Waduh, Kasus Oknum Guru di Sergai Yang Lecehkan 9 Siswinya Berakhir Damai?


Oleh: Ghaziya Al-Ayyubi 
(Mahasiswi)

Maurits Sinaga oknum guru yang dilaporkan 9 muridnya karena tudingan pelecehan seksual telah mengakui perbuatannya yang melecehkan sejumlah siswi usai mengikuti mediasi di sekolah tempat dia mengajar, Rabu (9/11/2022) /Anugrah Nasution.

Lagi, fakta mencengangkan terjadi di sekitar kita, kali ini kasus pelecahan seksual kembali terjadi oleh oknum guru di Sergai. Fakta ini bukan yang pertama kalinya, tapi ini terjadi sudah kesekian kalinya. Ini hanya kasus terlapornya sedangkan yang bungkam dan kasus tak terlapor sudah biasa terjadi di masyarakat. 

Mirisnya, kasus pelecehan terhadap 9 siswi ini berakhir damai. Sangat disayangkan sekali, semestinya ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah setempat agar tak terulang lagi. Dalam hal ini, pemerintah terlihat tidak memposisikan kasus ini sebagai ancaman bagi para perempuan. Sebab jika memang benar-benar peduli terhadap rakyatnya tentu pemerintah akan memberikan hukuman seberat-beratnya kepada pelaku pelecehan seksual. 

Pemerintah seolah melindungi paara pelaku pelecehan seksual dengan pasal-pasal dan undang-undangnya. HAM sebagai penjamin kebebasan membuat siapa saja mudah melakukan perbuatan yang ia sukai tanpa melihat apakah menguntungkan atau merugikan bagi diri sendiri dan orang lain. Hal ini jugalah yang memicu kasus pelecehan melambung tinggi. Adapun hukuman atas pelaku diduga tidak memberi efek jera bagi pelaku maupun orang lain yang berniat ingin melakukan pelecehan. 

Semakin hari, angka pelecehan seksual semakin meroket. Sama sekali tak ada penurunan baik secara verbal maupun non verbal, semua terjadi seolah begitu saja, bahkan tanpa perhatian yang serius bagi pemerintah. Pelecehan seksual mulai dari siulan dan gombalan yang tidak nyaman, sentuhan fisik, pemaksaan bahkan perzinahan salma ini sangat lumlah kita temui, bahkan seolah menjadi makanan sehari-hari bagi kaum hawa. 

Hidup dalam lingkungan yang serba bebas dan melegalkan perzinahan membuat kaum hawa tak aman ketika keluar rumah. Seolah tak ada penjagaan dari pemerintah terhadap perempuan. Saat ini perempuan benar-benar dalam ancaman, sebab hidup dalam ideologi yang mengusung kebebabsan membuat manusia bebas melakukan apa saja. 

Sejauh ini, terdapat  beberapa faktor penyebab terjadinya pelecehan seksual dan faktor ekonomilah pemicu utamanya. Banyak perempuan yang sengaja menjual dirinya untik sekedar memenuhi kebutuhan perut, bahkan banyak pula yang menjual diri agar bisa bergaya dengan kehidupan yang serba mewah. 

Materialistis yang menjadi standart bagi ideologi kapitalisme berhasil menciptakan pemikiran yang khas dalam masyarakat saat ini. Mereka mngusung ide pemisahan agama dari kehidupan, yakni dimana agama tidak boleh campur tangan dalam kehidupan. Terlihat biasa memang namun fatal akibatnya.. 

Faktanya sejak Islam dipisahkan dalam kehidupan, membuat agama seolah hanya menjadi ibadah ritual saja yang sama sekali tidak mengatur urusan lainnya. Padahal Allah SWT menurunkan Islam sebagai pengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik ibadah, akhlak, mu'amalah, politik, ekonomi termasuk menjawab masalah pelecehan seksual yang tak kunjung usai hingga hari ini. 

Semua persoalan dalam Islam senantiasa ada penyelesaiannya. Allah menciptakan manusia sekaligus mengatur kita dengan aturan yang tertera dalam pedoman hidup umat Islam yakni Al-Qur'an. Jika Al-Qur'an dipahami dan diterapkan, tentu umat ini akan jauh dari segala bentuk kedzaliman. . 

Islam sangat tegas dalam masalah pelecehan perempuan, dahulu ketika Islam diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan pernah terjadi pelecehan dari orang yahudi terhadap perempuan, di saat perempuan muslim itu berkata aina khalifah? (di mana khalifah?) seketika sampai berita ini kepada khalifah sontak khalifah bergegas menerjunkan militernya untuk membela kehormatan seorang perempuan tersebut. digambarkan dalam sejarah pada masa itu, ketika pimpinan pasukan bersama pasukannya sudah sampai di tempat sedangkan ujung dari banyaknya pasukan itu masih berada di istana negara. Subhanallah indahnya pemandangan barisan  pasukan kaum nusluminin yang membela satu orang perempuan pada masa itu. 

Namun jika kita lihat saat ini, sama sekali perempuan tak mendapat pembelaan yang tegas dan serius dari negara. Dimana peran negara dalam membela kehormatan perempuan? Nyaris keadilan bagi perempuan tak kita dapatkan. Lantas layakkah pemimpin bangsa ini di pertahankan? layakkah sistem kapitaslusme-sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan ini masih kita terapkan? 

Maka dari itu, Islam sebagai agama sekaligus ideologi yang mempunyai solusi tuntas atas setiap permasalahan mampu menghadapi zaman meskipun manusia terus menghadapi revolusi induatri era 4.0 ini. Dimana kehidupan berubah tidak seperti dulu ketika Islam pertama kali di turunkan. Meskipun Islam demikian, aturan-Nya masih tetap brelevan bila diterapkan sekarang. Islam mengharamkan tindak pelecehan dalam bentuk apapun, bahkan menghukum mati pelaku zina. Na'udzubillah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

الزَّانِيَةُ وَالزَّانِى فَاجْلِدُوا كُلَّ وٰحِدٍ مِّنْهُمَا مِائَةَ جَلْدَةٍ  ۖ وَلَا تَأْخُذْكُمْ بِهِمَا رَأْفَةٌ فِى دِينِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْأَاخِرِ  ۖ وَلْيَشْهَدْ عَذَابَهُمَا طَآئِفَةٌ مِّنَ الْمُؤْمِنِينَ
"Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari Kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman."
(QS. An-Nur 24: Ayat 2)

Wallahua'lam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post