Childfree Memalingkan Umat dari Tujuan Pernikahan Hakiki


Oleh Siti Mukaromah
Aktivis Dakwah 

Sangat disayangkan sikap seorang wanita yang tidak ingin menjadi ibu. Padahal setiap kepayahan menjadi seorang ibu ada pahala yang telah Allah Swt. siapkan. Seorang ibu disebutkan tiga kali oleh Rasulullah saw. agar kita mendahulukan berbakti kepada ibu ketimbang ayah.

Dikutip dari tempo.co (9/2/2023) viral disinggung Gita Savitri, bahwa childfree bikin awet muda. YouTuber, selebgram, penulis buku, sekaligus influencer yang menetap di Jerman, dan berusia 30 tahun tersebut baru saja membeberkan resep awet muda yang dinilai kontroversial oleh banyak orang. Perempuan yang akrab disapa Gitasav itu pun mengaku tidak punya anak, alias childfree menjadi alasannya.

Childfree adalah istilah komitmen untuk tidak memiliki anak dalam perkawinan. Faktor utama penyebab banyaknya  pasangan yang memilih untuk childfree adalah ketidaksiapan menjadi orang tua. Di samping itu, faktor ekonomi, faktor karir, faktor lingkungan, dan faktor finansial pun turut menjadi penyebabnya. Secara terang-terangan, para pelaku childfree ini kerap melontarkan pernyataan bangga akan keputusan yang mereka ambil. Hal ini pun sontak menuai polemik di tengah publik.

Sangat disesalkan perkataan yang keluar dari seorang muslimah, bahwasanya memutuskan menikah dan tidak mau memiliki anak bisa menjadi awet muda. Hal ini tentunya menggambarkan ketidakpahamannya terhadap syariat Islam. Allah Swt. memberikan manusia gharizah nau' (naluri kasih sayang dan mencintai) dengan tujuan melestarikan keturunan di muka bumi ini. 

Pernyataan bisa awet muda dan enggan punya anak pun sesungguhnya menyembunyikan keinginannya untuk bisa hidup bebas tanpa terikat melakukan kewajiban mengurus dan merawat anak. Inilah sinyal-sinyal gaya hidup sekuler liberal yang menjangkiti kehidupan masyarakat. Mereka beranggapan bebas berbuat, bebas bertindak dan bebas bersikap sebagaimana yang mereka inginkan. Standar kebahagiaannya hanya pada aspek duniawi saja dan mengabaikan aturan Allah. Umat pun terpalingkan dari tujuan pernikahan yang hakiki.

Berkembangnya ide childfree bukan tanpa sebab, melainkan ada perlindungan dan faktor penunjang atas nama Hak Asasi Manusia (HAM). Meskipun tanpa aturan yang mengikat, HAM menjadi  fasilitator masyarakat untuk menentukan jalan bebas yang dipilihnya.Tidak sedikit orang yang beranggapan, bahwa mereka bebas bertindak dan berbuat sesuka mereka. Gaya hidup hedonis liberal ini telah memalingkan umat dari tujuan pernikahan yang hakiki. Childfree jelas-jelas bertentangan dengan salah satu tujuan pernikahan dalam sudut pandang Islam, yaitu melestarikan jenis manusia.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, "Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau istri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?" (QS. An-Nahl (16) ayat 72)

Makin berkembangnya ide childfree diakibatkan oleh penerapan sistem kapitalisme yang membuat akses ekonomi hanya dikuasai segelintir orang. Kekayaan menumpuk pada golongan tertentu, sementara kelompok mayoritasnya harus hidup dalam kekurangan. Mahalnya biaya hidup, biaya pendidikan, dan keamanan harus ditanggung oleh rakyat sendiri. Kekhawatiran tidak dapat memenuhi kebutuhan anak dan biaya hidupnya, maka banyak dari pasangan muda memutuskan untuk memilih childfree.

Islam adalah agama yang sempurna. Islam menjadi solusi mengatur kehidupan, karena sesuai dengan fitrah dan tabiat manusia. Aturannya bersumber dari Allah Swt., Sang Pencipta dan Pengatur Kehidupan. Melalui Al-Qur'an, Allah Swt. menjamin keadilan dan kebaikan seluruh manusia. Penerapan Islam kafah menyelamatkan kerusakan masyarakat, khususnya generasi muda.

Dalam kehidupan sosial, Allah Swt. menggariskan aturan yang menjamin kehidupan yang suci dan produktif kepada laki-laki dan perempuan. Diwajibkan menghiasi diri dengan ketakwaan dan penjagaan kesucian. Dalam hal ini, Islam mengatur dan memerintahkan umatnya mengenakan pakaian penutup aurat secara sempurna. Islam pun menuntun umatnya untuk menjaga  dan menjauhkan diri dari interaksi antara laki-laki dan perempuan, seperti berkhalwat dan bercampur baur antara perempuan dan laki-laki dalam kehidupan, tanpa hajat yang diperbolehkan Syara'.

Dalam Islam, aturan-aturan disertai dorongan untuk menikah diberikan jalan kemudahan, sehingga lebih menjaga kehormatan dan kesucian. Sekalipun kondisi ekonomi serba sulit, semestinya orang yang beriman yakin bahwa Allah Swt. telah mengatur rezeki setiap orang termasuk anak-anak yang terlahir.

Seorang muslimah harus diselamatkan dari ide childfree yang merusak, di antaranya dengan menguatkan pemahaman akidah Islam dan keyakinan mereka kepada Allah Swt. Seorang ibu adalah pendidik generasi. Memilih childfree adalah menyalahi fitrah dan menjauhkan mereka dari peran mulia sebagai seorang ibu yang telah ditetapkan Allah Swt.

Di samping itu, masyarakat pun perlu diberikan gambaran bagaimana peradaban Islam menyiapkan dan memuliakan seorang ibu. Dengan demikian akan terwujudlah generasi penerus yang produktif dan mulia, yaitu generasi peradaban nan gemilang.

Wallahua'lam bishshawaab.

Post a Comment

Previous Post Next Post