L987QI+ Racun Generasi, Jangan Ditoleransi!

Oleh: Albayyinah Putri, S.T.

Alumnus Politeknik Negeri Jakarta

 

Kaum pelangi masih berulah, kampanye masif ingin diakui keberadaannya terus dilakukan. Baberapa waktu lalu, dunia sedang menikmati euforia piala dunia yang berbeda dari biasanya. Sebagai salah satu negara mayoritas Muslim di timur tengah, Qatar menjadi tuan rumah piala dunia menampilkan gaya yang berbeda. Penyambutan piala dunia dengan menyelipkan nilai-nilai dakwah Islam di dalamnya menjadi daya tarik perhelatan sepak bola dunia kali ini. Namun, hal tersebut tidak membuat negara-negara Barat tenang. Larangan-larangan yang menjadi aturan selama berjalannya piala dunia Qatar membuat mereka merasa kebebasannya dibatasi. Larangan membawa minuman beralkohol di arena pertandingan sampai larangan dibawanya simbol-simbol kelompok yang jelas dilaknat Allah, L98tQI+ pun dilarang.

Mulai dari sinilah pihak Barat meradang, pemerintah Qatar dianggap mendiskriminasi kelompok L98TQI+  dan melanggar hak asasi manusia (HAM). Bahkan beberapa negara Eropa mencibir perilaku pemerintahan Qatar yang memberlakukan aturan tersebut, sampai salah satu klub sepak bola Jerman, melakukan aksi tutup mulut diawal pertandingan. Tabiat negara Barat yang sering kali koar-koar untuk menghargai aturan dan budaya negara lain, tapi tindakan mereka itulah membuktikan bahwa mereka memiliki standar ganda dan tidak mau menghargai aturan negara lain, khususnya negara mayoritas kaum Muslimin. Apalagi aturan ini adalah aturan yang memang sesuai dengan syari’at Islam.  Jelas pelumrahan perilaku L98TQI+  ini bukanlah gerakan sederhana, tapi gerakan global yang dikendarai pihak-pihak penting di dunia Internasional.

Bukti gerakan tersebut gerakan yang sistematis karena beberapa pekan lalu Amerika Serikat berencana mengirim utusannya untuk memajukan hak asasi L98TQI+ QI+. Jessica Stern, diagendakan terbang ke Asia Tenggara pada 28 November hingga 9 Desember. Ia menemui pejabat pemerintah dan perwakilan dari masyarakat sipil untuk mendiskusikan masalah hak asasi manusia, termasuk perihal hak L98TQI+ QI+Persons, Stern akan menyambangi tiga negara Asia Tenggara yakni Vietnam, Filipina dan Indonesia (maktabu.republika.co.id 01/12/22).

Namun sayangnya niat kunjungan tersebut jelas ditolak mentah-mentah oleh tokoh-tokoh Muslim di Indonesia, khususnya dari pihak MUI dan Muhammadiyah. Dilansir dari Times Indonesia,  Sekretaris Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu'ti mengatakan, rencana kunjungan Jessica Stern ke Indonesia hanya akan menimbulkan masalah sosial, keagamaan, dan politik di Indonesia.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas, Kamis (1/12/2022), tegas menolak rencana kunjungan Jessica Stern, Utusan Khusus AS urusan memajukan HAM kelompok L98TQI+ QI+ ke Indonesia. Anwar menegaskan, Indonesia sebagai bangsa beragama dan beradab tak perlu menerima tamu yang datang dengan tujuan merusak serta mengacak-acak nilai luhur agama dan budaya bangsa (kompas.tv 01/12/22).

Ada poin menarik yang perlu kita ketahui di sini, Stern adalah seorang sarjana dari akademisi AS tentang terorisme. Ia menjabat sebagai profesor riset di Pardee School of Global Studies di Boston University. Fokus pada isu-isu kemanusiaan, terkhusus isu terorisme yang sesuai dengan background pendidikannya. Kita semua tahu Amerika Serikat adalah negara yang memiliki peran penting di sebuah lembaga internasional PBB dan PBB adalah lembaga internasional yang mengedepankan perjuangannya untuk membela masalah kemanusiaan, salah satu program besarnya adalah SDGs.

Bahkan pada goals ke 10 pada program SDGs tertulis “Reduce inequality within and among countries”, tujuannya memperjuangkan hak-hak seluruh manusia di dunia termasuk L98TQI+ .  Equipping Professionals for Supporting L98TQI+  Refugees” juga merupakan program PBB untuk memperjuangan hak dan menolak diskriminasi terhadap kelompok L98TQI+  (sdgs.un.org). Mereka menganggap kelompok L98TQI+  berhak mendapatkan hak yang sama seperti manusia lainnya dan tidak menjadikan perbedaan orientasi seksual itu sebuah masalah di tengah-tengah masyarakat.

Padahal jelas L98TQI+  itu dilarang di semua agama, terkhususnya agama-agama yang di akui di Indonesia. Latar belakang Stern menjadi tanda tanya besar, mengapa seorang dengan backgrond pendidikan anti-teorisme memperjuangkan hak-hak kelompok menyimpang? Kita paham betul tindakan terorisme yang selama ini digembar-gemborkan media nasional maupun internasional pasti menjurus pada agama Islam. Seolah-olah umat Islam yang menolak perilaku haram L98TQI+  ini termasuk kelompok yang tidak menghargai HAM, radikal, ekstrimis atau bahkan teroris.

Intervensi yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap Indonesia dan beberapa negara kaum Muslimin tidak terjadi satu atau dua kali. Sering sekali mereka mencampuri urusan bahkan kedaulatan negara lain yang menurut mereka bertentangan dengan paham-paham mereka. Jelas banyak dari paham-paham Barat sangat bertentangan dengan akidah Islam. Hal ini yang seharusnya menjadi perhatian para penguasa Muslim, bahwa pemahaman-pemahaman racun ini akan merusak generasi penerus sebuah bangsa dan merusak level keagaman setiap individu masyarakat.

Bukankan kita sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan agama? Maka dari itu, sikap pengutukan, penolakan secara lisan, pemboikotan tidaklah cukup untuk menghentikan propaganda kelompok-kelompok L98TQI+  ini. Karena dari fakta yang ada, kita tahu bahwa penyebaran paham mereka dilakukan secara sistematis, ditopang oleh lembaga internasional dan didukung media-media yang pro terhadap mereka. 

Kaum Muslimin harus semakin sadar bahwa tindakan negara Barat bukan sekedar bagian dari kebebasan berpendapat, tetapi menyengaja untuk menguasai dan merusak pemikiran kaum Muslimin agar kita khususnya anak muda terus menerus mengikuti atau membebek pola pikir dan perilaku mereka. Menoleransi segala hal yang dianggap HAM yang dibalik semua itu jelas bertentangan dengan syari’at Islam.

Ideologi kapitalisme menghasilkan pemahaman liberalisme dan sekularisme mengakibatkan masyarakat berpandangan bahwa kehidupannya urusannya sendiri, tidak boleh ada aturan-aturan dari luar yang mengusik keinginannya termasuk aturan beragama. Apalagi aturan agama jelas menentang tindakan L98TQI+  ini. Dengan dalih HAM mereka menunjukkan ketidakberdayaan mereka yang tampak berbeda di tengan masyarakat.

Jennifer Bilek penulis dari New York dengan tulisannya “The Billionaires Behind The L98tQI+  Movement” di firstthings.com menjelaskan bahwa pergerakan L98TQI+  adalah pergerakan yang dimotori orang-orang bermodal besar. Hal ini sudah seharusnya menjadi perhatian besar bagi kita bangsa yang berdaulat, bermoral dan beragama bahwa mereka bukan sekedar kelompok kecil yang mengemis untuk diakui tapi mereka adalah gerakan besar yang ingin mendominasi agar hak-hak mereka, keinginan mereka bisa terpenuhi sesuai dengan kemauan mereka. Sungguh racun yang sangat berbahaya bagi pemahaman generasi muda dan tidak bisa ditolerir sama sekali.

Berbicara masifnya penyebaran toleransi terhadap L98TQI+  tidak terlepas dari propaganda ideologi Barat dan sudah menjadi gerakan sosial politik mereka, karena hal ini merupakan bagian mendasar dari peradaban Barat yang kerap kali menggaungkan kebebasan. Apalagi AS dan negara-negara Barat lainnya memang mendapatkan pemasukan yang menguntungkan perekonomian mereka. Maka dari itulah mereka menyasar kelompok-kelompok produktif seperti generasi muda khususnya pemuda Muslim saat ini. Mereka ingin pemuda Muslim bergerak sesuai dengan nilai-nilai mereka, memanfaatkan dan mengeksploitasi potensi anak muda untuk memakmurkan ideologi mereka.

Menahan pemuda Muslim untuk tidak berkecimpung pada aktivitas keislaman, apa lagi jika anak muda bergerak sesuai dengan ideologi Islam, jelas Barat akan ketar-ketir dibuatnya. Pemuda Muslim harus sadar, menghadang gerakan L98TQI+  yang ditopang dengan kekuatan yang besar pula, tidak cukup dengan gaungan-gaungan individu saja, kita butuk kekuatan besar, strategi yang tersistematis dan pastinya berlandaskan akidah Islam agar kerusakan yang terorganisir ini bisa dihabisi sampai akar-akarnya. Umat Islam butuh pemimpin dan kepemimpinan yang independen dan kuat, tidak membebek pada Barat, memiliki visi dan misi yang sesuai dengan Islam agar bisa menandingi kekuatan pihak Barat.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya, al-imam (khalifah) itu perisai, (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya.” (HR Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dan lain-lain).

Oleh karenanya, saat ini yang diperlukan adalah kembalinya protector umat—Khilafah al-Junnah—sebagai satu-satunya sistem yang direstui Sang Pencipta seluruh umat manusia yang menunjukkan jalan yang benar menuju luhurnya moral dan martabat manusia, serta kemakmuran di dunia ini. Islam jelas mengharamkan perilaku homoseksual, transgender, lesbian dan sejenisnya. Tidak membiarkan paham tersebut disebarkan, apa lagi jelas bencana apa yang akan diakibatkan oleh perilaku kaum Luth tersebut.

Penyakit seksual menular sampai dengan terputusnya pelestarian generasi sudah jelas bisa menjadi alasan kuat kita untuk menolak peyebaran paham ini. Muslim harus mengambil alih sistem tatanan kehidupan saat ini, pemuda Muslim juga harus menguatkan identitasnya, memperdalam prinsipnya agar tidak terbawa arus pemahaman Barat dan mau memperjuangkan Islam bersama kelompok Ideologis untuk mencapai kepemimpinan Islam kembali. Wallahu’alam []


Post a Comment

Previous Post Next Post