Stunting Makin Genting Akibat kemiskinan Ekstrem?


Oleh : Rasyidah
 (Mahasiswi STAI Ypiq Baubau)

Bayang-bayang kondisi  bangsa hari ini benar-benar jauh dari harapan. Terutama terkait dengan masa pertumbuhan mereka yang diliputi dengan keresahan seperti persoalan ini yang tak ada tuntasnya seperti yang dilansir oleh Media Indonesia 13/01/2023, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem jadi program prioritas pada tahun 2023 ini. Program penanganan stunting dan kemiskinan ekstrem jadi prioritas yang membutuhkan peran aktif seluruh pihak," katanya dalam keterangan di Jakarta, hari ini.

Menurut dia permasalahan stunting dan kemiskinan ekstrem merupakan dua hal yang saling beririsan. "Penyebab stunting dilatarbelakangi oleh fenomena kemiskinan ekstrem seperti kendala dalam mengakses kebutuhan dasar, akses air bersih, fasilitas sanitasi dan lainnya," katanya. Pemerintah, kata dia, terus memperkuat berbagai upaya guna menangani masalah stunting dan kemiskinan ekstrem melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.

"Intervensi gizi spesifik, yakni intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan. Sementara intervensi gizi sensitif, yakni intervensi pendukung untuk mempercepat penurunan stunting, seperti penyediaan air bersih, MCK, dan fasilitas sanitasi. Untuk melaksanakan intervensi spesifik dan intervensi sensitif, kata dia, diperlukan kolaborasi dan sinergi lintas kementerian dan lembaga.

Melalui kutipan Unair.ac.id 14/01/2023, dalam penelitian Kustanto (2021) kemiskinan secara langsung mempengaruhi prevalensi stunting dan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang sebesar 0,06%. Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan kausalitas langsung dengan prevalensi stunting dan kemiskinan sebesar 0,57%. Hal ini membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi negara harus dibarengi dengan pembangunan sosial ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat miskin. 

Stunting adalah kurangnya asupan gizi terhadap anak yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan. Adapun penyebab dari stunting diantaranya adalah pertama kurangnya nutrisi sejak dalam kandungan, karena sang ibu tidak dapat mengkonsumsi makanan yang bergizi dan sehat, kedua setelah bayi terlahir, bayi tidak mendapatkan asupan ASI yang cukup, ketiga buruknya sanitasi dan kurangnya air bersih 

Faktor lain dari persoalan  stunting yakni pertama kemiskinan yang diderita oleh masyarakat pada saat hari ini sehingga membuatnya tidak mampu untuk memenuhi kehidupan hidupnya yang paling mendasar atau asasi yakni seperti pakaian, tempat tinggal, makanan, pendidikan kesehatan secara layak, kedua himpitan ekonomi yang menjerat, ketiga rakyat menanggung biaya hidupnya sendiri sehingga harus membayar tatkala  medapatkan pelayanan publik.

Bermuara dari faktor yang telah dipaparkan, sebenarnya bukan persoalan mendasar dari stunting ataupun kemiskinan. Melainkan jika di telisik lebih jauh ternyata akar permasalaahan stunting atapun kemiskinan yang ekstrem, melainkan adanya penerapan sistem ekonomi kapitalisme yang masih terus di adopsi oleh negeri saat ini.

Sebenarnya permasalahan terkait stunting merupakan permasalahan yang begitu lama yang tak pernah di tuntaskan secara menyeluruh makanya pada tahun 2023 ini pemerintah melaksanakan beberapa program lagi untuk menuntaskan masalah stunting dan kemiskinan. Namun alhasil yang didapatkan kebijakan yang dilakukan adalah kebijakan yang akan menghasilkan solusi tambal sulam karena masih perpatokan pada sistem ekonomi kapitalisme.

Inilah gambaran ketika sistem ekonomi kapitalisme masih di terapkan dalam negara. Akan memberi dampak yang rusak dan melarat terhadap masyarakatanya. Alih-alih bermuara pada akar kemiskinan ekstrem, ternyata penerapan sistem ekonomi kapitalislah yang menjadi biang keladi dalam persoalan stunting dan kemiskinan ekstrem tersebut dan begitupun juga dengan masalah yang lainnya  terkait dengan kesehatan.

Persoalan stunting tidak bisa di selesaikan dengan tuntas hingga ke akar-akarnya apabila negara pada saat ini masih mengadoosi sistem ekonomi kapitalisme. Sebab, sistem ekonomi ini benar-benar hanya menguntungkan kepada para pihak kapitalis dalam mengumpulkan pundi-pundi keuntungan. Melalui akomodir penguasa melakukan pelayan publik malah membuat masyarakatnya harus membayar pelayanan tersebut, ditambah lagi dengan adanya pajak sebagai alat memalak masyarakatnya.

Adanya persoalan stunting dan kemiskinan seharusnya dan selayaknyalah, pemerintah hari ini senantiasa berintropeksi diri untuk segera melakukan perubahan dalam sistem ekonomi kapitalisme kembali kepada sistem ekonomi yang benar-bnear akan mampu menuntaskan segala permasalahan hingga ke akar-akarnya. Tidak lain adalan beralih kepada sistem ekonomi islam.

Dengan gambaran bukti buruknya sistem ekonomi kapitalisme saat ini, sudah saatnya membutuhkan sistem ekonomi alternatif untuk mampu menyelesaikan problem kronis ini hanya dengan menerapkan sistem ekonomi islam dalam frame sistem islam kaffah lah yang mampu menuntaskan problem  stunting dan kemiskinan, tak hanya di negeri ini namun mencakup seluruh dunia.

Dengan melandaskan kepada sistem ekonomi islam, kebutuhan pokok dapat terjamin dan terpenuhi meliputi: kebutuhan pokok individu berupa pangan, papan dan sandang dan kebutuhan dasar masyarakat berupa pelayanan kesehatan, pendidikan dan keamanan. Syariah Islam menetapkan bahwa kebutuhan dasar masyarakat berupa pelayanan kesehatan, pendidikan dan keamanan harus dijamin oleh negara. Pemenuhannya dilakukan oleh negara secara langsung dengan bebas biaya. Selain itu dalam ekonomi islam akan menguasai pengelolaan SDA secara menyeluruh, mandiri dan tidak bergantung pada impor sehingga tersedia banyak lapangan pekerjaan. 

Kekhasan sistem ekonomi Islam, negara tidak hanya sekedar mengawasi dan menjadi wasit belaka seperti dalam sistem ekonomi kapitalisme. Negara juga tidak menguasai seluruh aset ekonomi tanpa memberikan akses kepada individu untuk memiliki dan mengembangkan harta seperti dalam sistem sosialisme. 

Dengan perpatokan kepada sistem ekonomi islam tidak akan terjadi kemiskinan bahkan stunting. Karena Negara adalah sebagai periayah umat, yakni memperhatikan kondisi masyarakatnya baik jasamni maupun rohaninya. Negara Khilafah benar-benar menunaikan mandatnya selaku khadimul ummah (pelayan umat) dengan melaksanakan sabda Rasulullah Saw., “Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya.” (HR Bukhari).

Dari uraian di atas nampak jelas bagaimana Islam terbukti mampu membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Maka sudah semestinya, kita tidak lagi mencari solusi masalah kesejahteraan umat pada sistem di luar Islam.

Kembalilah pada Islam, niscaya kita akan mendapati konsep-konsep yang gemilang yang menjanjikan kesejahteraan hakiki saat diterapkan. Terlebih lagi, menerapkan aturan Islam adalah perintah Allah, bukti kesempurnaan iman kita akan Mahasempurnanya aturan Allah. Wallahu a'lam bishshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post