DEMI KONTEN EKSPLOITASI ANAK ?


Oleh: Santi Villoresi

Liputan6.com, Jakarta Panen kritikan  untuk pasangan Youtubers Ria Ricis dan suaminya Teuku Ryan belum berhenti. Pasalnya, pasangan satu ini mengajak bayinya Moana yang berusia 5 bulan untuk naik jetski dengan sedikit mengebut ke tengah laut.

Dalam video yang diunggah oleh Ria Ricis dalam akun Instagram pribadinya, Moana hanya digendong oleh Teuku Ryan yang mengendarai jetski. Ria Ricis dan Teuku Ryan sama-sama terlihat menggunakan pelampung, sedangkan tidak untuk bayi yang usianya belum genap satu tahun tersebut.

"Kita di jetski guys," kata Ria Ricis sambil berteriak dan merekam momen di tengah laut.

Tak berhenti di sana, Ria Ricis dan Teuku Ryan juga mengajak Moana bermain ATV (all-terrain vehicle) dengan menggunakan gendongan. Moana yang terlihat mengantuk di gendongan Ria Ricis pun bahkan sampai tertidur di ATV.

Kedua video tersebut banjir kritikan warganet. Hingga tulisan ini dipublikasikan, sudah lebih dari 17 ribu komentar bertengger dalam video naik jetski dengan bayi yang diunggah Ria Ricis.

Begitupun dengan video saat keluarga ini main ATV, hampir lima ribu komentar masih mengkritik Ria Ricis dan Teuku Ryan.

Banyak yang berpendapat bahwa apa yang dilakukan Ria Ricis dan Teuku Ryan sangat berbahaya untuk anak usia 5 bulan. Apalagi bayi seusia Moana belum mengerti dengan permainan yang diajak oleh kedua orangtuanya itu.

Belum lagi, kecepatan yang diciptakan dari sebuah jetski sangat mungkin menciptakan ketakutan pada penumpangnya. Serta, disarankan untuk tetap memperhatikan kapasitas tempat duduk pada jetski yang digunakan.

Begitupun dengan ATV yang punya risiko bahaya tak kalah dengan jetski. Menurut panduan American Academy of Pediatrics (AAP), anak dibawa usia 6 tahun tidak diperbolehkan untuk mengendarai ATV.

Serta, anak dibawah usia 6 tahun juga tidak diperbolehkan menjadi penumpang ATV. Hal ini lantaran fisik, mental, dan kemampuan anak pada usia dibawah 6 tahun belum mumpuni untuk berada di atas ATV.

Sejak 1985 hingga 2015, kecelakaan saat bermain ATV sudah menewaskan lebih dari tiga ribu anak berusia dibawah 16 tahun. Hampir 1 juta lainnya dibawa ke unit gawat darurat karena kecelakaan ATV.

Jenis cedera dari ATV yang paling umum ditemukan adalah benjolan, memar, luka, dislokasi, dan patah tulang. Cedera serius lainnya seperti gegar otak dan cedera kepala pun terjadi.

Tak bisa di pungkiri bahwa saat ini popularitas telah menjadi salah satu tujuan yang ingin diraih dalam kehidupan sekarang. Mirisnya popularitas membuat seseorang abai akan hal-hal yang harus dijaga, bahkan keselamatan anaknya sendiri yang masih bayi.

Dorongan eksistensi diri bisa menjadi hal yang membahayakan keselamatan. 
Demi konten ,anak menjadi tereksploitasi. Seharusnya orangtua peduli terhadap hal ini.

Namun, lagi-lagi tak bisa di pungkiri bahwa arus kehidupan kapitalisme sekuler menjadikan sumber pundi-pundi uang yang menggiurkan. Tak heran masyarakat sudah terpengaruh hidup hedonis dan materialisme beramai-ramai memilih atau bahkan beralih profesi menjadi konten kreator Youtuber.

Penerapan sistem kapitalisme dalam segala aspek kehidupan termasuk dalam pendidikan menjadikan peran ibu tidak memahami sebagai pengasuh, pelindung dan pendidik anak-anaknya.

Berbeda dengan Islam, agama yang sempurna telah memposisikan anak sebagai amanah dari Allah SWT yang harus di pertanggung jawabkan oleh orang tua. Di samping itu anak adalah aset generasi mendatang yang memegang estafet perjuangan kedua orang tuanya. Orang tua di beri amanah oleh Allah SWT dengan kehadiran anak bukan hanya untuk kehidupan di dunia semata melainkan untuk kehidupan akhirat.

Dalam Islam orang tua wajib menjaga tumbuh kembang anak  dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Karena itulah Islam memberikan tuntunan bagaimana seorang ibu menjalankan kehidupan termasuk menjaga anak.
Islam juga mewajibkan negara untuk menjadi pelindung setiap rakyatnya termasuk anak-anak.

Orang tua wajib mempersiapkan diri untuk menjaga keselamatan anak sejak dalam kandungan hingga di lahirkan kemudian berlanjut sampai anak dewasa dan membangun keluarga sendiri.

Melalui sistem pendidikan yang berbasis aqidah Islam orang tua di bekali oleh negara untuk memahami kewajiban orang tua ketika memiliki anak.

Sistem pendidikan membentuk orang tua memahami bahwa tujuan tertinggi mereka adalah meraih ridho Allah SWT. Bukan mendapatkan materi atau harta sebanyak banyaknya hingga melalaikan halal dan haram.

Anak adalah aset berharga,di tangan merekalah masa depan umat . Oleh karena itu merupakan suatu keharusan orang tua memperhatikan pengasuhan dan pendidikan yang baik untuk anak. Agar terwujud generasi masa depan yang berkualitas.

Salah satu hak yang harus di penuhi orang tua dan negara atas anak adalah mendapatkan perlindungan dan keamanan.
Perlindungan dan keamanan yang di maksud adalah perlindungan dari berbagai macam ancaman, kekerasan fisik maupun non fisik. Artinya orang tua di larang melakukan exploitasi pada anak dalam bentuk hal apapun. 

Negara akan hadir memberikan sanksi jika terjadi exploitasi pada anak meski orang tua nya sendiri. Seluruh aturan yang menjamin hak atas anak akan terwujud yang di berkahi oleh Allah SWT yakni sistem Islam kaffah ala manhaj nubuwah.

Wallahu alam bisshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post