(Pemerhati Remaja, Aktivis Muslimah Kepri)
Di zaman digital seperti sekarang ini popularitas menjadi suatu hal yang utama yang ingin diraih. Tiada moment indah yang dilewatkan tanpa mengunggahnya di sosial media. Apalagi ketika folower yang mengikuti akun sosial media tersebut telah mencapai jutaan. Seperti akun yang dimiliki oleh para selebritis, influencer, selebgram dan youtuber. Tentu mereka tidak ingin melewatkan moment bahagia mereka begitu saja. Terlebih, zaman sekarang popularitas dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Baru-baru ini seorang selebgram tanah air tengah membagikan moment liburan mereka bersama keluarga di media sosial. Anehnya, alih-alih mendapatkan apresiasi, unggahan tersebut justru dapat teguran dari warganet. Tidak sedikit warganet yang menyayangkan ketika selebgram tersebut bersama suaminya mengajak anaknya yang masih berusia 5 bulan naik jetsky di medan yang terjal. Meskipun kondisinya bayi tersebut dalam dekapan sang ayah, namun itu tetap saja membahayakan keselamatan. Apalagi si bayi tidak menggunakan pengaman seperti pelampung.(pikiranrakyat.com,10/1/2023).
Miris! Demi popularitas banyak membuat orang abai terhadap keselamatan dirinya, keluarganya dan orang lain. Bahkan rela mengorbankan keselamatan anaknya yang masih bayi. Penerapan sistem kapitalis sekuler telah melahirkan para ibu yang tidak memahami peran utamanya sebagai pengasuh, pendidik dan pelindung bagi anak-anaknya. Mereka dilenakan dengan dorongan eksistensi diri dan pencapaian materi semata. Padahal seorang publik figur berpeluang besar memberikan inspirasi positif kepada masyarakat. Mereka seharusnya jadi figur yang mengedukasi, bukan mengeksploitasi.
Sayangnya, penerapan sistem kapitalis sekuler yang tidak mengizinkan agama mengatur kehidupan selain shalat, zakat, puasa, haji, menghalangi semua itu. Kehidupan sekuler justru mendorong semua orang berperilaku bebas. Bebas melenggang dan melakukan apa saja yang membuat mereka bahagia, tanpa memperhatikan apakah hal tersebut baik atau buruk, halal atau haram. Padahal Islam mengatur kehidupan ini dalam segala hal, termasuk dunia digital yang berhasil merajai kehidupan zaman now.
Dalam Islam anak merupakan anugerah dan amanah terindah dari Allah. Kelak kita sebagai orang tua akan mempertanggungjawabkan amanah itu di hadapan Allah. Orangtua wajib menjaga keselamatan anaknya sejak dalam kandungan sampai melahirkan, hingga mereka dewasa. Karena anak adalah aset sebuah peradaban gemilang. Di sini, orangtua terlebih ibu, berperan besar dalam menjaga dan mendidik anaknya agar lahir menjadi generasi rabanni yang dirindukan surga.
Tak hanya itu, dalam Islam negara akan membekali dan mengedukasi para orangtua melalui sistem pendidikan yang berbasis akidah Islam. Sistem pendidikan yang akan membuat semua orang tua memahami bahwa tujuan hidup yang sebenarnya adalah mendapatkan rida Allah. Bukan pencapaian materi yang berlimpah, dan juga bukan tingginya popularitas.
Baik popularitas maupun materi, semua itu hanya kebahagiaan semu yang berdimensi pada dunia saja. Jika ingin meraih rida dan keberkahan dari Allah, maka kita harus hidup dalam penerapan Islam secara kafah. Agar kita terhindar dari gaya hidup bebas yang rusak dan merusak. Wallahu a'lam bisshowab.
Post a Comment