(Pemerhati Masalah Sosial)
Prestasi non akademik ditorehkan oleh seorang mahasiswa asal Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), bernama Andi Sigalingging yang terpilih sebagai Duta Inspirasi Indonesia Batch 7 mewakili Provinsi Kalimantan Timur serta Universitas Mulawarman (UNMUL). Ajang pemilihan duta tersebut merupakan upaya memaksimalkan Bonus Demografi menuju Indonesia Emas 2045 dan Kemajuan Industry 4.0 (Unmul.ac.id, 25/01/2023).
Andi mengatakan bahwa Duta Inspirasi Indonesia terpilih akan menjabat selama tiga bulan, dimulai sejak dilantik pada 1 Desember 2022. Nantinya, selama 3 bulan Duta yang terpilih akan menyelesaikan program-program yang memanfaatkan 5 platform media sosial antara lain: TikTok, YouTube, Instagram, Spotify, dan LinkedIn. Tugasnya ialah dengan membuat konten-konten yang menarik dan menginspirasi.
Duta Inspirasi Indonesia merupakan sebuah platform sebagai wadah pemberdayaan pemuda-pemudi terpilih dari 37 provinsi di Indonesia yang menghadirkan berbagai program positif kepemudaan tingkat Nasional dan Internasional untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Pemilihan Duta Inspirasi Indonesia merupakan program yang didukung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga RI dengan memilih 74 Pemuda Pemudi terbaik perwakilan seluruh provinsi di Nusantara.
Ajang pemilihan duta seperti ini tentu saja dipandang sebagai sesuatu yang baik dan membanggakan bagi generasi muda. Bahkan, adanya para duta diyakini sebagai upaya untuk melibatkan pemuda dalam menyelesaikan persoalan bangsa dan negara. Namun sedikit sekali yang menyadari bahwa keberadaan duta yang bertugas “menginspirasi” sebenarnya adalah jebakan untuk membajak potensi mereka. Potensi besar pemuda muslim saat ini sengaja diarahkan sesuai target pembangunan dalam bingkai kapitalisme.
Kondisi seperti ini tentu membuat kita miris. Tanpa sadar generasi muda telah menyia-nyiakan potensinya dengan sesuatu yang melenakan bahkan membuat mereka abai terhadap kebangkitan Islam. Padahal dipundak mereka ada tongkat estafet untuk peralihan sebuah peradaban. Mereka memiliki kekuatan untuk menegakkan Islam dan meluaskan pengaruhnya hingga mendunia.
Sayangnya, Barat sangat menyadari kekuatan tersebut. Melalui program PBB Youth 2030: UN 2030 Barat merancang strategi untuk mengintensifkan peran pemuda di tiga pilar, yaitu perdamaian dan keamanan, HAM, dan pembangunan berkelanjutan. Langkah ini merupakan upaya arat untuk menjauhkan pemuda dari Islam ideologis. Virus Sekular-Liberal terus disebarkan di tengah-tengah mereka agar Barat leluasa membajak potensi mereka untuk memperkuat hegemoninya.
Selanjutnya, mereka menjadi duta-duta dari paham tersebut sekaligus korban dari nilai dan gaya hidup Barat dan sistemnya. Nilai-nilai Islam yang selama ini mereka warisi semakin luntur. Sosok mereka yang luar biasa dalam sejarah Islam kini tenggelam diganti dengan sosok yang mengejar hawa nafsu dan materi. Sedangkan karakter Islam yang melekat kian tergerus oleh budaya hasil produk Barat yang terus berkembang dalam tatanan masyarakat.
Alhasil, para pemuda semakin diarahkan untuk menjadi muslim moderat yang berpihak pada ide, nilai dan sistem Barat. Mereka pun menjadi generasi ‘rapuh’ yang dilanda krisis identitas masa depan. Mereka sukses dirusak oleh ide kebebasan berperilaku hingga terjerumus pada dunia kelam, narkoba, pergaulan bebas, konsumsi alkohol, prostitusi, LGBT dan perilaku menyimpang lainnya.
Sesungguhnya, pemuda muslim adalah termasuk kelompok yang mendapat predikat “khairu ummah (umat terbaik)”. Allah SWT berfirman, “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS Ali Imran: 110).
Oleh karenanya, pemuda muslim tidak boleh terjebak menjadi duta program Barat yang hakikatnya merusak umat Islam. Pemuda muslim harusnya menjadi duta agama yakni Islam kaffah, yaitu menjadi pengemban dakwah yang mengajak umat pada Islam ideologis dan melakukan amar makruf nahi mungkar.
Dalam sejarah kebangkitan peradaban Islam, telah digambarkan bagaimana pemuda menjadi kontributor yang sangat penting. Hampir semua perubahan itu diusung oleh gerakan pemuda. Sehingga Islam pun memberikan perhatian khusus terhadap mereka dengan potensi dan posisinya sebagai pemimpin pengubah peradaban dan penjaga Islam yang terpercaya.
Semenjak terbentuknya negara Islam di Madinah yang dipimpin langsung oleh Rasulullah, kemudian dilanjutkan beberapa zaman sesudahnya yaitu kekhalifahan Khulafaur Rasyidin, pemerintahan Bani Umayyah, Bani Abbasiyah dan Kesultanan Turki Usmani, para pemuda terus menjadi The Best Agent of Change dalam perspektif sejarah Islam maupun dunia.
Mereka menjadi target utama dalam pembentukan perjuangan Islam. Mereka terus dibina dengan akidah Islam hingga berhasil membangun pondasi perjuangan sekaligus sebagai mesin penggerak untuk kemajuan dakwah Islam.
Keberhasilan dakwah yang dilakukan oleh kalang pemuda tersebut menjadikan Islam terus menyebar ke berbagai penjuru dunia, hingga puncaknya ketika Ibukota Romawi Timur, Konstantinopel, berhasil dibebaskan oleh seorang pemuda bernama Mehmed II. Tidak hanya Al-Fatih, sejarah juga mencatat sosok pemuda 18 tahun bernama Usamah bin Zaid yang ditunjuk langsung oleh Rasulullah untuk memimpin pasukan muslim menyerbu Syam.
Sosok Mush’ab bin ‘Umair juga tak luput dari perhatian. Ia menjadi duta pertama dalam sejarah Islam yang diutus Rasulullah Saw untuk menyebarkan dakwah Islam ke Madinah. Rasulullah Daw. memintanya untuk mengajarkan Alquran kepada penduduk Madinah. Dengan izin Allah Swt., melalui wasilah “tangannya", dakwah Islam di Madinah mengalami perkembangan pesat. Dalam tempo kurang dari 1 tahun hampir seluruh penduduk Madinah masuk Islam.
Demikianlah beberapa sosok pemuda Islam yang memiliki peranan besar dalam kebangkitan Islam. Keberadaan mereka cukup menjadi bukti untuk menyadarkan pemuda muslim saat ini akan potensi kekuatannya. Hendaknya hal ini mampu menggugah semangat mereka untuk segera bangkit dan lepas dari cengkeraman Barat. Karena sejatinya para pemuda merupakan kunci menuju perubahan peradaban Islam. Kunci tersebut akan berfungsi secara optimal dalam masyarakat yang menerapkan Islam Kaffah. Wallahu a’lam bish-shawab
Post a Comment