Kriminal Terus Berulang, Imbas Sistem Islam tidak Diterapkan?




Oleh  Khusnawaroh 
( Pemerhati Umat)

Penculikan seorang bayi laki-laki berusia sembilan bulan bernama Muhammad Aksa Al Ramadani, terjadi di Kelurahan Kendari Caddi, Kecamatan Kendari, Sulawesi Tenggara. Dalam video yang beredar terlihat ibu korban menangis di atas motor saat hendak menuju Polsek Kendari, melaporkan kejadian tersebut.

Dilansir dari Okenews (5/1/2023, berdasarkan keterangan ayah korban, Muh. Ali Almaidi (53), peristiwa tersebut terjadi begitu cepat, saat dirinya menggendong sang bayi dengan menggunakan kain sarung. Tiba-tiba datang seorang pria membawa senjata tajam jenis parang.
Pria tersebut langsung merampas bayi yang tengah digendong, bahkan pelaku sempat melukai tangan kiri sang ayah dengan menggunakan parang karena mencoba melawan.

Kejahatan saat ini terus bermunculan, hal ini tentu akan membuat resah masyarakat, kondisi ini tentu sangat menyedihkan. Anak adalah dambaan hati, mutiara hati bagi setiap orang tua. Sebenarnya berita peristiwa tentang penculikan anak sudah sering terdengar, siapa pun orangnya pasti akan terenyuh hatinya dan bertanya mengapa sampai kejadiannya dapat  terus berulang.

Menurut dari data KPAI, motif yang paling sering dilakukan penculik salah satunya, motif coba-coba dan terjadi secara insidental. Kemudian, motif perdagangan manusia (anak) merupakan sesuatu yang sudah  berjejaring. Seseorang menculik anak untuk dijual melalui jaringan sudah rapi dan sistematis. 

Namun  yang pasti apapun motif di balik penculikan anak, kejahatan tersebut sangat mengerikan tanpa iman dan ketakwaan hati dan pikiran manusia dapat berubah menjadi serigala bahkan lebih buruk dari binatang. Modus para penjahat atau pebisnis anak mencari cara mudah, tidak manusiawi, dan sangat sadis dengan menjadikan anak sebagai obyek komoditinya. Sebagian organ tubuh anak diambil atau dimanfatkan untuk dijual pada seseorang, sekelompok orang, atau korporasi gelap yang memesannya. 

Gambaran tersebut menunjukkan bahwa, para pebisnis kriminalitas dengan mengorbankan anak dapat digolongkan sebagai kumpulan manusia-manusia yang sudah mati mata hatinya. Sehingga tak bisa lagi melihat dan merasakan jerit tangis kesusahan keluarga dan anak yang menjadi korban. 

Orang tua harus lebih waspada untuk menjaga anak putra dan putrinya, karena memang kondisi saat ini sangat memprihatinkan, berpeluang besar untuk orang melakukan tindak kejahatan. Betapa tidak  sebenarnya penculikan ini bisa terjadi disebabkan karena banyak faktor antara lain, faktor ekonomi yang sangat mendesak sehingga menjadikan seseorang berbuat nekat untuk melanggar hukum. Kemudian tingkat kemiskinan yang meluap di negeri ini, membuat masyarakat jauh dari kesejahteraan. Kebutuhan rakyat sulit dijangkau baik kebutuhan ekonomi, kesehatan, pendidikan dll. 

Ini semua terjadi karena tatanan kehidupan yang buruk. Sama halnya ketika individu tidak mengenal dan tidak membentengi atau menata kehidupannya dengan keimanan dan ketakwaan, melanggar atau bahkan tidak menjalankan aturan agama dalam kehidupannya. Maka individu tersebut memungkinkan menjadi seseorang yang liar bak binatang buas. karena hanya mengandalkan hawa nafsunya saja. Begitu pula dalam kehidupan keluarga, masyarakat, dan negara. 

Penculikan anak dan maraknya kejahatan- kejahatan lainnya itu semua menunjukkan bahwa masyarakat saat ini telah menjadi masyarakat yang liar. Gemar melakukan tindakan-tindakan di luar dari tuntunan agama. Jelas hal ini akan terus terjadi sebab sampai saat ini kita masih berada dalam tatanan hidup sistem kapitalis sekuler demokrasi. Sistem hidup yang telah memisahkan peran agama dalam kehidupan.

Sistem hidup saat ini tak mampu memberikan hukuman jera kepada pelaku kejahatan. Beragam kejahatan terus bermunculan. Ditambah sistem kapitalis sekuler hari ini mereka tidak hadir untuk menjamin kehidupan setiap warganya. Berbeda dengan sistem Islam yang memiliki seperangkat aturan yang sempurna. Sehingga mampu memberikan keamanan dan kesejahteraan bagi setiap warganya.

Tak dapat dimungkiri bahwa kejahatan sering terjadi karena alasan ekonomi walaupun sebenarnya persoalan pertama  adalah kurangnya keimanan dan ketakwaan dalam diri seseorang. Dalam sistem Islam keimanan atau aqidah seseorang akan senantiasa dilindungi  Islam akan menutup pintu yang dapat menggoyahkan keimanan dan ketakwaan. 

Qanaah, keikhlasan, kesabaran, dan rasa syukur akan selalu menjadi kekuatan dalam beribadah. Dalam hal ini amal ma'ruf akan selalu digaungkan baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan negara. Termasuk  menjamin kebutuhan setiap rakyatnya terpenuhi. Baik itu sandang, pangan, papan, kesehatan maupun pendidikan. Bagi mereka yang tidak memiliki pekerjaan, Islam akan membuka lapangan pekerjaan sehingga mereka akan menerima pendapatan yang cukup.

Sedangkan bagi orang-orang yang tidak bisa bekerja, mereka berada dalam tanggungan keluarga. Apabila keluarga tidak mampu, maka negara yang akan menanggungnya. Semua biaya yang dikeluarkan negara akan diambil dari Baitul Mal. Badan keuangan Islam ini akan memperoleh harta dari pengelolaan sumber daya alam (SDA), jizyah, kharaj, fa'i, ganimah, harta tidak bertuan, harta dari perilaku curang, dan sebagainya. Seluruh pendapatan tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Dengan begitu, tidak ada lagi alasan melakukan kejahatan.

Dalam sistem Islam  akan menerapkan sanksi takzir kepada pelaku kejahatan (penculikan anak).Sistem uqubat yang ditetapkan akan membawa efek khas yaitu, sebagai jawabir atau penebus dosa pelaku, kelak di akhirat dan efek zawajir atau pencegah agar masyarakat tidak melakukan perbuatan yang sama.  Penerapan seluruh aturan Islam tidak bisa dilakukan dalam sistem saat ini karena cara pandang (landasan) berdirinya aturan sudah berbeda. Aturan Islam hanya dapat diterapkan oleh sistem pemerintahan Islam.

Banyaknya kasus kekerasan saat ini harusnya membuka mata hati kita bahwa sistem sekarang tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan terkesan dibiarkan saja. Kasus kekerasan bukannya tambah sedikit, tetapi tambah banyak. Dengan demikian, jalan satu-satunya untuk memutus rantai kekerasan/ kejahatan, dan semisalnya hanya dengan menerapkan Islam secara sempurna dalam seluruh sendi kehidupan.

Allah Swt. berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (TQS. Al-Baqarah [2]: 208). 

Wallahu a'lam bishawab 

Post a Comment

Previous Post Next Post