Oleh : Ilan Ummu Syifa
Dikutip dari Liputan6.com kritikan untuk pasangan Ria Ricis dan Teuku Ryan, sampai saat ini belum berhenti. Karena nya, pasangan ini mengajak bayi nya Moana yang masih berusia 5 bulan untuk naik jetski dengan sedikit mengebut ketengah laut.
Dalam vidio yang di unggah oleh Ria Ricis dalam akun instagram pribadinya, Moana hanya di gendong oleh Teuku Ryan yang mengendarai zetski.Ria Ricis dan Teuku Ryan sama-sama terlihat menggunakan pelampung, sedangkan untuk bayinya tidak.
Tak hanya itu Ria Ricis dan Teuku Ryan juga mengajak Moana bermain ATV (All Terain Vehicle) padahal anaknya sudah terlihat mengantuk bahkan sampai tertidur di gendongan Ria Ricis.
Kedua vidio tersebut banyak menuai kritikan warga net banyak yang berpendapat bahwa apa yang dilakukan Ria Ricis dan Teuku Ryan sangat berbahaya untuk anak usia 5 bulan. Jika kita, telaah pada aturan naik zetski, seperti apa yang dilakukan Teuku Ryan dan Ria Ricis memang keliru. Kebanyakan Nengara tidak memiliki batasan rersi untuk penumpang zetski. Namun, ukuran tubuh anak sangat penting jika berada di atas zetski, apalagi jika operator zetskinya terlalu ceroboh atau tidak berpengalaman.
Di dalam hal berat ketika yang menaiki jetski setidaknya anak anak harus memiliki berat minimal 18 pound, atau sekitar 8,16 kilogram. Maka dari itu balita belum termasuk kategori aman untuk bermain jetski bersama orang tuanya karena di lihat dari ukuran badan belum memadai, ini bisa menyebabkan adanya resiko yang jauh lebih tinggi jika balita terjatuh.Karena balita belum cukup tinggi kakinya yang tidak bisa mencapai alas kaki di jetski.
Sedangkan anak dibawah usia 6 tahun juga tidak di perbolehkan menjadi penumpang ATV. karena mental, fisik dan kemampuan anak pada usia 6 tahun belum mampu untuk berada di atas ATV.
Dari tahun 1986 hingga 2015 kecelakaan bermain ATV sudah menewaskan lebih dari tiga puluh tiga ribu anak berusia 16 tahun, dan hampir 1 juta lainnya di bawa ke unit gawat darurat, karena kecelakaan ATV. Dengan berbagai jenis cedera dari ATV yang paling umum ditemukan adalah benjolan, memar, luka, patah tulang, dan cedera serius adalah seperti gegar otak dan cedera kepala pun bisa terjadi.
Melihat dari fakta diatas sangat mengerikan, anak seusia batita sudah dibawa permainan yang ekstrim. Jika di telaah lebih dalam sungguh tidak wajar orang tua mengajak anaknya bermain ektreme seperti itu, apalagi hal ini didasari oleh konten semata. Zaman sekarang kebanyakan orang tua rela mengorbankan anaknya demi keeksisan mereka, seakan tidak terpikirkan dampak bahaya pada anak. Seharusnya sebagai orang tua, ketika memberikan fasilitas bermain kepada anak sangat diharuskan memperhatikan keselamatan anaknya.
Jika kita hanya sekedar membuat konten, perlulah memilih konten yang ramah anak serta memiliki manfaat bagi anak. Sebagai orang tua boleh bila kita mau mengajarkan jiwa keberanian kepada anak, namun masing-masing memiliki kadar atau batasan.
Jika dilihat dari pemberitaan tersebut, banyak publik figur sebagai orang tua yang malah mengeksploitasi anaknya dengan cara yang ekstrim, kata mereka itu bagus untuk menumbuhkan keberanian anak tanpa di tanpa di sesuaikan dengan mental dan usianya. Padahal dengan cara orang tua seperti itu membuat miris masyarakat itu tidak patut di contoh.
Semakin canggih nya alat teknologi yang ada pada saat ini membuat arus kehidupan semakin mencengkram diri setiapa orang, dan popularitas seaakan menjadi tujuan yang selalu ingin di capainya tanpa menghiraukan lagi keselamatan untuk anak. Padahal orang tua yang melindungi ini termasuk tanggung jawab negara karena ini di sebabkan tidak ada larangan anak untuk bermain tetski maka dilakukan lah seorang publik figur ini, inilah dampak dari aturan yang berasal dari aturan manusia yaitu sekulerisme maka hasilnya tidak beraturan, berbeda halnya dengan sistem yang berasal dari aturan Allah.
Hal ini terus berlangsung karena kurangnya pemahaman seorang ibu akan perannya dalam pendidikan anak. Pengajaran yang diberikan adalah apa yang ibunya senangi harus anak lakukan, bukan apa yang terbaik berdasarkan Islam yang perlu dilakukan.
Padahal pada usia tersebut, yang lebih penting ditanmamkan adalah aqidah, bagaimana membentuk dia untuk meyakini bahwa ia diciptikan oleh Allah. Menurut aturan islam yang perlu di tanamkan dalam mendidik anak adalah mengajarkan ketauhidannya dan membentuk kekuatan akidah terhadap Allah, mengajarkan ketauhidan terhadap anak sebagaimana di sebutkan dalam firman Allah dalam surat Luqman ayat 13 yang artinya :"Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya "Wahai anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah sesungguhnya kesyirikan itu merupakan kezaliman yang besar".
Selain itu penting juga untuk mengajarkan ibadah karena setiap orang tua dituntut untuk selalu membimbing dan menanamkan nilai nilai agama kepada anak sejak dini. Serta embentuk kepribadiannya karena orang tua adalah tempat pendidikan pertaman dan utama bagi anak. Megajarkan tanggung jawab karena pertanggung jawaban anak atas perilaku dan tindakannya. Mengajarkan akhlak harus di kendalikan dengan orang orang dilingkungan sekitar. Bahkan didalam aturan islam mengajarkan anak mengenal Allah dari sejak dalam kandungan. Tidak seperti di zaman sekarang anak malah diajarkan hal hal yang ekstreme yang justru akan membahayakan jiwanya tetapi mungkin juga bisa membahayakan mentalnya.Untuk itu hanya aturan Alloh lah solusi bagi umat,segera campakan sistem kufur dan kembali kepada Islam kaffah.
Wallahu alam biashawab
Post a Comment