Sebagai warga negara pastinya kita menginginkan hidup di bawah rasa damai dan sejahtera. Tetapi, bila mengacu pada kata “damai” dan “sejahtera”, agaknya masih jauh dari realita Papua hari ini. Hal tersebut terbukti dari beberapa hal berikut ini.
Konflik Papua yang Tak Kunjung Usai
Adanya evakuasi 25 warga dari Distrik Paro yang dilakukan oleh gabungan tim TNI dan Polri, Jumat (10/2/2023). Hal tersebut merupakan yang kedua setelah penyelamatan 15 pekerja puskesmas yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Dikutip dari liputan6.com, evakuasi ini bersamaan dengan pencarian Pilot Susi Air yang diduga menjadi korban sandera KKB.
Insiden penembakan pesawat oleh KKB bukan hanya kepada Pesawat Susi Air saja, melainkan sebelumnya pun sudah ada 4 insiden penembakan. Yaitu kepada pesawat Trigana Air dan Ikairos pada 9 Januari 2023, pesawat Sam Air pada 7 Juni 2022 dan pesawat Asia One pada 13 Mei 2022.
Teror yang dilakukan oleh KBB ini membuat situasi di Papua tidak kondusif. Yaitu adanya bentrok, perusakan dan pembakaran. Ini bukanlah soal sepele, karena terbukti tataran menelan korban jiwa. Di tahun 2022 Polda Papua mencatat terdapat sekitar 90 kejahatan yang dilakukan KKB. Dari kejadian itu, sedikitnya ada 53 korban meninggal dunia. Tindakan KKB ini juga menyasar pada pembangunan infrastruktur di Papua serta menyasar siapa saja termasuk pekerja hingga guru sekolah.
Papua Menjadi Wilayah Termiskin di Indonesia
Papua dengan sumber daya alam yang melimpah nyatanya masih terjebak dalam kemiskinan. Padahal, sumber daya ini seharusnya dapat menjadi pendukung besar bagi pembangunan daerah. Luasnya hutan, laut dan lahan di Papua berbanding lurus juga dengan tantangan dan kesulitan untuk menjangkaunya.
Akses termudah menggunakan pesawat memerlukan biaya yang sangat mahal. Tentu tidak sebanding bila melihat penduduk Papua dengan pengeluaran per kapita yang masih di bawah garis kemiskinan. Papua ini pun merupakan daerah yang banyak belum tersentuh oleh aktivitas dan pembangunan bila dibandingkan dengan daerah Indonesia yang lain.
Papua Diguncang Gempa
Tidak hanya perihal konflik dan kemiskinan, Papua pun mengalami gempa pada akhir-akhir ini. Diungkapkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa ada lebih dari 1.000 gempa mengguncang Jayapura, Papua. Hal ini lantaran kawasan tersebut merupakan wilayah yang rawan akan pergeseran karena kondisi batuan yang rapuh.
Atas kejadian itu hingga 10 Februari 2023 dikabarkan ada 4 orang korban tewas. Hal tersebut dikutip dari liputan6.com bahwa “Sedikitnya 4 orang tewas dan bangunan rusak akibat gempa magnitudo 5.4 melanda pantai utara Papua, Indonesia.” tulis Al Jazeera. Bahkan peristiwa ini sempat menjadi berita hingga kancah dunia.
Persoalan Tak Kunjung Usai, Negara Seolah Abai
Rakyat Papua tidak henti dirundung masalah dari berbagai sisi. Konflik yang tak usai, kemiskinan yang mencekik bahkan hingga bencana alam gempa yang turut hadir. Rakyat Papua hidup dalam nestapa bukan sehari ataupun dua hari, tetapi sudah sangat lama. Hal itu lantaran masalah tak kunjung dapat terselesaikan dengan total oleh negara.
Negara seolah abai pada permasalahan Papua yang semakin kompleks ini. Negara belum mampu menciptakan keamanan pada seluruh rakyat. Konflik terus menerus terjadi tanpa berkesudahan. Apalagi fakta menunjukkan hal ini bersamaan dengan dikeruknya sumber daya alam yang melimpah oleh asing. Permasalahan Papua tentu menyenggol pula keterlibatan dunia internasional. Oligarki dengan segala modal dan kuasanya mampu mengalihkan esensi terpenting negara. Yaitu mengalihkan betapa pentingnya kesejahteraan rakyat di atas apa pun. Negara terabaikan dan belum mampu mengolah sumber daya alam Papua yang melimpah ini guna mensejahterakan rakyat. Bahkan negara dirugikan dengan tipu daya oligarki yang mematikan.
Bencana gempa di Papua pun turut menambah penderitaan rakyat Papua yang notabennya masih berusaha melawan himpitan kemiskinan dan problema kompleks yang ada. Tentu rakyat butuh solusi total yang dapat menyelesaikan. Dan itu tidaklah bisa diraih dari sistem Kapitalisme Sekuler yang hanya fokus pada kubu pemilik modal yang mementingkan keuntungan segelintir orang saja di atas apapun termasuk rakyat yang seharusnya diurus dan disejahterakan.
Dalam Naungan Islam Semua Akan Terselesaikan
Di dalam Islam dengan landasan aturan yang jelas dan sempurna maka akan melahirkan kebijakan dan peran yang efektif pula bagi rakyat. Tentu kekuatan aparat negara akan digunakan secara maksimal untuk menjaga keamanan dan ketahanan setiap wilayah. Sumber daya alam akan dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat, bukan untuk kepentingan asing apalagi kubu penjajah.
Landasan yang kuat di dalam Islam akan melahirkan kesadaran dari semua pihak akan esensi yang utama. Yang terpenting adalah bagaimana umat dapat hidup dengan kedamaian dan kesejahteraan. Bahkan bukan hanya di ranah dunia tetapi difasilitasi hingga bisa selamat sampai akhirat kelak. Karena di dalam Islam, sumber hukumnya adalah Al-Quran yang berasal langsung dari Sang Pencipta dan dibersamai pula dengan As-Sunnah, Ijma dan Qiyas.
Di dalam sistem Islam pun akan melahirkan pemimpin yang mampu melayani rakyat dengan total dan efektif. Hal ini karena asas kepemimpinan di dalam Islam adalah ketakwaan, bukan kepentingan layaknya Kapitalisme Sekuler hari ini yang semata-mata hanya materi. Di dalam Islam pun kita bisa mencontoh Rasululullah SAW yang menjadikan Islam sebagai satu-satunya landasan akan seluruh problematika kehidupan.
Semua solusi total di atas akan terasa aneh di sistem Kapitalis Sekuler ini, lantaran rakyat sudah terlanjur dibutakan akan solusi sebenarnya yang dapat menyelesaikan. Maka, sudah waktunya kita membuka mata hati dan pikiran kita untuk bergegas kembali kepada Islam yaitu menerapkan sistem Islam secara menyeluruh di muka bumi ini.
Wallahu a’lam.
Post a Comment