SEKULERISME MEMBAJAK POTENSI GENERASI MUDA


By : Zahrul Hayati 
Aktivis dakwah Prabumulih Sumsel 

Masa muda adalah masa yang penuh semangat, gairah, dan keakuan. Namun semua itu harus diarahkan pada motivasi untuk hidup yang lebih baik dan menjadikan diri mereka dalam kehidupan yang berakhlak mulia.  Itulah tugas kita bersama untuk mengarahkan dan menjadikan generasi muda kita sebagai generasi yang berakhlak baik dan bermoral.

Potret Buram Remaja Kita.

Negeri ini berlimpah penduduk usia muda produktif. Ada sekitar 60 juta  penduduk usia muda dengan rentang usia 15 - 34 tahun. Harusnya ini menjadi bonus demografi karena muncul generasi penerus berkualitas.  Sayangnya tidak pada hari ini,  banyak anak muda Indonesia justru hidup dalam kondisi yang tidak beruntung. Mereka terjerat kemiskinan, putus sekolah, terlibat narkoba, miras,  kriminalitas, hedonis dan tidak punya tujuan hidup.

Remaja banyak yang teracuni budaya hedonisme, memburu kesenangan fisik, hiburan, mencari materi dan popularitas. Meski datang dari kelas ekonomi marjinal, para remaja yang ingin tenar di media sosial, seperti para pemuda keluarga kaya yang biasa hidup dengan kemewahan.


Sekulerisme  Kapitalisme Biang Masalah.

Sejumlah besar remaja muslim dalam sistem sekuler tidak ubahnya pisau bermata dua. Jika salah arah, mereka akan menjadi generasi sampah yang sangat memperihatinkan.

Sekulerisme yang tumbuh  berkembang subur di negeri ini menjadi ancaman setiap saat bagi para remaja labil. Mereka makin sekuler, menjadi jauh, bahkan menjauhi tidak mengenal agamanya.
Agama hanya dijadikan identitas semata. Padahal, Islam adalah agama yang sempurna,  mengatur seluruh aspek kehidupan.

Maka buanglah jauh-jauh sekulerisme. Pahami, terapkan, dan dakwahkan Islam! Agar pemuda kembali memeluk agamanya yang selamatkan ia didunia dan akhirat.


Cara Negara Membangun Generasi Unggul.

Negara Islam mampu membangun generasi dengan berapa cara yang tidak terpisahkan, yakni menerapkan pendidikan Islam yang berbasis akidah untuk melahirkan generasi muslim yang berkepribadian Islam. Negara memastikan semua rakyatnya mendapatkan hak pendidikannya.

Negara juga menerapkan sistem ekonomi Islam yang akan memastikan kekayaan milik umum dikelola oleh negara untuk kemaslahatan umat, termasuk pendidikan. Juga membuka lapangan kerja sehingga kepala keluarga mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Pada saat itu, peran ibu pun fokus untuk mendidik generasinya.

Selanjutnya negara menerapkan kebijakan media. Negara mencegah tersebarnya informasi yang akan merusak generasi, seperti sekulerisme, kapitalisme, liberalisme, dan pemikiran yang akan melemahkan keyakinan.

Dengan demikian dibutuhkan upaya  serius mengembalikan potensi pemuda yang sebenarnya. Pemuda haruslah berdaya guna, mengerahkan segenap kemampuannya untuk mengemban dakwah Islam.

Barat tidak ingin generasi muslim paham hakikat kebangkitan Islam dan cara meraihnya karena itu bearti lonceng kematian bagi peradaban mereka. Akhirnya mereka berupaya membuat berbagai arus perusakan demi menjauhkan pemuda muslim dari agamanya yang hakiki.

Lihatlah bagaimana sejarah Islam membangun pemuda yang berkualitas iman dan ilmu pengetahuan. Hingga lahirlah salah satu sosok ternama, Muhammad Al-Fatih sebagai penakluk Konstantinopel di usia 21 tahun. Ada lagi Mush'ab bin Umair, seorang pemuda yang cerdas, menjadi duta dakwah pertama Rasulullah Saw. ke Madinah untuk menyelesaikan dakwah disana.

Semua itu tak lepas dari penanaman akidah Islam dalam jiwa pemuda. Iman kepada Allah SWT. yang menghantarkan mereka dalam melakukan perbuatan-perbuatan. Halal, haram menjadi ukuran. Mereka dibina sebagai pribadi yang tangguh dan takut melakukan segala bentuk  kemaksiatan.

-
Khatimah
-
Siapapun yang peduli dengan nasib umat dan negeri ini harus berpikir dan berusaha untuk menyelamatkan para pemuda dari cengkeraman kapitalis sekuler. Mereka adalah harapan umat pada masa depan.  Jika ingin melihat kondisi umat pada masa depan, tengok saja keadaan para pemudanya hari ini.

Para pemuda sejatinya agen perubahan generasi masa depan. Tidak ada perubahan tanpa dengannya islam.


Islamlah Solusi Kehidupan, Bukan Yang Lain.

Jika umat ingin kembali merasakan hidup bahagia, dan penuh berkah, satu-satunya cara adalah dengan mencampakkan  sistem sekuler kapitalis neoliberal yang jahiliah dan beralihlah menuju sistem Islam yang berasal dari wahyu Allah SWT. Jadi, bukan sekedar mengganti orang. Ini karena kerusakan bukan sekedar ada pada orang, melainkan ada pada asas sistem yang diterapkan.

Tidak ada kebangkitan, tanpa dengannya islam.
Lantas, tidakkah kita rindu dengan kehidupan yang menerapkan Islam  secara komprehensif?
Wallahu a'lam bis showaab.

Post a Comment

Previous Post Next Post