Oleh: Erni (Aktivis Muslimah)
Perubahan masyarakat tidak lepas dari peran pemudanya, termasuk dalam hal kemajuan teknologi. Pemuda yang berkualitas merupakan tulang punggung peradaban, karena pemuda adalah harta berharga umat dengan potensi yang sangat besar. Namun kini para pemuda telah terjerumus pada arus rusaknya pemikiran dan perasaan karena sistem sekuler kapitalisme. Pemuda semakin jauh pada nilai dan tuntunan syari'ah. Untuk itu butuh upaya menyelamatkan generasi dan merebut kembali peran pemuda sebagai mutiara umat dan calon pemimpin perubahan.
Jiwa rapuh bahkan brutal sudah menjadi tabiat di kalangan pemuda. Seperti baru-baru ini sebanyak 12 gangster menyerang sebuah warung di Bilangan Keputih, Surabaya, terkait atas tuduhan curas (pencurian dengan kekerasan),(2/12/2022)
Kapolsek sukolilo kompol M sholeh mengatakan 12 gangster yang ditangkap itu merupakan anggota perguruan silat. Pelaku kerusuhan mulai berumur 15 tahun hingga 26 tahun mereka tercatat sebagai warga Surabaya, Gresik, Sidoarjo dan lamongan (7/12/2022).
Realitanya, gaya hidup materialis, hedonis, bahkan apatis sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan para pemuda. Ironisnya, sistem sekuler kapitalis dengan lancar membajak potensi pemuda yang akhirnya menjadikan pemuda kehilangan jati dirinya sebagai seorang muslim, hingga para pemuda rentan menjadi pelaku kriminalitas, gangguan mental bahkan membahayakan negeri.
Sudah saatnya peran pemuda harus kembali bangkit, karena perubahan hakiki terletak pada pundak mereka. Selamatkanlah negeri ini dan kembalilah kepada aturan Allah subhanahu wa Ta’ala, sebab hanya sistem Islam lah yang mampu mengembalikan peran pemuda yang dengannya peradaban islam akan segera tegak. Wallahu'alam bi shawab.
Post a Comment