengaruhi kehidupan pemuda dalam mencari jatidirinya.
Kasus
terbaru dari hidup hedonis, anak seorang pejabat pajak yang eksis dikenal
berkat mobil Rubicon nya dimedsos, Adalah Mario Dandy Satriyo yang melakukan
penganiayan sadis terhadap putra petinggi GP Ansor Jonathan Latumahina.
Penganiayaan secara brutal oleh Mario ini terjadi di sebuah perumahan di
Pesanggarahan, Jakarta Selatan, Senin (20/2) sekitar pukul 20.30 WIB.
Lain
dari pada itu, kasus bullying, tawuran antar pelajar serta nekatnya para pemuda
membunuh dan merampok dijalanan. Menjadikan catatan buruk dalam pergaulan
remaja pada era saat ini. Semua itu
adalah buah dari kehidupan yang berdasar
sekulerisme, yang menjadikan akal manusia sebagai penentu segala
sesuatu. Akal anak muda didorong untuk berpikir bahwa segala kebebasan bisa
diraih saat kurangnya kasih sayang dan pengawasan asuh dari orangtua sejak
dini.
Tingginya
ekonomi yang harus diperjuangkan serta melonjaknya kebutuhan dapur dan biaya
sekolah, tak salah jika sebagian orangtua hanya terfokus pada sebuah pekerjaan,
tentang bagaimana mereka (orangtua) bisa menutupi semua kebutuhan. Hal ini
menjadikan pola asuh anak tidak terkontrol sepenuhnya, anak dibiarkan bermain
diluar tanpa orangtua tahu bagaimana pergaulan anak remajanya diluar sana. Hingga
tak kaget, bila saat pulang kerumah. Anak mempunyai kepribadian yang berubah. Berkata kasar,
membentak orangtua, memukul, merusak barang hingga berani membunuh jika
keinginannya tidak dipenuhi. Maka disini, orangtua sangat berperan penting
untuk mendidik dan membentuk karakter anak sejak dini.
Bagaimana
caranya? Cara terbaik sudah Islam siapkan, Islam menjadikan akidah Islam
sebagai asas seluruh aspek kehidupan, sehingga menyadari dunia adalah tempat
menanam kebaikan untuk dipanen di akherat kelak. Hal ini akan menjaga setiap individu untuk
selalu menjaga perilaku selalu sesuai dengan aturan Allah dan RasulNYa. Islam juga mewajibkan masyarakan dan negara
sebagai pilar yang menjaga umat selalu dalam kebaikan.
Peran
orangtua yang rajin mengaji mencari ilmu agama, akan mempermudah memberikan
nasihat pada anak sesuai arahan dari ilmu yang didapat dari hasil pengajian.
Walau sekeras dan sebandel apapun anak. Titik balik dari kehidupan mereka
adalah penyesalan. Dan dari penyelasan itulah akan muncul dalam benak
pikirannya tentang ilmu agama dan nasehat orangtuanya, ketika dia ingin kembali
ke jalan yang Lurus. Wallahualam bishshawab
Post a Comment