Maluku Utara adalah salah satu wilayah Indonesia yang kaya akan hasil bumi, tak hanya berupa rempah-rempah, tambang juga ikut nimbrung di wilayah tersebut, sehingga tak heran, banyak investor yang mengincar dan membangun industri di kawasan-kawasan yang berada di wilayah Maluku Utara. Dengan eksisnya industri pengolahan dan pertambangan tersebut, Presiden Jokowi pun menyampaikan terkait pertumbuhan ekonomi Maluku Utara di dalam pertemuan tahunan bank indonesia (BI) 2022 di jakarta Convention Center (JCC), jakarta, pada Rabu (30/11/2022), bahwa ekonomi Maluku Utara meningkat sebesar 27%, dan capaian ekonomi ini menjadi yang tertinggi di dunia.
Salah satu kawasan Maluku Utara yang kini menjadi primadona tambang nikel adalah kawasan Desa Lelief, Kabupaten halmahera Tengah. Perputaran uang di kawasan ini sebesar Rp 50 triliun dalam tiga tahun terakhir. Hal ini disampaikan oleh seorang pengusaha sekaligus Youtuber kondang, dalam youtubnya Mardigu Wowiek Prasantyo. Akan tetapi menurutnya, perputaraan uang tersebut tidak memberikan perubahan signifikan untuk Desa Lelief. Ini berbeda 180 derajat dengan yang disampaikan Presiden Jokowi. Karena kondisi rakyat semakin memprihatinkan, dan kerusakan lingkungan di mana-mana. Mardigu tak melihat adanya berkah dari tumbuhnya industri nikel untuk warga Desa lelief, maluku Utara. Kehidupan rakyatnya tetap saja bergelimang kemiskinan. Sementara kekayaan alam ditambang secara serampangan, uangnya mengalir ke China.
Jumlah warga malut yang kurang gizi pun cukup besar. Ekonom Pergerakan kedaulatan (PKR), gede Sandra menyebutkan, berdasarkan data Badan pusat Statistik (BPS) tahun 2021, menyatakan, sebanyak 70% warga Malut tidak dapat mengakses makan bergizi. Tentu saja, kemiskinan membuat mereka tak mampu membeli makanan bergizi. (inilah.com)
Di lain sisi, kondisi itu juga belum memberikan dampak signifikan bagi sektor lainnya, terutama pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan. Sektor yang menjadi mata pencahrian mayoritas masyarakat Malut itu justru semakin tergerus. Hal ini dapat dilihat dari tren penurunan nilai tukar petani (NTP) yang terjadi dalam kurun waktu dua bulan terakhir yakni Oktober dan November.
Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) Malut, pada Oktober 2022, NTP Malut turun 0,67 persen dari bulan September menjadi 106,20. Sementara NTP September 106,92. Penurunan lebih besar terjadi pada November, dimana NTP turun sebesar 1,46 persen sehingga menjadi 104,66. Penurunan ini pun ikut mempengaruhi indeks Konsumsi Rumah Tangga petani (IKRT) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP). (halmaheratengah.com)
Beginilah, ternyata dibalik tertingginya ekonomi Maluku Utara di dunia,terdapat rakyatnya yang belum sejahtera, bahkan kondisinya memprihatinkan. Ini merupakan hal yang wajar ditemui selama pengelolaan SDA masih berdasarkan sistem kapitalisme liberalisme. Sebab sistem ini datang dan di atur oleh makhluk dari Sang pencipta, yaitu manusia yang sudah pasti lemah, terbatas akalnya, dan saling bergantung. Sehingga semakin jelas akan kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme liberalisme.
Harusnya sistem yang dipakai oleh manusia saat ini adalah sistem yang berasal dari Rabb semesta alam, sebagai Sang Pencipta sekaligus Sang Pengatur, yang Maha Mengetahui mana yang terbaik buat hamba-hambanya atau makhluknya. Dan sistem ini tidak lain adalah sistem Islam. Didalamnya terdapat pengaturan yang lengkap atas semua lini kehidupan, termasuk dalam hal ekonomi (pengelolaan SDA).
Islam memandang bahwa pengelolaan SDA seperti tambang haram di berikan ke Swasta, kelompok tertentu, atau individu. Sebab tambang merupakan SDA yang masuk kepada pemilikan umum. Dan kepemilikan umum ini harus dikelola oleh negara dan hasilnya dikembalikan ke rakyat.
Namun sistem ekonomi Islam hanya bisa diterapkan oleh negara dalam bingkai khilafah islamiyyah. Jika sistem islam sudah diterapkan, maka dijamin, rakyat muslim maupun non muslim yang tunduk di bawah negara Islam akan mendapatkan kesejahteraan. Sebab, sistem islam jelas membawa rahmat bagi semesta alam.
Oleh karena itu, sistem kapitalisme liberalisme harus di campakkan, karena sudah jelas terbukti tidak akan mampu membawa kesejahteraan bagi rakyat. Hanya sistem islamlah yang patut kita terapkan, bukan sistem selain islam. Wallahu a’laam bishshowab.
Post a Comment