Oleh: Watik Handayani S. Pd
Aktivis Muslimah
Ideologi kapitalisme global terlihat sangat ambisius membidik pemuda di seluruh dunia termasuk para pemuda Muslim untuk bergerak mengikuti ideologi mereka. Diorganisir oleh International Global Network ,yaitu sebuah lembaga yang berfokus pada pengembangan diri pemuda dengan salah satu programnya menjaring potensi pemuda lewat berbagai konferensi internasional.
Salah satu agenda yang sudah digelar yaitu Asia Youth International Model United Nations. Event tahunan tersebut sudah berjalan sejak 2017. Setidaknya, sampai 2020 tercatat ada 71.638 pendaftar dan memiliki 3.717 alumni dari 112 negara di dunia. Gelaran tersebut bertujuan agar pemuda di seluruh dunia dapat mengaktualisasikan dirinya, mempertajam pengetahuan tentang dunia internasional, meningkatkan kapasitasnya, serta menyuarakan pendapatnya untuk menciptakan solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan dunia dalam bingkai sekulerisme.
Yang menarik, ideologi kapitalisme sekuler telah menjebak para pemuda Muslim dengan ide nasionalisme dan nation state, namun mereka mengakui kebutuhan global networking (jejaring global) sangat dibutuhkan untuk mengoneksikan pemuda di seluruh dunia. Disekat-sekat oleh ide nation state, lalu disatukan dalam global networking, sungguh kontaproduktif dengan ideologi yang diemban.
Pemikiran seperti ini semestinya tidak memengaruhi pemuda Muslim bila mereka memilih Islam sebagai ideologi. Sudah semestinya pemuda Muslim sadar, yang dibutuhkan dunia adalah bersatunya umat Islam dalam kekuasaan politik, yang satu di seluruh dunia yakni Khilafah Islamiyah. Serta menciptakan solusi terbaik menyelesaikan masalah dunia.
Dengan memahami realitas eksistensi sistem kapitalisme yang disetir oleh korporasi-korporasi kapitalisme global, maka mustahil perjuangan membangkitkan umat dilakukan dengan amal individu ataupun amal partai yang bersifat lokal/nasional. Konsep "Global thingking and local acting” paling tepat direalisasikan dalam bentuk keberadaan partai politik Islam ideologis yang berskala internasional yang bergerak di seluruh dunia. Global networking ala kapitalisme butuh dijawab dengan global networking model Islam.
Jika kita berkaca pada perjalanan dakwah Rosulullah SAW dan sahabatnya, secara gamblang menunjukkan pergerakan masif sebuah partai politik Islam dengan aktivitas bersifat pemikiran, politik dan tanpa kekerasan. Berdakwah dengan mnjelaskan hakikat kebenaran Islam dan rusaknya kekufuran jahiliyah. Para pemuda cerdas terus merapat mendekati Hizb Rasulullah, meleburkan diri dalam perjuangan bersama beliau, menampilkan identitas politk Islam tanpa keraguan sedikit pun. Hizb Rasul tidak berhenti di Kota Makkah saja, bahkan jejaring politik pun menerobos sampai ke Yatsrib.
Demikianlah kekuatan ideologi Islam dalam memengaruhi dan menggerakkan jiwa para pemuda Mukmin. Dan setelah kekuasaan Islam tegak di Madinah, Islam yang diemban sebuah negara menjelma menjadi kekuatan besar yang terus membesar, menampakkan kemuliaannya mencapai 2/3 wilayah dunia selama 13 abad lamanya.[]
Post a Comment