Komunitas Muslimah Peduli Generasi
HIV/AIDS tidak hanya tumbuh subur di kota-kota besar, di kota kecil seperti Bondowoso pun kasus HIV/AIDS bagaikan jamur di musim hujan. Tercatat hingga akhir November 2022 kasus baru HIV/AIDS di Bondowoso sebanyak 92 kasus, 17 di antaranya meninggal dunia. (Radar Jember, 03/12/2022).
Penanganan serius perlu dilakukan oleh semua pihak, khususnya Pemkab Bondowoso. Karena semakin tahun jumlah kasus HIV/AIDS semakin meningkat. Bisa dilihat pada tahun 2021 jumlah kasus barunya ada 76, sedangkan jumlah kematian lebih besar, mencapai 36 orang. Jumlah kasus HIV/AIDS yang di temukan ini bisa saja lebih banyak di lapangan, sebab menurut Staf Bidang P2PL pada Dinkes Bondowoso Bisri Musthofa masih ada penderita HIV/AIDS yang menutup diri dan enggan untuk melakukan tes kesehatan.
Langkah-langkah yang telah di tempuh pihak Dinkes Bondowoso untuk mengantisipasi perkembangan kasus HIV/AIDS salah satunya melakukan sosialisasi terutama pada para pemuda dan kalangan pelajar. Sebab, para penderita kasus HIV/AIDS tersebut didominasi oleh generasi di usia produktif. Juga menghimbau masyarakat Bondowoso yang mengidap HIV/AIDS agar lebih terbuka kepada pihak kesehatan agar pengendaliannya lebih mudah.
Ini adalah kenyataan buruk yang harus kita hadapi. Generasi muda yang seharusnya menjadi pengisi perubahan peradaban ke arah yang lebih baik dan bermartabat, malah terjerumus pada lembah nista. HIV/AIDS adalah sedikit dari penyakit yang sedang menjangkiti generasi muda kita. Kalau dulu penyebaran HIV/AIDS di kalangan pemuda akibat dari pemakaian jarum suntik secara bergantian, tetapi sekarang cenderung akibat hubungan seksual.
Infeksi baru HIV/AIDS terus meningkat, ini disebabkan karena meningkatnya perilaku menyimpang seperti LGBT, pergaulan dan seks bebas yang jadi budaya dan di anggap biasa di kalangan masyarakat. Akibatnya perempuan dan anak pun juga banyak yang tertular. Fenomena ini merupakan buah dari kebebasan berperilaku yang di jamin di dalam sistem sekulerisme. Dengan mengabaikan peraturan Allah dan atas dasar hak asasi manusia mereka merasa bebas memilih orientasi seksualnya.
Aksi merekapun mendapat dukungan dari lembaga-lembaga global dunia dengan memberi ruang melalui kampanye Hak dan Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR), berhembuslah seruan kebebasan seksual, yang menjamin seseorang kapan dan dengan siapa melakukan aktivitas seksual, meski tanpa terikat pernikahan.
Berbagai program untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS telah dilakukan seperti yang konsep "ABCDE", yaitu Abstain (tidak melakukan hubungan seks beresiko), Be faithful (tidak berganti-ganti pasangan), Condom (apabila akan melakukan hubungan seks beresiko gunakan kondom), Drug (jauhi obat-obatan terlarang), Equipment (jangan menggunakan alat seperti jarum suntik, gunting kuku, dan lain sebagainya secara bergantian). Atau program pemberian obat ARV secara gratis guna menekan jumlah virus HIV yang ada pada tubuh penyitas sekaligus menjaga kekebalan tubuh, juga program test HIV/AIDS untuk pasang yang akan melaksanakan pernikahan. Kenyataannya program-program yang telah ada tidak mampu mengantisipasi dan menyelesaikan masalah, karena solusinya tidak menyentuh akar persoalan, apalagi legalisasi perilaku menyimpang justru diserukan.
Hanya penerapan syariat Islam, yang mengharamkan semua kemaksiatan mampu mencegah penularan infeksi HIV/AIDS. Jelas Islam memiliki aturan sempurna untuk mengatur perilaku manusia, termasuk dalam sistem pergaulan, mengharamkan seks bebas, juga seks sesama jenis, Islam menetapkan lembaga pernikahan yang dibangun antara laki-laki dan perempuan sebagai satu-satunya jalan untuk menyalurkan syahwatnya. Islam pun menetapkan standar baik dan buruk, juga mengatur perilaku terpuji dan tercela yang dengannya kemuliaan manusia dan peradaban akan terjaga.
Setiap pelanggaran aturan Allah, Islam akan memberikan sanksi tegas yang akan membuat pelaku kemaksiatan jera dan mencegah berulangnya perilaku buruk tersebut. Keimanan yang kuat akan membuat setiap individu melaksanakan ketaatan kepada aturan Allah.
Dengan penerapan Islam secara kaffah di segala lini kehidupan, infeksi HIV/AIDS akan dapat dicegah penularannya sehingga generasi akan hidup dalam kemuliaannya, menjadi calon generasi penerus masa depan peradaban Islam yang mulia. Wallahu a'lam bishawab.
Post a Comment