TUMBALKAN KA Argo Parahyangan DEMI KCJB


Oleh : Nurzyanti Jani 
Aktivis Dakwah, Mahasiswi Unismuh Makassar

Jakarta, CNN Indonesia - KA Argo Parahyangan diisukan bakal ditutup saat Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) mulai beroperasi Juni 2023. Kendati, PT KAI (Persero) menyatakan kereta tersebut hingga kini masih terus beroperasi. VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan pihak KAI masih dalam tahap koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan soal wacana keputusan berani tersebut.  Isu penutupan KA Argo Parahyangan setelah hadirnya KCJB sudah berembus sejak awal bulan  November. Meskipun saat ini KA Argo Parahyangan masih tetap akan beroperasi seperti biasa, namun isu hadirnya KCJB terus beredar. 

Di lain sisi, KCJB ditargetkan beroperasi mulai pertengahan atau bulan juni 2023 mendatang. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan progres fisik KCJB sudah mencapai 81,66 persen. Namun tetap saja belum mencapai 100 persen keputusan  secara sembarangan tanpa memikirkan bagaimana kedepannya merupakan keputusan yang salah. Seharusnya jika memang menginginkan KCJB segera beroperasi harusnya disempurnakan terlebih dahulu. 

Dilansir juga pada CNN Indonesia bahwa KCJB mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar US$1,4 miliar. Cost overrun tersebut dipenuhi melalui skema 25 persen ekuitas dan 75 persen pinjaman. Ini sama saja kita bunuh diri. Sudahlah tidak menyediakan hal yang dibutuhkan rakyat dan malah membuat masalah baru dengan menambah pinjaman ke asing hanya untuk sesuatu yang tidak jelas. Jika dipikirkan kembali, mengadakan transportasi yang elit seperti ini bukanlah untuk kepentingan rakyat dan secara  keseluruhan rakyat tidak begitu membutuhkan hal tersebut. Seandainya saja kemarin biaya 25 persen digunakan untuk perbaikan KA Argo Parahyangan sehingga lebih bagus kembali. Keseluruhan rakyat pun bisa menggunakannya dikarenakan harganya yang cukup bersahabat dengan rakyat dari berbagai kalangan. 

KCJB juga ternyata menargetkan penumpang kendaraan pribadi yang rutin menggunakan jalan tol. Padahal kendaraan yang digunakan masyarakat yang sering melewati jalan tol tersebut sudah jelas. Bagaimana dengan masyarakat yang tidak memiliki kendaraan lalu mereka hanya berharap bisa menggunakan KA Argo Parahyangan. Jika mereka harus beralih juga ke KCJB yang cukup memakan biaya tentu bisa kita simpulkan tidak semua rakyat bisa menggunakan KCJB ini. 

KA Argo Parahyangan harusnya tetap eksis karena ada orang-orang yang memang daya belinya tidak bisa menggapai harga tiket kereta cepat. Tiket kereta cepat dibanderol Rp125 ribu-Rp250 ribu untuk tiga tahun pertama beroperasi. Setelah itu, harga tiket KCJB akan naik ke Rp150 ribu hingga Rp350 ribu. Sedangkan harga tiket KA Argo Parahyangan dibanderol di kisaran Rp100 ribu-Rp150 ribu. Jika diperhatikan dari biayannya jelas KCJB harusnya lebih mahal dari KA Aryo Parahyangan karena pastilah fasilitas yang disiapkan kecepatan yang dihasilkan kereta tersebut dimenangi oleh KCJB. 

Namun Djoko menegaskan Pemkab Karawang, Pemkab Bandung, dan Pemkot Bandung harus menyiapkan fasilitas angkutan umum dari kawasan perumahan dan pemukiman menuju stasiun. Aksesibilitas dan kelanjutan perjalanan hingga mendekati perumahan dan pemukiman akan menjadi kunci keberhasilan penumpang kereta cepat. Dengan begitu biaya yang dikeluarkan rakyat akan bertambah. Djoko menekankan kereta cepat tidak akan menarik jika tak dibarengi dengan angkutan lanjutan yang memudahkan penumpang.

"KA Argo Parahyangan itu pendapatannya masuk ke PT Kereta Api Indonesia, kalau kereta cepat ini ke konsorsium BUMN. Penghasilan PT KAI dibagi nanti, berapa persen ke PT Jasa Marga, ke PT Wijaya Karya, dan PT PTPN VIII. Saya kira gak usah ditutup, terlalu cepat memutuskan itu," tegas Djoko.

Yang dikatakan Djoko ada benarnya namun tidak sepenuhnya benar. KA Argo tidak seharusnya ditutup. Pemerintah mengambil jalan yang salah jika memngambil keputusan tersebut. Rakyat bisa menilai bahwa pemerintah hanya akan berpihak pada para pemilik modal bukan rakyatnya. Melihat hasil keuntungan antara KA Argo Parahyangan dan KCJB yang berbeda jalur. KCJB yang mendapatkan untung bukanlah kereta api Indonesia negarakita, namun malah perusahaan swasta. Lagi lagi swasta yang diuntungkan. 

Inilah gambaran sistem sekarang. Sistem kapitalisme adalah sistem, dimana yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Matilah kita rakyat biasa yang hanya bisa menggunakan segala sesuatu sesuai keuangan. Namun jika sudah semakin banyak yang harus dikeluarkan hanya akan membuat penderitaan yang berkepanjangan. Pemerintah yang menjadikan pihak asing sebagai kawan dan rakyat siap siap jadi korbannya. 

Bukan hal yang baru lagi, pemerintah selalu membuat inovasi baru yang jauh dari kebutuhan ralkyat yang sbenarnya. Ini jelas berbeda dengan Negara yang menerapkan Islam secara Kaffah. Zaman Kekhilafahan dahulu, rakyat sangat diutamakan. Pembangunan yang dilakukan adalah semua yang dibutuhkan oleh rakyat, sehingga rakyat bisa merasakan merdeka dan hidup sejahtera. Hal tersebut tidak akan kita rasakan di zaman sekarang karena system yang digunakan bukan berasal dari sang pencipta. 

Menegakkan kembali islam, daulah khilafah Islamiyah kembali tegak dengan menerapkan system islam secara keseluruhan adalah solusi hakiki dari permasalahan umat sekarang ini. 

Wallahu ‘alam . . .

Post a Comment

Previous Post Next Post