Oleh: Siti Komala Sari
Mahasiswi Akademik Da'wah
Indonesia Depok
Setiap manusia hidup berinteraksi dengan manusia yang
lain, dan tidak dapat hidup sendiri. Karena, pada hakikatnya manusia
bergantung, membutuhkan orang lain. Begitu juga ketika seseorang mendapatkan
musibah, tentunya membutuhkan uluran
tangan atau bantuan dari orang lain. Apalagi dalam Islam diajarkan sesama
Muslim yang satu dan yang lainnya harus saling tolong menolong dalam kebaikan.
Dan Islam pun mempunyai solusinya yang tercantum dalam Al-Qur’an.
Salah satunya musibah gempa susulan di Cianjur yang bermagnitudo 5.6, terjadi pada Senin, 21 November 2022 lalu. Sudah lebih dari 350 warga yang meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan bangunan, ribuan bangunan khususnya rumah tinggal, hancur. Banyak warga terpaksa tinggal/tidur di tenda-tenda pengungsian hingga saat ini. Berbagai fasilitas publik juga banyak yang rusak. Tidak semua bisa didistribusikan kepada seluruh korban yang terdampak gempa. Padahal mereka amat membutuhkan makanan, obat-obatan, popok bayi, akses air bersih dan lain-lain.
Memang, semua manusia akan mendapatkan ujian baik berupa kesenangan ataupun musibah, sebagaimana Allah SWT berfirman: “Kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, serta kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar “ (QS al-Baqarah [2]: 155).
Tentunya, setiap manusia mempunyai ujian yang berbeda-beda. Kesenangan, kebahagiaan merupakan ujian dari Allah agar manusia bisa berpikir, agar tidak sombong, agar mengingat Sang Khaliq untuk tetap bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh-Nya.
Karena melalui Al-Qur’an, Allah SWT mengajarkan kita menghadapi ujian dengan bersabar, tawakal, tetap bersyukur bahkan untuk menyikapinya dengan keimanan dan ketakwaan, dan tak ada satu pun musibah atau ujian yang dialami manusia melainkan atas kehendak Allah SWT.
Al-Qur’an pun menjelaskan setiap ujian atau musibah ada solusinya yakni dengan diterapkannya sistem Islam. Ketika seseorang sudah memahami Islam dengan merujuk pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, maka manusia tidak akan mudah terjerumus kepada jurang kemaksiatan, dia tidak akan putus asa dalam hidupnya. Mengapa? Karena dia mengimani Al-Qur’an dengan menerapkan hukum Allah SWT. Jadi Al-Qur’an tidak hanya sebagai bacaan saja yang dapat menenteramkan jiwa manusia, tetapi solusi dalam sebuah permasalahan yang dialami manusia.
Al-Qur’an juga menyuruh kita untuk bersabar atas musibah yang menimpa, menyuruh untuk bersyukur, tawakal serta meminta ampun kepada Allah SWT. Kerena Allah memberikan musibah karena kelalaian manusia atau melakukan perbuatan maksiat kerusakan yang dilakukan oleh manusia. Allah menurunkan musibah agar manusia sadar akan perbuatan yang dilakukan, yang disyukuri adalah ketika Allah menurunkan musibah Allah masih memberikan kesempatan untuk hidup atau ketika musibah datang Allah mengambilnya dengan keadaan khusnul khatimah. Segala sesuatu yang Allah berikan baik berupa musibah ataupun ujian terdapat hikmah pelajaran yang dapat diambil sebagai renungan bagi orang-orang yang berpikir dan berakal.
Aidh Al-Qarni mengatakan dalam kitabnya: “Setiap musibah pasti ada batas waktunya, begitu pula krisis dan kesulitan. Bersabarlah menunggu karena sabar menunggu kemudahan adalah ibadah dan lagi pula segala sesuatu pasti ada batasnya. Lapangkan dada, segarkan pikiran, bertawakallah pada Allah SWT. Serahkan urusan kepada-Nya, percayalah pada pengurusan-Nya dan terimalah ketetapan-Nya, pasti akan Anda bahagia, damai, dan beruntung.”
Rasulullah Saw bersabda: “Sungguh besar pahala itu seiring dengan besarnya ujian. Sungguh jika Allah mencintai suatu kaum, Dia menguji mereka. Siapa yang ridha, untuk dia keridhaan itu. Siapa yang benci, untuk dia kebencian itu” (HR at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan al-Baihaqi).
Selain itu, Al-Qur’an menyuruh kita untuk perbanyak muhasabah atau introspeksi diri atas musibah tersebut. Introspeksi atas berbagai kesalahan yang dilakukan serta bertaubat kepada Allah SWT. Sebabnya, Allah mengingatkan beragam musibah (bencana) datang sering karena perbuatan dosa manusia sendiri.[]
Post a Comment