Harmoni ala Moderasi Beragama Bagai Racun Tak Berwarna


Oleh : Milda, S.Pd
(Aktivis Muslimah)

Himpunan Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam menyelenggarakan Moderasi Beragama Tour dengan tema “Menyemai Harmoni dalam Moderasi Beragama”. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu (3/12) dan Minggu (11/12) dengan mendatangi tujuh tempat peribadatan yaitu Kelenteng Thein Ie Kong, Geraja Batak Karo Protestan, Geraja Katedral Santa Maria Penolong Abadi, Pura Jagat Hita Karana, Mahavihara Sejahtera Maitreya, Vihara Muladharma, dan Yayasan Al-Qoim Samarinda (uinsi.ac.id/2022/12/13).

Penguatan moderasi beragama terhadap para pemuda khususnya di lembaga pendidikan tak ubahnya menjadi agenda besar pemerintah untuk benar-benar menjadikan pemuda sebagai agen perubahan versi Islam moderat. Jika diamati sama seperti moderasi beragama versi barat yaitu Road Map for Moderate Network Building in the Muslim Word. Dengan pengajaran tentang seorang muslim moderat harus menerima segala ide-ide yang diusung oleh barat seperti mendukung kesetaraan gender, HAM, menyakini fluralisme (semua agama sama/benar), memperjuangkan demokrasi, nasionalisme, liberalisme serta memutuskan segala perkara lewat hukum nonIslam. 

Harmoni ala moderasi beragama ini bagai racun tak berwarna, membunuh karakter pemuda muslim sejati, karena ketika semua karakteristik itu melekat akan sulit menerima Islam sebagai ajaran-Nya dan lebih memilih hukum demokrasi agar menjadi pembela pemikiran barat yang kufur. Selain itu pemuda pun sulit menyadari bahwa sistem Islam bertentangan dengan demokrasi. Alih-alih berislam kaffah aturan wajib seperti menutup aurat bagi wanita muslimah saja abai, apalagi berislam kaffah.

Moderasi beragama dengan ide leberalisme menjadikan kehidupan pemuda melepaskan segala keterikatan dengan syariat bahkan yang lebih mirisnya lagi tren nikah beda agama menjadi hal yang biasa di kalangan umat. Dengan moderasi beragama pemuda muslim akan digiring untuk terbuka menerima segala bentuk ajaran lain serta keberagaman yang tidak dibenarkan oleh syariat seperti antar agama yang sama-sama menerima kebenaran semua agama, terlebih mencampuradukkan yang haq dan bathil, selain itu pemuda juga akan dipaksa untuk menghargai kearifan lokal dengan dalih menghargai leluhur yang notabene mengundang kesyirikan, tanpa disadari oleh para pemuda. 

Selain itu, ide moderasi juga digunakan untuk menghadang kebangkitan Islam kaffah, sehingga mereka terus berupaya untuk mempertahankan sistem kapitalisme yang barat sebarkan di negeri-negeri muslim, melalui negara adidaya yakni Amerika Serikat. Selain merusak aqidah juga mengeksploitasi kekayaan alam di negeri-negeri muslim.

Melihat perkembangan zaman dengan informasi yang semakin cepat saat ini, sulit untuk memberikan gambaran terhadap serangan-serangan dari barat yang sejatinya ingin memalingkan wajah-wajah umat untuk menghadang kebangkitan Islam. Barat berupaya terus membaca pikiran umat muslim. Barat menganggap tidak mudah melawan dengan perang fisik tetapi lebih mudah melalui perang pemikiran, yakni meracuni pikiran umat dengan berbagai serangan terhadap Islam. Melalui berbagai cara dengan serangan pemikiran ala feminisme, Islam tradisional, Islam moderat, Islam liberal dan lain sebagainya. Bertujuan hanya untuk melanggengkan kekuasaanya sebagai negara adidaya dan memberikan stigma buruk Islam dari benak umat sendiri.

Umat semestinya menyadari bahwa sistem sekuler ini, tidak akan pernah seiring sejalan. Bahkan jauh dari hakikat untuk apa manusia diciptakan.  Fitrah manusia menuntut diberlakukan syariat. Agar tidak seperti sistem ini yang hanya mencari kebahagiaan dunia tanpa mengenal baik-buruknya tindakan maupun halal-haramnya hasil yang diperoleh, yang terpenting materi semata. Hukum-hukum Allah SWT tidak dipakai atau tidak berlaku dalam sistem bathil ini. Tak ayal banyak masalah silih berganti, dan penguasa kepayahan dalam memberikan solusi terhadap masalah yang di hadapi. Walau masalah tidak kunjung usai, penguasa tetap dengan pendiriannya sebagai pengekor dari para diktator barat kafir.

Islam agama yang sempurna mengatur segala aspek kehidupan, termasuk menjaga akidah dari ide moderasi beragama yang terjadi khususnya di lembaga pendidikan. Kesalahan demi kesalahan ini harus segera diperbaiki agar mampu mengembalikan kejayaan umat sebagai umat terbaik, dengan menyebarkan dakwah Islam dalam lini kehidupan. 

Sebagaimana firman Allah Subhana Hu Wata'ala : 
 Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (QS. Ali 'Imran Ayat 110).

Wallahu Alam Bishowab.

Post a Comment

Previous Post Next Post