Oleh : Elis Sondari (Muslimah Peduli Umat)
Masifnya aksi tawuran ini mulai terjadi di akhir tahun dan jelang
tahun baru 2023, dan puncaknya hari ini.Catatan sumeks.co tawuran itu mulai
marak kembali, meski sempat beberapa kali digagalkan anggota polisi.
Diantaranya: Senin, 8 Januari 2023
sekelompok remaja di Palembang diamankan Polsek Kalidoni. Mereka akan melakukan
aksi tawuran di Lorong Ramayana Kelurahan Kalidoni, Kecamatan Kalidoni Palembang,
dini hari 00.30 WIB. Delapan buah senjata tajam, tiga unit sepeda motor
diamankan polisi. Mereka adalah MB (17), Ra (18), RP (21), dan MR (21). Tak
hanya di palembang, polisi juga mengamankan 72 remaja di Tanggerang yang hendak
melakukan aksi tawuran di neglasari, kota Tanggerang pada minggu 15/01/2023. Lebih
miris lagi, Seorang remaja tertusuk panah di bagian dada kiri setelah ikut
tawuran di Jalan Kakap pada selasa 10/01/2023 Medan. Kini, remaja itu menjalani
operasi bedah toraks di RSUP H Adam Malik. Bukan hanya tawuran, masih banyak lagi
potret buram remaja saat ini, seperti kasus pembunuhan, seks bebas, narkoba,
hamil diluar nikah,miras dan masih banyak lagi.
Siapapun dan dimanapun tak ada orangtua yang ingin anaknya dikenal
sebagai anak nakal, suka tawuran, membunuh, membacok, dan sejenisnya. Setiap
orangtua sudah pasti menginginkan anaknya menjadi anak yang baik, sholeh,
memiliki empati, berbakti pada orangtua, dan yang pasti sukses dalam sekolah
dan karirnya. Namun, di tengah arus sistem Kapitalisme ini, menemukan anak yang
diidamkan orangtua sangatlah susah bahkan jarang ditemukan, hanya sebagian.
Sebab mereka telah terbentuk dengan model gaya hidup yang jauh dari visi hidup.
Mereka hidup dengan penuh ketergantungan pada dunia, mengejar materi demi
gengsi, yang semua itu jauh dari cita-cita generasi yang sejati.
Fenomena yang terjadi menunjukkan betapa buruknya potret generasi
saat ini. Kian jauh dari suasana iman dan aman. Dimana-mana remaja lebih banyak
ikut-ikutan tren gaya pergaulan yang bisa dibilang minim visi. Tak tahu arah tujuan
hidup. Dengan kata lain minim pemahaman agama. Ini semua akibat dari penerapan
aturan Kapitalistik Sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan. Wajar ia tak
mengenal siapa Tuhannya sementara tujuan hidup hanya untuk meraih materi, bebas
tanpa aturan.
Maka harus ada upaya dari negara untuk mengembalikannya menjadi
suasana penuh keimanan. Yaitu membuang dahulu penyakit yang dilahirkan dari
sistem sekuler dan liberal ini, tidak boleh tidak jika ingin sembuh. Dengan
kata lain agar generasi terlahir baik dan mulia maka penyakitnya harus dibuang
dan kembali pada pemahaman Islam kaffah untuk diterapkan dalam kehidupan secara
menyeluruh. Dengan mengajak keluarga, masyarakat, dan negara bersama-sama untuk
meninggalkan sistem jahiliyah kapitalistik sekuler yang hanya menghancurkan
sendi-sendi kehidupan keluarga muslim. Yaitu mengkaji Islam kaffah sebagai
solusi permasalahan kehidupan merupakan jalan satu-satunya agar dapat mencetak
generasi muslim yang beriman dan bertaqwa.
Post a Comment